Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kedudukan Ilmu Psikologi Dalam Islam

Kedudukan Ilmu Psikologi Dalam Islam
Setelah meninjau berbagai teori psikologi yang telah kita terima dari Barat, tibalah masanya kita menanya diri sendin tentang apa yang patut kita buat tentang teori-teori itu. Sebelum menjawab pertanyaan ini perlu kita bawakan di sini sebuah cerita yang disebutkan oleh Badri (1979) tentang Prof. Muhd. Qutb, seorang pemikir Islam terkenal di Mesir, setelah beliau meny ampai- an ceramahnya di desak oleh seorang pendidik Saudi yang menyatakan bahwa kita orang Islam tidak memerlukan psikologi modern, sebab ilmu ini dengan segala cabang-cabangnya merupakan kumpulan teori dan amalan hasil dari peradaban asing yang kafir dari Barat. 

Baca juga: Aliran Dinamisme Dalam Psikologi

la mendesak supaya mata pelajaran ini dibuang dari kurikulum pelajaran semua perguruan di Arab Saudi schingga tiba suatu masa untuk sarjana-sarjana Islam menulis buku-buku teks baru berdasarkan ideologi Islam. Patutkah kita mengambil sikap seperti itu? 

Kami menyokong pendapat Badri (1979) yang mengatakan bahwa kalau kita mengambil sikap seperti itu berarti kita membuang banyakyang berfaedah bersama benda-benda yang tidak berguna, membuang berlian bersama sampah sarap, marahkan nyamuk kelambu dibakar. 

Perlu diingat juga bahwa psikologi modem tidaklah semuanya Barat. la merupakan pengalaman berpuluh abad lamanya. Psikologi modern telah menyelidiki pengalaman-pengalaman ini dengan halus dari segi percobaan dan pengukuran. 

Banyak ide-ide yang berasal dari Aristoteles dan berbagai filosof Yunani lama biarpun pada cabang y ang mutakhir dari psikologi pendidikan. Dalam bidang pribadi, psikologi sosial, malah dalam pengobatan jiwa terdapat ide-ide yang telah disumbangkan oleh pemikir-pemikir Islam sendiri seperti Ibn Sina dalam pengobatan jiwa, Ibn Sireen dalam tafsiran mimpi dan al Ghazali dan al Muhasibi dalam kajian-kajian pribadi. Jadi kalau kita buang keseluruhan psikologi Barat mungkin kita akan membuang sebagian warisan kita sendiri. 

Baca juga: Psikologi Klinik

Juga jangan dilupakan bahwa hari ini beberapa ahli psikologi Islam telah memberisumbangan besar dalam psikologi Barat, baik dari segi akademik ataupun dari segi gunaan. Misalnya Abdul Aziz al Qoussi dalam kajian kecerdasan secara faktoral (faktorial analysis of intelligence), Muzaffar Sherif dalam psikologi sosial menurut percobaan (experimental Social psychology) dan Mustafa Suef dalam personaliti. 

Selain dari itu, walaupun psikologi modern merupakan hasil pradaban Barat. tetapi ia telah mengembangkan berbagai alat danamalan yang tidak dapat diabaikan oleh setiap negara yang ingin membangun dan memode mkan sistem pendidikan. Angkatan Bersenjata, dan kedokteran. 

Pendeknya disiplin psikologi sebagai suatudisiplin ilmu merupakan hasil gabungan pendektan berabad-abad lamanya, dan pemikir-pemikir Islam termasuk penyumbang-penyumbang terpenting dalam perkembangan ilmu tersebut, seperti yang telah digambarkan oleh penulis (Langgulung, 1981, 1983) dalam tulisan-tulisan lain. 

Jadi penulis tidak sependapat dengan orang yang mengatakan bahwa disiplin psikologi yang kita pelajari dari Barat ini dihapuskan dari kurikulum kita dengan alasan-alasan yang kami sebutkan di atas, di samping secara tersirat dapat difahami dari berbagai tulisan kami sebelum ini. 

Yang perlu kita buat adalah bersikap waspada dan berjaga-jaga agar jangan kita terperosok masuk ke dalam lubang biawak, dan lebih celaka lagi kalau kita sampai gemuk di dalam lubang biawak itu sehingga kita tidak dapat keluar daripadanya. 

