Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sahabat yang Banyak Meriwayatkan Hadits

Sahabat yang Banyak Meriwayatkan Hadits

Jumlah Sahabat Rasulullah

Menghitung sahabat jelas sangat sulit. Karena mereka berada di berbagai negeri dan kawasan. Di samping itu, terlalu besarnya jumlah mereka tidak memungkinkan mereka dihitung. Ulama yang melakukan penghitungan semata berdasarkan perkiraan.

Imam Bukhari di dalam Shahihnya meriwayatkan, bahwa Ka'b ibn Malik berkenan dengan kisah keterlambatannya dari perang Tabuk berkata:”Sahabat Rasulullah SAW. sangat banyak, sehingga tidak mungkin bisa dimuat di dalam buku.”

Baca juga: Hadits Bahaya Tato Dalam Islam 

Namun demikian, kita bisa saja menghitung jumlah mereka berdasarkan kurang lebih, dari riwayat-riwayat sebagian sahabat dan tabi'in tentang jumlah mereka ketika terjadi masing-masing peperangan ataupun peristiwa penting.

Dari Ibn Abbas diriwayatkan, bahwa ia berkata: Rasulullah SAW. keluar pada tanggal sepuluh Ramadhan. Beliau berpuasa, dan orang-orang pun berpuasa. Sesampainya di sumber air Al-Kalid, Rasulullah membatalkan puasanya. Kemudian melanjutkan perjalanan bersama sepuluh ribu kaum muslimin. Hingga mereka sampai di jalur Shirar Itu terjadi pada tahun Fath Makkah (penaklukan kota Mekkah).

Turut serta pada haji wada' yang dilakukan Rasulullah SAW. sekitar sembilan puluh ribu kaum muslimin. Seorang bertanya kepada Abu Zur'ah: Wahai Abu Zur'ah, bukankah telah dikatakan bahwa jumlah hadits Nabi SAW. ada 4000 buah hadits ? Beliau berkata: Siapa yang berkata seperti itu ? Semoga Allah SWT. menghancurkan gigi-giginya. Itu perkataan kaum zindiq. Ditanyakan lagi: Wahai Abu Zur'ah, di mana mereka mendengar dari beliau dan siapa mereka ? Beliau menjawab: Penduduk Madinah, penduduk Makkah dan pen duduk tempat-tempat di antara keduanya, orang-orang Arab pedalaman dan orang-orang turut serta dalam haji wada ' yang beliau lakukan.

Baca juga: Hadits Dhaif dan Macam-macamnya

Dari sini jelaslah, bahwa sahabat yang meriwayatkan dari Rasululah SAW. sangat banyak. Jumlah hadits yang mereka bawa berbeda-beda, tergantung kadar kebersamaan dan kondisi masing-masing.

Kedalaman Ilmu Sahabat

Para sahabat tidak berada pada satu tingkat dalam hal ilmu mereka mengenai sunnah, hal-ihwal dan sabda Rasul SAW. Namun keadaan mereka bertingkat-tingkat. Karena ada di antara mereka yang menghabiskan umurnya untuk selalu bersama Rasul SAW., dan melayani sebagian besar kegiatan beliau, seperti Anas bin Malik. 

Ada juga yang berasal dari pedesaan dan ada yang berasal dari perkotaan. Ada yang menetap, ada pula yang nomadik. Dan telah pernah saya jelaskan, bagaimana mereka memperoleh hadits dari Rasulullah SAW. Sehingga mereka berbeda-beda tingkat pengeta huannya tentang apa yang berasal dari Rasulullah SAW. Dalam hal ini,

Masruq berkata:”Saya bermujalasah dengan para sahabat Rasulullah SAW. Ternyata mereka seperti kolam. Ada kolam yang mengalirkan untuk satu orang. Ada yang mengalirkan untuk dua orang. Dan ada juga yang bisa mengalirkan untuk seratus orang. Namun kolam itu, seandainya seluruh penghuni bumi ini masuk kedalamnya, niscaya akan tetap bisa mewadahi mereka.

