Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hadits Perkawinan Nabi Dengan Zainab binti Jahasy dan Turunnya Ayat Hijab

Hadits Perkawinan Nabi Dengan Zainab binti Jahasy dan Turunnya Ayat Hijab
Perkawinan Nabi Muhammad dengan Zainab binti Jahasy sangat berkaitan erat dengan turunnya ayat berkenaan dengan hijab dalam Islam. Berikut ini ada beberapa hadits yang berkaitan dengan masalah tersebut. Yang pertama hadits dari Anas ibn Malik ra berkata:

 ما أولم النبي على شئ من نساءه ما اولـم على زينب ، أولم بشاة 

" Rasulullah saw. tidak membuat walimah terhadap seseorang isterinya seperti yang beliau selenggarakan terhadap Zainab. Beliau berwalimah dengan seekor kambing ( Al Bukhary 67: 68; Muslim 16: 14; Al Lu'lu-u wal Marjan 2: 108 ). 905 ) 

Baca juga:

Hadits yang kedua berdasarkan riwayat dari Anas ibn Malik ra. berkata:

 لما تزوج رسول اللہ ﷺ زینب ابنة جحش ، دعا القوم فطعموا ثم جلسوا يتحدثون وإذا هوكأنه يتهيأ للقيام , فلم يقوموا فلما رأى ذلك قام, فلما قام ، قام من قام ، وقعد ثلاثة نفرفجاء النبي ليدخل ، فإذا القوم جلوس ثم إنهم قاموا فانطلقت فجئت فأخبرت النبی ﷺ انهم قد انطلقوا فجاء حتى دخل فذهبت أدخل ، فالقى الحجاب بينى وبينه  فأنزل الله-يأيها الذين أمنوا لاتدخلوا بيوت النبي ، الأية

" Menakala Rasulullah menikahi Zainab binti Jahany beliau memanggil beberapa orang lalu makan bersama, Kemudian mereka duduk bercakap-cakap Tiba-tiba Nabi menggerakkan tubuhnya seperti hendak berdiri, akan tetapi mereka yang duduk tidak bendiri Setelah Nabi melihat yang demikian, beliau pun berdiri, Setelah beliau bendiri berdirilah beberapa orang dan ada tiga orang lagi yang terus duduk. Kemudian Nabi datang kembali untuk masuk ke biliknya, Nabi melihat orang-orang itu masih juga duduk dan kemudian barulah mereka bangun. Saya pergi mengabarkan kepada Nabi bahwa mereka telah pergi. Setelah itu Nabi datang dan masuk. Saya pun ikut masuk Maka Nabi menurunkan hijab antara saya dengan beliau. Tidak lama kemudian Allah menurunkan ayat "ya ayyuhal ladzina amanu laatadkhulu buyutan nabiyyi" orang-orang yang beriman, jangan kamu masuk ke rumah-rumah Nabi akhir ayat ( Al Bukhary 65: 33, 8, Muslim 16, 14, Al Lulu-u wal Marjan 2: 108 ). 

Yang ketiga juga berdasarkan hadits dari Anas ibn Malik ra berkata: "Saya adalah orang yang paling mengetahui perihal hijab. Ubay ibn Ka'ab bertanya kepadaku perihal hijab. Rasulullah menjadi pengantin bagi Zainab binti Jahasy yang beliau kini di Madinah. Nabi memanggil beberapa orang untuk makan sesudah matahari tinggi Rasulullah duduk, bersama beberapa orang, setelah orang ramai bangun pergi. Kemudian Rasulullah bangun lalu berjalan dan saya pun berjalan bersama-sama beliau hingga sampai ke pintu bilik Aisyah. Kemudian Nabi mengira bahwa orang-orang yang duduk di rumah beliau tadi sudah keluar, maka saya pun kembali bersama-sama beliau. Rupanya mereka masih juga duduk di situ Nabi surut kembali dan saya pun kembali pula bersama Nabi, hingga sampai ke pintu bilik Aisyah Kemudian Nahi kembali dan saya pun turut kembali. Dan pada waktu itu mereka telah pergi Maka Nabi menarik tirai antara saya dengan beliau. Dan ayat hijabpun diturunkan" ( Al Bukhary 70. 59, Muslim 16: 14, Al Lulu-u wal Marjan 2: 109 ).

