Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Psikologi Modern

Psikologi Modern

Dari Abad ke Delapan Belas Sampai ke Abad Dua Puluh dapat dipandang sebagai era perkembangan saintifik dalam sejarah psikologi. Munculnya dua perang dunia dalam belahan pertama abad ke 20 telah mendorong lagi psikologi ke depan lebih pesat daripada cabang-cabang sains sosial yang lain. 

Sampai hari ini Perhimpunan Psikologi Amerika (American Psychological Association) telah mencan angkan 40 anak-disiplin psikologi yang bernaung di bawahnya. Namun demikian, ditinjau dari segi pendekatan anak-disiplin-anak disiplin itu dapat diba- gikan kepada dua jenis pendekatan utama, yaitu pendekatan eksperimental dan pendekatan kelinikal. Pendekatan-pendekatan inilah yang akan kita uraikan dibawah ini: 

Baca juga: Sejarah Ilmu Psikologi

Pendekatan Eksperimental 

Telah kita sebutkan bahwa metode penyelidikan dalam psi- kologi, seperti halnya juga dengan semua ilmu-ilmu yang lain, adalah renungan pada gejala yang menjadi topik kajian. Jadi ahli fisika, misalnya merenungkan keadaan alam semesta di sekeliling- nya, kemudian keluar dengan hasil-hasil yang tiada lain daripada bayangan atau gambarannya terhadap alam semesta ini. Begitu juga dengan ahli anatomi yang merenungkan tentang keadaan badan, kemudian ia lahir dengan hasil-hasil yang tiada lain daripada gambaran-gambaran peribadinya terhadap badan manusia.

Begitu jugalah yang dibuat oleh ahli psikologi, ia merenung pada diri nya, sebagaimana ia merenungkan orang-orang sekeli- lingnya, anak-an aknya dan sahabat-sahabatnya, kemudian ia me- ngeluarkan undang-undangnya (laws) yang tiada lain daripada pendapat pribadi dan impre ssi-impressi subjektifnya tentang sifat-sifat gejala-gejala psikologikal. 

Sudah jelas bahwa teknik penyeli- dikan seperti ini tidak akan membawa kepada kesepakatan di antara cerdik-pandai. Sebab setiap ahli mempunyai gambaran dan kesankesanny a yang khusus. Jadi penuntut-penuntut ilmu mengikuti pendapat filosof itu atau ahli ini, sehingga hal yang dikaji tidak permah mencapai penyelesaian. 

Kemudian berlakulah kemajuan betul-betul dalam ilmu fizika dan ilmu anatomi, ketika ahli-ahli meninggalkan sifat bermenung se bagai suatu metode pembahasan. Mereka menciptakan cara-cara lain bagi penyelidikan ilmiah, yaitu eksperimen ilmiah yang berdasar pada pemerhatian yang teratur dan objektif dalam penyelidikan dan rancangan yang jelas. 

Baca juga: Psikologi Islam

Hal ini membawa kepada perkembangan pesat dalam bidang-bidang ilmiah tersebut yang memberikan servis yang menakjubkan kepada manusia, sebagaimana ia menyebabkan kesepakatan ahli-ahli. Jadi ahli yang meng- gunakan teknik ilmiah dalam penyelidikan dan menghasilkan sesuatu dapat dipastikan oleh ahli lain dengan menjalankan eksperimen dalam suasana yang serupa schingga membawa hasil yang serupa. 

Sebenarnya kecendurungan ke arah sifat eksperimental dan tidak eksprimental ini dapat dipulangkan kepada timbulnya dua mazhab falsafah sesudah Descartes (1596-1650 M). yang terkenal dengan semboyan katanya: "Cogito Ergo Sum" makna : "Aku berfikir, karena itu aku adalah wujud". 

Sesudah Descartes, pembahasan metafizika dalam falsafah kurang mendapat tempat. Tempatnya diambil alih oleh pembahasan teori ilmu pengetahuan (epistemology). Dalam epistemology ini timbul dua mazhab besar dalam falsafah, yaitu mazhab realisme yang dipo lopori oleh John Locke di negeri Inggeris dan mazhab idealisme yang lebih tersebar di negeri Jerman di bawah Immanuel Kant. yang ber- Mazhab realisme berpendapat bahwa benda yang diamati itu wujud di luar otak orang yang mengamati. 

Sedang mazhab idealisme beranggapan bahwa benda yang diamati sebenarnya hanya wujud di dalam kepala orang yang mengamati, adapun yang nampak di luar itu tidak lain daripdada bay angan dari wujud di dalam kepala tadi. Tidaklah kita akan berpanjang-panjang dalam perselisihan falsafah ini, tetapi yang menarik perhatian kita ha- nyalah bagaimana mazhab falsafah realisme itu belakangan men- jadi pangkal bagi semua kajian saintifik, termasuk psikologi. 

Kecenderungan kepada eksperimen ini dipelopori di negeri Inggeris oleh sekumpulan ahli-ahli falsafah yang menyebut dirinya British Associationist, dimana tergolong John Locke, John Stuart Mill dan lain-lain. Tulisan-tulisan mereka banyak mempengaruhi perkembangan sains di belakang hari. 

