Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Wasiat Para Pencinta

Wasiat Para Pencinta

SYARIF Ar-Radhi seorang penyair menginginkan kemuliaan dunia yang dia gambarkan dalam syair-syaimya. Semua daya upaya, peluh dan keringatnya, semua kesabaran dan perjuangannya dia kerahkan untuk mencapai kekuasaan yang dinikmatinya hanya dalam hitungan hari.

Al-Mutanabbi sang penyair mengatakan dengan penuh semangat tentang tekadnya untuk mendapatkan haknya, yang tak lain adalah mencapai kedudukan di sebuah desa dan posisi di sisi raja. Lain lagi dengan Abu Muslim Al-Khurasani. Dia tidak tidur malam karena tinggi semangat, kedurjanaan dan jauh angannya. Dia mampu mencapai kedudukan tinggi di dunia hanya dalam waktu sangat singkat, namun kemudian dibunuh dengan lembing oleh pelayannya sendiri.

Baca juga: Bahaya Ekstrimisme

Inilah apa yang mereka capai dalam ilmu pengetahuan. Bagaimana dengan 'bintang' dan 'purnama' lainnya yang mengejar puncak dari segala puncak kemuliaan, dan mencari keutamaan dan keridhaan Tuhannya?

Inilah Abu Bakar Ash-Shiddiq melampaui semua mujahid karena jihadnya, lebih menonjol dari semua orang yang bershadaqah dengan infak hartanya. Para khalifah merasa lemah untuk menjejaki keadilannya. Dia merengkuh semua kemuliaan akhlak, ketinggian perkara dan perbuatan- perbuatan baik. Omar adalah Sosok paling adil dalam penerapan hukum Allah. Kemudian dia memohon pada Allah agar dikaruniai syahadah di jalan-Nya dan meninggal di negeri Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, Maka Tuhannya memberikan sebagaimana yang dia inginkan.

Inilah Utsman yang menginfakkan hartanya, berlapar-lapar di siang hari, tidak tidur di malam hari. Kemudian dia melumuri Mushafnya dengan darahnya sendiri. Alangkah indahnya tidur yang dia dapatkan.

Inilah Ali, yang selalu menghunus pedang dalam setiap perang, membela agama Allah dan membentengi agama. Dia berpaling dari dunia laksana berpalingnya orang yang demikian merindukan perjanjian dengan Tuhannya. Kemudian dia dibantai di dalam masjid dalam keadaan suci, saleh dan bersih.

Baca juga: Keagungan Imam Asy-Syafi'i

Beberapa Faedah Penting

BARANGSIAPA yang mentadabburi Al-qur’an, Maka dadanya akan lapang. Kesedihan, kegundahan dan kesuntukannya akan sirna. Sebab Al-Qur'an mengajak anda untuk berbaik sangka kepada Tuhan, penuh harap pada karunia dan nikmat-Nya, setia menunggu jalan keluar yang Dia berikan padanya dan penuh harap pada ampunan dan rahmat- Nya.

Penulis nasehatkan pada mereka yang sering menelaah syair-syair agar hati-hati dan waspada karena para penyair itu membuat hati menjadi "tipis" dan senantiasa menggelembungkan penyebutan tentang perpisahan, tentang hutang, tentang kesedihan, tentang asyik masyuk, tentang kepindahan, tentang pertemuan, tentang adzab, tentang kesendirian dan keluhan-keluhan, sehingga membuat hati orang yang membacanya sedih, gundah dan gelisah. Sebab para penyair itu selalu mengembara di tiap-tiap lembah bersama dengan khayalnya.

Sedangkan Al-Qur'an, dia senantiasa berbicara tentang realitas. Mengajak anda untuk senantiasa bersikap optimis dan percaya penuh kepada Allah, ridha dengan takdir-Nya, mengusir kesedihan dan rasa takut dari jiwa. Maka nasehat saya pada semua orang yang berakal hendaknya dia senantiasa berada bersama dengan Al-Qur'an.

Tadabburi dan renungkan apa yang anda baca di dalam Al- Qur'an, dzikir-dzikir, doa-doa dan hadits Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Jika anda membaca dengan lalai, tidak konsentrasi dan pecah pikiran, maka berilah sanksi atas diri anda itu dengan mengulangi apa yang anda baca dan ulangi sekali lagi apa yang telah anda lalaikan untuk mentadabburinya agar bacaan itu menyerap kuat ke dalam hati dan menempel kuat dalam nurani. Sebab tidak ada gunanya membaca hanya dengan kelalaian dan pikiran berpencar-pencar. Wallahu al-Musta'aan. Hanya kepada Allah, kita memohonpertolongan.