Yang keempat juga berdasarkan riwayat hadits dari Anas ibn Malik ra berkata: "Apabila melalui jurusan rumah Ummu Sulaim Nabi selalu masuk ke tempatnya dan memberi salam. Kata Anas Nabi menjadi pengantin Zainah. Maka Ummu Sulaim berkata kepadaku Apakah tidak lebih baik kita berikan kepada Rasulullah sesuatu hadiah ? Saya berkata kepadanya baik, buatlah yang demikian Maka Ummu Sulaim mengambil kurma dan minyak sapi kemudian membuat haisah dalam sebuah periuk batu, Kemudian dia menyuruh saya membawanya kepada Nabi,  Saya membawanya kepada Nabi, Nabi berkata kepada saya: Letakkanlah periuk itu. Kemudian Nabi menyuruh memanggil beberapa orang yang beliau sebut namanya dan menyuruh saya memanggil orang-orang yang saya jumpai Anas berkata: Maka saya pun menuruti apa yang Nabi perintahkan. Kemudian saya kembali, dan saya lihat rumah sudah penuh. Saya melihat Nabi meletakkan kedua tangannya di atas haisah itu dan Nabi berbicara dengan haisah apa yang dikehendaki Allah. Kemudian Nabi memanggil sepuluh-sepuluh orang untuk memakannya Nabi berkata kepada mereka, Sebutlah nama Allah, dan hendaklah masing-masing orang memakan yang ada di sekelilingnya. Kata Anas: Semua mereka makan, kemudian mereka pergi. Ada di antara mereka yang terus keluar dan ada yang duduk berbicara, Kata Anas: Saya merasa kecewa karena mereka tidak mau keluar. Kemudian Nabi keluar menuju ke bilik-bilik lain. Saya keluar mengikutinya. Kemudian saya mengatakan kepada Nabi: Orang-orang yang duduk telah pergi. Maka Nabi pun kembali dan masuk ke dalam biliknya serta menurunkan tirai sedang saya masih di dalam bilik itu, Beliau membaca: Ya ayyuhal ladzina amanu la tadkhulu buyutan nabiyyi illa an yu'dzana lakum ila tha'amin ghaira nazhirina inahu wa lakin id za du'itun fad khulu ja idza tha'imtum fantasyiru wala musta nisina li haditsin inna dzalikum kana yu'dzin nabiyya fa yastahyi minkum wallahu la yastahyi minal haq "hai segala orang yang beriman, janganlah kamu masuk ke rumah Nabi terkecuali jika ada izin untuk makan, dalam keadaan kamu tidak menanti-nanti makanan yang dimasak. Akan tetapi bila kamu dipanggil makan, datanglah. Bila kamu telah makan, hendaklah kamu pergi, jangan kamu duduk berbicara di rumah Nabi, karena yang demikian itu mengganggu Nabi dan Nabi segan menyuruh kamu pergi, sedang Allah itu tidak malu mengatakan barang yang hak. Anas menerangkan bahwasanya beliau mengkhidmati Rasul selama sepuluh tahun. " ( Al Bukhary dan Muslim ). 

Nabi tidak pernah membuat walimah yang lebih banyak, lebih baik dan utama daripada walimah yang beliau selenggarakan untuk Zainab binti Jahasy. Untuk walimahnya beliau menyembelih seekor kambing. 

Rasulullah berbuat demikian terhadap Zainab, mungkin sebagai syukurnya kepada nikmat Allah yang telah mengawinkan beliau dengan Zainab dengan jalan wahyu, tanpa memakai wali dan saksi, berbeda dengan nikah-nikah beliau dengan isteri-isteri yang lain. 

Menurut mazhab Asy Syafi'y dan jumhur ulama, Rasulullah sah bernikah tanpa wali dan saksi. Al Qur'an telah mensahkan yang demikian itu. 

Setelah Nabi menikah dengan Zainab binti Jahasy, kemudian Rasulullah memerintahkan Anas ibn Malik untuk menyeru para shahabat yang ada di masjid untuk makan bersama di rumah Nabi. Setelah mereka berada di rumah Nabi mereka pun segera dijamu. Setelah makan, mereka tidak terus kembali ke tempat mereka masing masing, tetapi mereka duduk bercakap-cakap di rumah Nabi.

Karena mereka terus duduk juga bercakap-cakap sedang yang demikian itu telah menjemukan Nabi, maka Nabi pun berpura-pura bangun untuk meninggalkan tempat itu.

Segera setelah mereka sadar bahwa Nabi tidak suka mereka terus duduk di situ, barulah mereka meninggalkan tempat itu. Di kala itu belum diadakan tirai antara para tamu dengan isteri Nabi, maka Allah pun menurunkan ayat hijab.

Al Hafizh menjelaskan bahwa menurut riwayat yang populer, walimatul 'Urs yang dilakukan Nabi untuk Zainab ialah berupa makanan daging dan roti. Dalam pada itu tidak diterangkan peristiwa bahwa makanan yang dihidangkan Nabi dengan doa Nabi menjadi banyak. 

Di dalam riwayat ini Ummu Sulaim yang membuat haisah, masakan yang terbuat dari kurma dan minyak sapi. 

Al Qadhi lyadh mengatakan bahwa haisah yang disiapkan Ummu Sulaim adalah tambahan makanan yang telah disediakan Nabi sendiri. Tetapi mungkin juga orang-orang yang dipanggil ke rumah Nabi dihidangkan dengan makanan yang Nabi sendiri menyediakannya. Sedang haisah yang disiapkan oleh Ummu Sulaim disuguhkan kepada orang yang bertiga itu dan orang-orang yang dipanggil Walaupun orang-orang yang dipanggil telah kembali, namun orang yang bertiga tetap juga duduk di situ. 

Kesimpulan 

Hadits-hadits ini menerangkan peristiwa walimah yang disediakan Nabi berkenaan dengan perkawinan beliau dengan Zainab, dan menerangkan bahwa syariat menyunnatkan kita mengadakan walimatul 'urs.

Kutipan dari Buku Mutiara Hadits Jilid 5 Hasbi Ash-Shiddieqy