Kita bisa mengenal ilmu sahabat seperti yang dikemukakan oleh Ibn Hazm, karena satu di antara dua alasan, tak ada ketiga bagi salah satu atau keduanya. Yaitu karena banyaknya periwayatan dan fatwanya, dan karena seringnya Nabi SAW menggunakannya. Penggunaan oleh Nabi SAW. itu jelas merupakan bukti terkuat akan keluasaan ilmu sahabat.

Ini belumlah cukup untuk mengetahui ilmu dan periwayatan sahabat. Karena sebagian sahabat yang dikenal selalu bersama Rasul SAW, dan termasuk yang terdahulu masuk Islam berdasarkan riwayat mutawatir, seperti Abu Bakar dan Umar yang membawa ilmu yang sangat banyak dari Rasul SAW. ternyata tidak seluruh ilmu mereka bisa kita ketahui, khususnya Abu Bakar sendiri. Karena setelah Rasulullah SAW. wafat, beliau tidak lama menyertai kaum muslimin.

Ekspansi Umar, di samping dua alasan yang dikemukakan oleh Ibn Hazm, menyingkapkan kepada kita akan ilmu dan periwayatan Abu Bakar, seperti halnya kemunculan hal-hal baru dalam kehidupan sering menyingkap kan ilmu sahabat. Karena memang sangat dibutuhkan bagaimana mereka menangani masalah-masalah baru yang muncul di hadapan mereka. Dalam hal ini, Ibn Hazm mengatakan: Kemudian kita bisa merasakan, bahwa semakin lama semakin besar kebutuhan kita akan ilmu sahabat. Sehingga sekarang, kita bisa menemukan hadits A'isyah sejumlah dua ribu dua ratus sepuluh musnad, hadits Abu Hurairah.

Dalam pembahasan ini perlu kiranya saya menyebutkan para sahabat yang meriwayatkan dari Rasul SAW., membawa kepada kita syariat yang hanif dan menyampaikannya kepada generasi sesudah mereka, baik berupa perbuatan maupun segala aktifivitas Rasul SAW., yang besar maupun yang kecil, saat di rumah ataupun saat bepergian, saat berpindah-pindah maupun saat menetap. kegiatan-kegiatan beliau yang lain seperti tidur dan jaga, mengungkapkan sesuatu dengan isyarat atau dengan sabda yang jelas, diam, berbicara dan sebagainya.

Secara singkat, di sini saya akan menyebut beberapa sahabat sekaligus jumlah riwayat mereka masing-masing. Ada tujuh sahabat yang meriwayatkan dari Rasul SAW. yang masing-masing meriwayatkan lebih dari seribu hadits, sebelas sahabat yang masing-masing meriwayatkan lebih dari dua ratus hadits, dua puluh satu sahabat yang masing-masing meriwayatkan lebih dari seratus hadits, dan banyak sekali sahabat yang meriwayatkan sejumlah puluhan hadits yang mendekati hitungan seratus. Adapun yang meriwayatkan sepuluh hadits atau kurang, jumlahnya lebih dari seratus sahabat. Dan ada sekitar tiga ratus sahabat, yang masing-masing hanya meriwayatkan satu buah hadits dari Rasul SAW.

Dengan pemaparan singkat ini, dapatlah kita membayangkan perbedaan sahabat dalam membawa riwayat dari Rasul SAW. Namun yang jelas, semuanya menurut kami bersifat adil, berada pada posisi terhormat dan status mulia. Kita tidak boleh melebihkan satu atas yang lain karena sikap fanatik. Masing-masing memiliki keutamaan dan posisi sendiri-sendiri, karena masing-masing merupakan orang-orang yang terdahulu masuk Islam dan menyerahkan segenap jiwa dan harta demi menegakkannya. Semuanya baik dan mendapatkan kehormatan sebutan sahabat.

Mereka adalah orang-orang terpercaya yang menyelamatkan syari'at Islam yang cemerlang dengan menyampaikannya kepada tabi'in. 