Wasiat Seorang yang Mencintai

SAYA wasiatkan agar anda berkonsentrasi dan penuh perhatian sebab ini adalah ruh dari pekerjaan. Shalat yang tidak ada konsentrasi dan perhatian penuh di dalamnya, nilainya akan berkurang. Dzikir yang tidak ada konsentrasi hanyalah senandung kecil belaka. Bacaan yang di dalamnya tidak adan perenungan adalah membuang-buang waktu saja.

Maka jika anda ingin menjaga waktu anda dan menjadikanpekerjaan anda professional, konsentrasikan seluruh energi anda dan perhatian Anda. Konsentrasikan daya upaya anda terhadap pekerjaan tersebut. Pasti anda akan mendapatkan buahnya yang ranum. Dalam sebuah hadits qudsi, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, "Sesungguhnya Allah sangat senang pada salah seorang di antara kalian yang jika bekerja dia lakukan dengan cara profesional."[HR. Abu Ya'la dalam Musnadnya: 4389]

Baca juga: Indahnya Pengorbanan

Renungan Seorang hamba

JANGANLAH anda berputus asa untuk senantiasa membiasakan hati anda yang keras untuk berlaku khusyu'. Semoga dia bisa luluh dan lunah dengan dzikir yang berkelanjutan. Lakukan wirid dengan sepenuh hati pada pagi hari dan petang. Lakukan doa-doa pada saat menjelang sahur, dan saat dikabulkannya doa pada hari Jum'at, antara dua adzan, pada saat sujud, dan setelah shalat. Biasakanlah membaca selalu nama Allah yang agung.

Tenggelamkan jiwa anda pada Tuhan untuk bisa memperbaiki hati. Lakukan tadabbur Al-Qur'an baik pagi, petang dan malam hari semoga dengan demikian tepat mengenai sasaran hati yang keras, sehingga dia bisa menjadi obat bagi hati yang sedang sakit, mengeluarkan karatannya dan menghilangkan penyakit dan borok-boroknya.

Fokuskan Pada Satu Titik

DIRIWAYATKAN oleh Al-Hakim dalam Al-Mustadrak, "Barang- siapa yang menjadikan perhatiannya terfokus pada satu titik, maka Allah akan mencukupkan baginya kepentingan dunia, dan barangsiapa yang memecah mecah perhatiannya, maka Allah tidak peduli di lembah mana dari dunia dia binasa. " [HR A-Hakim 2705 dan 8006].

Maknanya, fokus perhatian hendaknya dipusatkan pada satu tujuan. Sebab inilah perhatian dan masalah paling besar. Dengan sebab inilah para Rasul diutus. Kitab-kitab Suci diturunkan. 

Barangsiapa yang Allah tajamkan penglihatannya dan Allah sadarkan hatinya, dia akan mampu memfokuskan perhatiannya dan mampu menjadikan semua pikirannya dalam kerangka persiapan menemui Tuhan dan Penciptanya. Perkara ini akan menyita semua pikirannya dan menjadikannya tidak menganggap penting dan lupa pada perkara selainnya. Bahkan semakin hati bertambah hidup, maka akan semakin bertambah pula perhatian dan persiapan.

Tidaklah sekali-kali anda dapatkan seseorang yang taat beragama dan sempurna akalnya, kecuali dia hanya mengisi hatinya dengan perhatian penuh terhadap ketaatan kepada Tuhannya. Inilah satu-satunya fokus perhatian dalam dirinya, tidaklah sekali-kali dia bekerja, berpikir, berdiri dan duduk kecuali akan senantiasa menempatkan Allah pada posisi paling tinggi.

Allah adalah Dzat yang paling Agung baginya. Allah adalah Dzat yang paling Agung yang senantiasa diingatnya. Selalu organ tubuhnya dia pergunakan untuk berbakti pada Allah. Lisannya selalu basah dengan dzikir pada-Nya. Hatinya bergerak dengan mengucapkan syukur pada- Nya. 

Dia selalu berada dalam kekeruhan jiwa secara terus menerus dan kesedihan yang berlanjut. Marilah kita memohon kepada Allah semoga Dia menjadikan fokus perhatian adalah untuk mencapai ridha-Nya dan menjadikan kehidupan kita senantiasa hanya untuk taat pada-Nya, dan umur-umur kita senantiasa untuk ibadah pada-Nya.