Langkah-langkah yang perlu kita ambil untuk menghindarkan diri dari lubang biawak tersebut adalah: 

  1. Menyadari asumsi-asumsi yang tersembunyi di sebalik tiap teori psikologi yang berusaha menafsirkan fakta-fakta ilmiah. Fakta ilmiah bersifat obyektif, semua orang sekata tentangnya. Sedang teori yang berusaha menafsirkan fak ta tersebut adalah hasil pemikiran seorang pemikir yang tidak bersifat obyektif, sebab di situ latar belakang buday a, agama dan lain-lain seseorang pemikir itu turut memegang peranan penting kalau tidak terpenting dalam menciptakan teori itu, begitu juga suasana sekeliling seorang pemikir ketika teori itu diciptakan. Ini dapat kita lihat pada Freud dan Roges ketika masing-masing mewarnai perkembangan psiko- logi dengan kepercay aan agama masig-masing. Sedang behaviorisme terpengaruh oleh kecenderungan pemikir-pemikir pada waktu itu ke arah pendekatan saintifik. Asumsi-asumsi tentang jagat raya, tentang manusia, tentang masyarakat dan lain-lain lagi adalah asumsi-asumsi yang mudah di tulari oleh subyektivitas pemikir, oleh sebab itu tidak kurang menjerumuskan kita ke dalam lubang biawak. Khusus mengenai psikologi, asumsi-asumsi tentang sifat-sifat asasi manusia, sifat- sifat perkembangannya, pribadinya dan lain-lain adalah di an tara aspek-aspek yang harus diselidiki sebelum kita menerima sesuatu teon. 
  2. Haruslah memberi tumpuan penyelidikan psikologi oleh ahlinya dalam hal-hal dasar atau yang disebut penyelidikan asas (basic research). Bisa juga dengan melakukan penyelidikan konseptual (conceptual research) seperti yang dibuat oleh pendiri-pendiri sains sosial di Eropah sewaktu sains sosial itu mulai berkembang. Misalnya Comte dan Durkehim dalam sosiologi, Weber dan Mannheim dalam bidang sains politik, Adam Smith dan Schumpeter dalam ekonomi, Freud dan Watson dalam psikologi, Pareto dan Toym bee dalam sejarah dan lain-lain lagi. Ini tidak dapat diartikan mengabaikan penyelidikan terapan, tetapi penyelikikan konseptual mendapat prioritas utama (top priority) dalam penyelidikan. 

Saat ini kebijaksanaan penyelidikan di Universitas Kebangsaan Malaysia sudah condong ke arah itu dengan mengkhususkan suatu wadah di mana kegiatan-kegiatan penyelidikan dapat digolongkan dalam suatu kelompok besar, seperti dalam pendidikan, ada kelompok penyelidikan yang disebut Pendidikan Islam dan Masyarakat. 

Semua kegiatan-kegiatan di pusat Pendidikan dapat digolongkan dalam salah satu elompok itu. Sedikit waktu lagi tentu departemen- departemen dan fakultas-fakultas lain di Universitas ini akan mengambil langkah yang serupa. 

Masalah berat yang dihadapi tentulah menciptakan penyelidik-penyelidik yang mampu dan berminat ke arah penyelidikan konseptual itu. Ini tentulah menjadi beban kita bersama. 

PENUTUP 

Tulisan ini telah menguraikan panjang lebar tentang perkembangan psikologi semenjak zaman Yunani kuno sampai sekarang. Sumbangan Islam dalam perkembangan psikologi di zaman per tengah an telah juga diuraikan. Semenjak abad ke 18 sampai per- tengahan abad ke 20 perkembangan psikologi dikuasai oleh dua kecenderungan utama yaitu kecenderungan eksperimental dan kecenderungan klinikal. Kedua kecenderungan ini telah diuraikan secara terperinci. 

Mulai pertengahan abad ke 20 sampai sekarang psikologi banyak dipengaruhi oleh aliran-aliran falsafah yang sedang berkembang di dunia pada waktu ini, misalnya falsafah eksistensialisme. 

Falsafah Islam juga tidak sedikit memberi pengaruh terhadap perkembangan psikologi melalui organisasi-organisasi seperti Muslim Student Association of US and Canada, Assosiation of Muslim Social Scientists, dan lain-lain lagi di seluruh dunia, di Amerika Serikat, Canada, England, Eropah Barat, Austeralia dan lain-lain. 

Konsep-konsep dasar seperti konsep manusia, konsep pengetahuan, konsep pendidikan danlain-lain banyak dibicarakan dalam seminar-seminar yang mereka adakan. Khusus berkenaan dengan psikologi telah diadakan oleh Association of Social Scien- tists of U.S. and Canada pada tahun 1977, dan oleh Universitas Riyadh dalam First International Symposium on Psychology and Islam pada tahun 1978 di Riyadh. 

Kalau kita perhatikan trend yang ada sekarang maka sumbangan Islam terhadap perkembangan psikologi pada masa-masa mendatang akan banyak berkisar pada konsep-konsep dasar seperti sifat-sifat asasi (nature) manusia, sifat-sifat asasi (nature) penge- tahuan (epistemology ), konsep pendidikan dalam arti kata seluas- luasny a, dan lain sebagainya. 

Tulisan Ini adalah berdasarkan Buku Manusia dan Pendidikan yang ditulis oleh Hasan langgulung