Oleh sebab benua Amerika pada abad ke 18 dan 19 masih merupakan sebuah benua yang sangat baru, temasuk dalam bi- dang sains dan budaya maka kebanyakan orang-orang Amerika yang ingin menuntut pengetahuan yang lebih tinggi pergi ke Eropah untuk belajar. Juga orang-orang yang terkenal dalam bidang kesenian dan kesusastraan bany ak mempopulerkan diri di Eropah sebelum terkenal di Amerika sendiri. Kalau kita ingat nama-nama ahli-ahli ilmu di Amerika Serikat, hampir semuanya adalah keluaran universitas-universitas di Eropah, baik di negeri Inggeris atau di benua Eropah, seperti di Jerman, Perancis dan lain- lain. 

William James misalnya, setelah belajar ilmu kedokteran di Amerika kemudian melanjutkan pelajarannya ke Eropah di mana ia belajar psikologi, yang kemudian terkenal sebagai ahli psikolo- gi daripada ahli ilmu kedokteran. Adiknya yang bernama Henry James adalah penulis novel yang terkenal, tetapi akhirmya menjadi rakyat Inggeris. Sebenamya popularitas Amerika Syerikat barulah menonjol pada awal abad ke 20, dan terutama sesudah perang dunia ke dua dimana negara-negara Eropa yang selama ini mempunyai jajahan-jajahannya, sebab tekan an bangsa-bangsa terjajah untuk membebaskan diri, dan juga piagam PBB yang mencatat bahwa hak- Eropah terpaksa bertukar corak menjadi negara-negara kelas Il setelah orang-orang Inggris pemah berkata; ""Emporium Inggris di mana matahari tiada pernah terbenam". 

Dengan hilangnya keku as aan negara-negara Eropah muncullah Amerika se bagai pemimpin blok Barat yang paling kuat di samping Rusia sebagai pemimpin blok Komunis. 

Mazhab Behaviorisme 

Kecenderungan kepada eksprimen, seperti telah kita katakan tadi, bermula di negeri Inggeris kemudian tersebar juga di Ame- rika. Ahli-ahli psikologi yang paling pertama memperkenlkan maz- hab eksperimental ini di Amerika ialah Thorndike, (1974-1949) seorang profesor di Universitas Columbia, New York. Bukunya yang berjudul : Education Psychology, diterbitkan pada tahun 1913. Teorinya sendiri diberi nama "associationism", mungkin mengam bil nama dari Britihsh Assosi ationist di negeri Inggris. Beliaulah pertama memperkenalkan istilah-istilah "Connectionsm" (rangkaian), "trial and error" (coba-jaya), "Law of effect" (undang-undang kekesanaan), dan lain-lain lagi istilah yang sampai sekarang masih digunakan dalam teori-teori proses belajar (learning). 

Kebetulan pula pada masa Thorndike memperkenalkan teorinya tentang pelajaran ada seorang ahli fisiologi Rusia yang bemama Pavlov (1849 - 1936) yang sudah bekerja dalam bidang fisiologi, bukan psikologi, semenjak akhir abad ke 19 lagi. 

Anehnya, beliau seorang ahli fisiologi, tetapi akhirnya ia lebih terkenal dalam bidang psikologi dengan teorinya "classical conditioning" (pensyaratan kelasik). Beliau sering mengadakan surat menyurat dengan Thorndike mengenai penemuan-penemuan yang didapati- nya dalam penyelidikannya dengan anjing. 

Gabungan kedua teori ini, yaitu teori rangkaian (connec- tionism) oleh Thorndike dan persyaratan (conditioning) oleh Pavlov mendorong munculnya mazhab ketingkah-lakuan (behaviorism) dalam psikologi di tangan JB Watson (1878-1958) yang pernah mengeluarkan sebuah pernyataan yang berbunyi: "Berilah saya dua puluh kanak-kanak yang sehat dan normal niscaya saya akan menjadikannya orang menuruti kehendak saya. Saya dapat membuatnya sebagai ahli mesin, dokter, pedagang, professor dan lain-lain lagi sesuai dengan kehendak saya." (Watson, 1914). 

Yang dimaksudkan di sini ialah bahwa tingkah-laku (res ponses) manusia dapat diatur melalui syarat-syarat pengajaran, yaitu perangs ang (stimulus), gerak-balas (responses) dan pene- guhan (reinforcement). 

Dia begitu yakin bahwa tidak ada lagi hal yang terselubung pada manusia, semu anya sudah bisa di kawal. Mazhab ini sampai ke puncaknya di tangan Skinner (1904) dengan mesin pengajrannya (teaching machine). Juga di tangan Hull (1884 - 1952) teori ketingkah-lakuan tambah diperhalus lagi dengan memberi berbagai-bagai formula matematik yang dapat digunakan untuk meramalkan tingkahlaku tertentu, tepat sekali seperti mesin jual (vending machine), kalau kita tekan tombol coklat akan keluar coklat, kalau susu maka susulah yang keluar. 

Dalam pengajaran di sekolah terkenal istilah teknik-ubah- lakuan (behavior modification techniques) yang diambil dari teori Hull tadi. Dalam pengobatan jiwa juga terkenal pendekatan tingkah- laku (behaviorist approach) di samping aliran dan teknik-teknik lain yang banyak digunakan. Dalam psikologi perang ada juga digunakan teknik-teknik ini, terutama oleh penguasa-penguasa dalam penjara terhadap tawanan-tawan an perang yang terkenal dengan teknik Cuci otak (brain-washing-techniques). Sudah tentu setiap aliran dan mazhab itu mempunyai penyokong dan penentangnya. 

Tulisan ini berdasarkan tulisan dalam Buku Manusia dan Pendidikan yang ditulis oleh Hasan langgulung