Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hadits Keutamaan Memerdekakan Budak Dan Menikahinya

Hadits Keutamaan Memerdekakan Budak Dan Menikahinya
Rasulullah sangat tidak menyetujui tentang adanya penindasan dan diskriminasi dalam masalah status sosial di masyarakat. Ini terbukti dalam sabda beliau yang senantiasa memotifasi para shahabat tentang keutamaan dalam memerdekakan Budak dan sekaligus menikahinya. Sehingga hilangnya perbudakan dalam Islam. Ini sebagaimana hadits dari Anas ibn Malik ra. menerangkan:

 ان رسول اللہ ﷺ عزا خیبر ، فصلينا عندها صلاة الغداة بغلس ، فركب بني الله ﷺ ، وركب ابوطلحة ، وأنا رديف إلى طلحة فاجری نبی اللہ ﷺ في زقاق خيبر ، وانّ ركبتى لتمس فخذ نبي الله ثم حسر الإزار عن فخذه حتى إني انظر إلى بياض فخذ نبي الله فلما دخل القرية قال: الله أكبر  ! خربت خيبر إنا إذا نزلنا بساحة قوم فساء صباح المنذرين ، قالها ثلاثا. قال: وخرج قوم إلى أعمالهم ، فقالوا: محمد والخميس ( يعنى الجيش ) قال فأصبناهاعنوة , فمجمع السبي فجاءالد حية.فقال: يانبي الله ! أعطنى جارية من السبى ، قال: « إذهب فخذ جارية ، فأخذ صفية بنت حيي  فجاء رجل إلى النبي ﷺ فقال: يانبىي الله اعطيت دحية صفية بنت حيي سيدة قريظة  النضير ؟ لاتصلح الا لك قال: ادعوه بها  فجاء بها ، فلما نظر اليها النبي ﷺ قال خذ جارية من السبي غيرها قال: فأعتقها النبی ﷺ وتزوجها ، فقال له ثابت. يا ابا حمزة ! مـاأصدقها ؟  قال: نفسها ، اعتقها وتزوجها حتى إذا كان بالطريق جهزتها له ام سليم ، فأهدتها له من الليل فاصبح النبی ﷺ عروسا ، فقال كان عنده شئ فلجىء به ، وبسط نطعا فجعل الرجل يجىء بالتمر, وجعل الرجل يجىء بالسمن ( قال وأحسبه قد ذكر السويق )، قال فحاسوا حيسا فكانت وليمة  رسول الله  

" Dalam peperangan Khaibar, kami bershalat Shubuh di dalam gelap akhir malam Kemudian Nabiyullah menaiki kendaraannya dan Abu Thalhah pun menaiki kendaraannya, sedang saya duduk membonceng di belakang Abu Thalhah, Nabi memacukan kendaraannya di lorong-lorong kota Khaibar. Lutut saya menyentuh paha Nabi. Kemudian beliau menarik kain dari pahanya sehingga saya dapat melihat warna paha Rasulullah yang putih. Setelah masuk ke dalam kota, Rasul mengucapkan Allahu Akbar, Khaibar telah rusak. Apabila kami singgah di suatu halaman dari sesuatu golongan, maka alangkah buruknya pagi hari bagi orang-orang yang telah diberi peringatan. Tiga kali Nabi mengatakannya. Anas berkata: Penduduk Khaibar keluar pergi ke pekerjaan masing-masing serta berkata: Muhammad dan tentaranya telah tiba. Anas berkata: Maka kami pun memasuki Khaibar dengan kekerasan ( pertempuran ). Sesudah itu dikumpulkanlah segala tawanan perempuan. Kemudian datanglah Dihyah serta berkata: Ya Nabiyallah, berikanlah kepada saya seorang budak dari budak tawanan. Nabi bersabda: Pergilah dan ambillah seorang budak. Maka dia pun mengambil Shafiyah binti Huyai. Kemudian datang seorang laki-laki kepada Nabi serta berkata: Ya Nabiyallah, apakah engkau memberi kepada Dihyah Shafiyah binti Huyai, penghulu Quraidhah dan Nadhir ? Dia hanya pantas untuk engkau sendiri. Nabi saw bersabda: Panggillah Dihyah beserta Shafiyah. Dihyah datang membawa Shafiyah Setelah Nabi melihatnya, beliau pun berkata: Ambillah budak yang lain. Anas berkata: Kemudian Nabi memerdekakan Shafiyah dan mengawininya. Tsabit bertanya kepada Anas: Hai Abu Hamzah, apakah emas kawinnya yang diberikan Rasul ? Anas menjawab: Diri Shafiyah sendiri. Beliau memerdekakannya dan mengawininya. Setelah beliau berada di pertengahan jalan menuju Madinah, barulah Ummu Sulaim menyiapkan Shafiyah untuk Rasulullah, Ummu Sulaim mengantarkan Shafiyah kepada Nabi di malam hari. Pada pagi itu Nabi saw, menjadi seorang pengantin Nabi bersabda Barangsiapa memiliki sesuatu hendaklah dia membawanya kemari Nabi menghamparkan tikar kulit. Maka ada yang membawa kurma, ada yang membawa minyak sapi Kata Tsabit: Aku pikir Anas menyebut makanan yang dibuat dari gandum. Katu Anas Maka mereka pun membuat makanan yang dibuat dari campuran kurma dan minyak sapi. Itulah walimah Rasulullah saw. " ( Al Bukhary 8. 12; Muslam 16: 13; Al Lulu u unal Marjam 2: 106-107 ).