Sahabat yang Banyak Meriwayatkan Hadits

Sahabat yang terbanyak meriwayatkan hadits dari Rasulullah SAW ada tujuh orang, yaitu:

  1. Abu Hurairah ; Abdurrahman ibn Shakhr ad-Dausiy al-Yamaniy ra. yang lahir tahun 19 SH dan wafat tahun 59 H. Jumlah hadits yang diriwayatkannya ( 5374 ) buah hadits.
  2. Abdullah ibn Umar ibn al-Khaththab ra. yang lahir tahun 10 SH dan wafat tahun 73 H. Jumlah haditsnya 2630 hadits.
  3. Anas ibn Malik ra. yang lahir tahun 10 SH dan wafat tahun 93 H. Jumlah haditsnya 2286 buah hadits.
  4. A'isyah binti Abu Bakar ash-Shiddiq, Ummul Mukminin yang lahir tahun 9 SH dan wafat tahun 58 H ( dan ada yang mengatakan tahun 57 H ). Jumlah haditsnya 2210 buah hadits.
  5. Abdullah ibn Abbas ibn Abdul Muththalib yang lahir tahun 3 SH dan wafat tahun 68 H. Jumlah haditsnya 1660 buah hadits.
  6. Jabir ibn Abdillah al-Anshari yang lahir tahun 6 SH dan wafat tahun 78 H. Jumlah haditsnya 1540 buah hadits.
  7. Abu Sa'id al-Khudriy: Sa'd ibn Malik ibn Sinan al- Anshariy yang lahir tahun 12 SH dan wafat tahun 74 H. Jumlah haditsnya 1170 buah hadits

Baca juga: Sifat Adil Para Shahabat

Sahabat-sahabat yang Paling Akhir Wafat

Wilayah Islam pada masa Khulafa'urrasyidin semakin bertambah luas. Pada setiap angkatan perang Islam terdapat sahabat Rasul SAW. Setiap kali memasuki wilayah baru, mereka mendirikan masjid-masjid dan di sana tinggal beberapa sahabat ataupun tabi'in untuk mengurus segala persoalan yang berkaitan dan menyebarkan Islam.

Mereka mengajarkan anak-anak negeri itu Al-Qur'an dan Sunnah Rasul SAW. Para khalifah juga mengirim ulama ke negeri-negeri yang baru. Banyak sahabat yang kemudian bertempat tinggal di daerah-daerah untuk membimbing warganya dan mengajari anak-anaknya. Orang-orang masuk Islam secara besar-besaran dan mengelilingi para sahabat untuk mempelajari Islam dari sumber-sumber yang mengambil langsung dari Rasulullah SAW. Melalui kelompok-kelompok kajian yang diadakan oleh para sahabat, lulus pakar-pakar dari kalangan tabi'in yang meneruskan estafeta keilmuan setelah mereka dan menjaga as-Sunnah. 

Demikianlah, di kawasan kawasan dan kota-kota Islam tumbuh pusat-pusat ilmu yang memancarkan sinar guru-guru awal 56 dan ilmu Islam, di samping pusat-pusat ilmu sebelumnya yang diasuh oleh guru-guru awal.

Baca juga: Adab Dalam Meriwayatkan Hadits

Secara umum, sahabat yang paling akhir wafat adalah Abu ath-Thufail ' Amir ibn Wa'ilah al-Laitsiy, yang wafat tahun 110 H di Makkah.

Sedang yang terakhir wafat di Madinah adalah as-Sa'ib ibn Yazid ibn Sa'id al-Kindiy, yang wafat tahun 91 H, dan ada yang mengatakan sebelum itu.

Ada yang mengatakan Sahl ibn Sa'd ibn Malik al-Anshari yang wafat tahun 88 H di Madinah dalam usia lebih dari seratus tahun. Sebagian mengatakan, bahwa wafatnya di Mesir.

Ada yang lebih akhir dari keduanya, yaitu Mahmud ar-Rabi ' al-Khazraji, yang wafat tahun 99 H di Madinah. Yang terakhir wafat di Tha'if adalah Abdullah ibn Abbas, tahun 68 H. Yang terakhir wafat di al-Badiyah adalah Salamah ibn al- Akwa ' al Aslamiy, tahun 74 H.

Yang terakhir wafat di Basrah adalah Anas ibn Malik, tahun 92 H, ada yang mengatakan tahun 93 H. Yang terakhir wafat di Kufah adalah Abdullah ibn Abu Aufa, tahun 87 H.

