Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hadits Pemimpin Yang menipu Rakyat

Hadits Pemimpin Yang menipu Rakyat
Di antara Hadits yang menjelaskan tentang pemimpin dan tanggung jawabnya kepada rakyat adalah Hadits riwayat Imam Al-bukhari dan imam muslim melalui jalur shahabat yang mulia Ma'qil ibn Yasir. beliau mendengar Rasulullah bersabda:
 سمعت النبي صم يقول: مامن عبد استرعاه الله رعية فـلم يحطها بنصيحة الا لم يجد رائحة الجنة 
" Saya
mendengar bahwasanya Nabi bersabda:  Tidak ada seorang hamba yang Allah menyerahkan urusan kepadanya untuk memimpin sekelompok (segolongan) rakyat, lalu ia tidak menjaga (memelihara) rakyatnya dengan cara menuntun rakyatnya kemaslahatan (dunia dan akhirat), melainkan Pemimpin itu tidaklah dia akan mencium bau surga. " ( Al Bukhary 93: 8, Muslim 1: 6, Al Lulu - wal Marjan 1:30 ). 

Penjelasan Hadits:

Nabi menerangkan bahwa orang yang dipilih menjadi Pemimpin rakyat tetapi tidak memelihara rakyatnya dan tidak melayani kebutuhan-kebutuhan mereka dengan jujur dan ikhlas, tidak akan mencium bau surga (tidak akan masuk ke dalam surga).

Para ulama berkata: " Sabda Nabi, tidaklah dia dapat mencium bau surga, dapat bermakna: 

Pertama, dengan mengartikan bahwa penguasa yang tidak dapat mencium bau surga itu, adalah penguasa yang memandang bahwa dia tidak berdosa karena tidak memelihara dan tidak melayani rakyatnya. Kalau dia memandang bahwa dia tidak berdosa dengan perbuatannya itu, tidaklah dia diharamkan masuk ke surga.

Kedua, dengan mengartikan bahwa penguasa itu, tidak dimasukkan ke dalam surga bersama-sama orang yang mendapat prioritas pertama. Bukanlah maknanya bahwa penguasa yang demikian itu, dikekalkan dalam neraka. 

Al Qadhi Iyadh berkata: " Hadits ini jelas mempertakutkan para Kepala Negara ( para penguasa ) dari menipu rakyat yang mereka urusi, yaitu dengan jalan tidak memperhatikan kepentingan rakyat, tidak menuntun rakyat beragama dengan agama Allah yang benar ( Islam ) dan tidak memelihara syariat, serta tidak membelanya, atau dengan tidak berlaku adil terhadap rakyat.

Sesungguhnya Nabi saw. memperingatkan dengan hadits ini bahwa berlaku tidak jujur kepada rakyat adalah suatu dosa besar yang membinasakan lagi menjauhkannya dari surga. 

Hadits ini juga mengandung pengertian, bahwa seseorang yang diserahkan kepadanya urusan kepemimpinan untuk mengurus rakyatnya, lalu dia tidak menjaga rakyatnya dengan sempurna dan tidak memperhatikan urusan-urusan rakyat yang membawa mereka kepada kebaikan dan kejayaan, atau bahkan pemimpin tersebut bahkan menipu atau mengkhianati amah kepemimpinan itu maka mereka  tidaklah akan mendapat bau surga.

Pemimpin tersebut tidak masuk ke dalam surga bersama-sama orang yang mula-mula masuk, atau sama sekali tidak dibenarkan masuk ke dalam surga jika si penguasa itu memandang bahwa tindakannya yang demikian itu, tindakan yang halal.

Kutipan dari Buku Mutiara Hadits Jilid 1, Yang ditulis Oleh Teungku Muhammad hasbi Ash Shiddieqy