Cara Menuntut Ilmu yang Baik

SEORANG penuntut ilmu membutuhkan semangat tinggi dan gairah yang menyala-nyala. Dia harus memiliki minat besar untuk memperoleh faedah darinya. Ilmunya akan senantiasa berkembang selama semangatnya terus berkobar-kobar. Pemahamannya akan semakin, mekar selama keinginannya terhadap ilmu demikian tinggi. Hendaknya dia selalu berusaha untuk beranjak naik dan tidak rela dengan kerendahan.

Setiap mengetahui sesuatu, dia harus meningkat untuk mengetahui hal lain di atasnya. Sebab ilmu itu tidak mengenal batas. Barangsiapa yang mengira bahwa dirinya adalah seorang alim, maka sesungguhnya dia adalah orang yang terjerat kebodohan. Dan diantara keutamaan ilmu adalah bahwa dengannya dia mengerti tentang kebodohan. Sementara kehinaan dari kebodohan, dengannya ilmu tidak bisa dikenal.

Wahai penuntut ilmu, hendaknya kalian senantiasa semangat menuntutnya sebab bisa saja kalian selamat karena satu huruf yang kalian pelajari. Penuntut ilmu hendaknya memiliki kesabaran yang besar. Jangan sampai kondisi kehidupan baik berupa sempitnya kefakiran atau melimpahnya kekayaan, atau serangan penyakit atau kematian seorang yang dicintai menghalanginya. Semua itu memiliki tujuan yang akan dicapainya dan dia telah berjanji pada dirinya sendiri untuk mencapai tujuannya. Maka, jika dia terlambat atau mundur sama artinya dengan merusak janji dan dia telah merugi dalam akad jual belinya.

Seorang penuntut ilmu hendaknya sabar atas perubahan zaman. la harus tahan terhadap perubahan musim. Baik musim panas, dingin, gugur maupun semi. Seorang penuntut ilmu akan senantiasa berada dalam satu kondisi. Dia akan senantiasa bergelut dengan buku-bukunya, mengulangi pelajarannya, menghafal wirid-wiridnya, mengembangkan bakat dan potensinya. Dia akan senantiasa sabar terhadap gejolak jiwa dari kesedihan yang mencekam, duka yang kelam, kegembiraan yang melonjak- lonjak, keamaman yang meninabobokkan dan janji-janji palsu. Jika jiwa tak suka lagi untuk menuntut ilmu, maka dia akan menggiringnya untuk kembali pada jalannya yang benar.

Di antara sifat terbaik seorang penuntut ilmu adalah zuhud terhadap dunia, qanaah (merasa puas) dengan apa yang ada pada dirinya walaupun sedikit dan sederhana dalam cara hidup. Sebab berjalan di belakang ketamakan hawa nafsu tidak akan ada batasnya. Dan jika ini dilakukan, maka sama artinya dengan menyia-nyiakan umur, mengalirkan air muka dan melumerkan kehormatan.

Barangsiapa yang mencukupkan diridengan apa yang ada dan merasa tenang, maka itu akan memberikan manfaat padanya. Sifat baik lainnya, membuang sesuatu yang berlebihan, hidup dengan cara sederhana dan rela dengan apa yang Allah bagikan padanya. Ini adalah perilaku para ulama salaf, jalan hidup orang-orang terhormat, dan jejak para hamba terpilih.

Hati-hatilah dari 'Saufa'

SAYA mengenal banyak orang yang demikian cinta dengan kata "saufa" (akan, nanti). Angan-angannya senantiasa jauh. Setiap anda meminta sesuatu pada mereka atau mengarahkan mereka untuk melakukan amal, atau mengajak mereka untuk melakukan nilai-nilai utama, maka mereka akan menjawab dengan "saufa". Padahal ini adalah kata tipuan, kata sesal dan kerugian. Seakan-akan malam telah memberikan lisensi keabadian pada dirinya.

Wahai orang yang disibukkan dengan "saufa" daripada amal, dan menggantungkan dirinya dengan angan-angan, saya ingatkan anda dari kata itu. Firman-Nya, "Tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mereka, maka Allah melemahkan keinginan mereka." (At-Taubah: 46).

Tulisan ini berasal Kitab Hadaa'iq Dzatu Bahjah karya Dr. 'Aidh Abdullah Al-Qarni