Yang terakhir wafat di Syam adalah Abdullah ibn Bisyr al- Mazaniy, tahun 88 H, ada yang mengatakan tahun 96 H dalam usia seratus tahun. Di sana pula, Abu Umamah Shudaiy ibn ' Ijlan al-Bahiliy, tahun 86 H.

Yang terakhir wafat di al-Jazirah adalah al-' Ara ibn ' Umairah al-Kindiy. Yang terakhir wafat di Mesir adalah Abdullah ibn al-Harits ibn Juz ' az-Zubaidiy, tahun 86 H.

Yang terakhir wafat di Barqah adalah Ruwaifi ' ibn Tsabit al-Anshariy al-Madaniy, tahun 56 H. Yang terakhir wafat di Yamamah adalah al-Harmas ibn Ziyad al-Bahiliy, tahun 102 H.

Yang terakhir wafat di Palestina adalah Abu Abi Abdillah ibn Amr ( Ibn Umm Haram ). Yang terakhir wafat di Khurasan adalah Buraidah ibn al- Hashib al Aslamiy, tahun 63 H dan Abu Barzah Nadhlah ibn Ubaid al-Aslami, tahun 65 H.

Yang terakhir wafat di Sijistan adalah al'Ida' ibn Khalid ibn Haudzah al-' Amiriy, setelah tahun seratus Hijriah.

Yang terakhir wafat di wafat di Ashbahan adalah an-Nabighah al-Ja'diy: Qais ibn Abdillah al-' Amiriy, tahun 50 H dalam usia lebih dari seratus tahun. Semoga Allah SWT. meridhai semuanya.

Karya-karya Terpopuler Tentang Sahabat

Para sahabat, tabi'in dan atba' at-Tabi'in mengenal siapa saja yang memiliki status sahabat, khususnya yang memiliki perhatian lebih dalam peri wayatan hadits dari Rasulullah SAW. Banyak nama sahabat yang terhafal. Ulama juga sangat antusias untuk menghitung, menjelaskan riwayat-riwayat. hal-ihwal, negeri-negeri dan sejarah mereka. Ada sekitar empat puluh karya tentang sahabat, antara lain:
  1. Kitab Ma'rifah Man Nazala Min ash-Shahabah Sa'ir al- Buldan. Terdiri dari lima juz, karya Imam Ali ibn Abdillah al-Madaniy ( 161-234 H ). Tetapi tak ada catatan bahwa kitab itu sampai ke tangan kita.
  2. Al-Isti ab Fi Ma'rifah al-Ashbab karya Abu Umar Yusuf ibn Abdillah ( Ibn Abdil Barr ) al-Qurthubiy ( 368-463 H ), dicetak beberapa kali di Mesir dan India. Beliau menggunakan sebutan seperti dengan anggapan beliau telah menyebutkan sahabat secara menyeluruh. Akan tetapi se benarnya masih banyak sekali yang terlewatkan. Ia memuat 4225 sahabat laki-laki maupun wanita. Beberapa orang telah meringkas dan memberi kan catatan tambahan atas kitab itu.
  3. Tajrid Asma ' ash-Shahabah, terdiri dari dua juz, karya al- Imam al Hafidz Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad ibn Ahmad adz-Dza habiy ( 673-748 H ), dan telah dicetak di India pada tahun 1310 H.
  4. Al-Ishabah Fi Tamyiz ash-Shahabah, karya Syeikhul Islam al-Imam al-Hafidz Syihabuddin Ahmad ibn Ali al-Kannaniy ( Ibn Hajar ) Al ' Asqalaniy ( 773-852 H ). Kitab ini merupakan karya terlengkap dalam bidang ini, dan dicetak beberapa kali di Mesir dan India, memuat 9477 nama asli, 1268 kun-yah dan 1552 biografi wanita sahabat.
  5. Usdul Ghabah Fi Ma'rifah ash-Shahabah, terdiri dari lima jilid, karya sejarawan terkemuka, Izzuddin Abu al-Hasan Ali ibn Muhammad ( Ibn al-Atsir ) ( 555-630 H ). Kitab ini telah dicetak di Mesir, memuat 7554 biografi.
Referensi adalah dari Kitab Ushul Al-hadits yang ditulis oleh DR. Muhammad 'Ajaj Al-Khathib