Atikel Terkait:
Juga berdasarkan hadits dari Abu Musa ra berkata:

  قال رسول اللہ ﷺ من كانت له جارية فعالها فأحسن إليها ، ثم اعتقها ، وتزوجها كان له أجران  

" Rasulullah saw bersabda Barangsiapa mempunyai budak, lalu dinafkahinya dan dia berbuat ihsan kepalanya, kemudian dia memerdekakan dan mengatrininya, niscaya dia mendapat dua pahala Al Bukhary 49: 14, Muslim 16:13;, Al Lulu-u wal Marjan 2: 107 ).

Khaibar adalah sebuah tempat, 12 farsakh dari Madinah. Shafiyah binti Huyai ibn Akhtab dari keturunan Harun. Beliau wafat pada tahun 36 H. Pada waktu itu Shafiyah binti Huyai menjadi isteri Kinanah ibn Abil Haqiq. Beliau itu terbunuh dalam peperangan Khaibar tersebut. 

Nabi membenarkan Dihyah memilih seorang budak yang disukai padahal belum lagi diadakan pembagian harta rampasan perang, karena Nabi sebagai panglima perang mempunyai hak memberi kepada siapa yang beliau kehendaki sebagian harta rampasan perang sebelum dibagi. 

Seorang laki-laki yang tidak dikenal namanya datang kepada Nabi dan menyampaikan kepada Rasulullah bahwa sebenarnya Shafiyah itu keturunan Nabi-Nabi. Shafiyah itu adalah berasal dari garis keturunan Harun. Shafiyah juga anak kepala suku Quraidhah dan Nadhir. Selain  daripada itu shafiyah juga seorang wanita yang cantik dan berakhlak tinggi karena itu anda sendirilah yang pantas memilikinya.

Setelah Nabi memerdekakannya, Nabi pun mengawininya tanpa mahar. Ahmad, Al Hasan dan Ibnul Musayyab berpegang kepada zhahir hadits ini. Oleh karena itu mereka semuanya membolehkan para tuan memerdekakan budaknya. Setelah budak tersebut dimerdekan maka apabila mengawininya maka boleh tanpa ada mahar. Karena maharnya telah mencukupi dengan memerdekakannya. Akan tetapi kebanyakan para ulama tidak membolehkan menikahi bekas budak tanpa mahar.

Sesampainya Nabi di Saddur Rauha', kira-kira 40 mil dari Madinah, Ummu Sulaim ( ibunda Anas ), menyiapkan Syafiyah untuk dijadikan pengantin dan menyerahkannya kepada Nabi pada malam hari. Dimaksud dengan "menyiapkan", ialah mendandani pengantin. Hal ini dilakukan sesudah Shafiyah menjalani "iddah istibra."

Rasulullah memberikan penjelasan tentang seseorang yang masih memiliki budak maka hendaklah ia memberikan nafkah kepada budak tersebut dengan baik. Dia juga harus perlakukan budaknya itu dengan perlakuan yang baik. Yang paling baik adalah dia harus memerdekakan budaknya dan kemudian mengawininya. Maka orang yang berbuat demikian itu memperoleh dua pahala, pahala memerdekakannya dan pahala mengawini budaknya. 

Kesimpulan 

Hadits-hadits ini memberi pengertian bahwa sangatlah disukai supaya kita memerdekakan budak dan kemudian mengawininya. Dan juga memberi pengertian bahwa agama menyukai kita mengadakan walimah, yaitu jamuan lantaran bertemu sepasang pengantin dan dilakukan sesudah dukhul. 

Hadits di atas juga memberikan pelajaran penting bagi kita  bahwa penyerahan pengantin perempuan kepada pengantin laki-laki itu sebaiknya dilakukan pada malam hari.

Dari Buku Mutiara Hadits Jilid 5 Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy