Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Imam Bukhari dan Keagungan Ilmunya

Imam Bukhari dan Keagungan Ilmunya

DIA telah menyambung apa yang terputus dari kemuliaan orang- orang non-Arab. Dia angkat semangat tinggi yang telah lama 'tergeletak'. Dia kirim hadits-hadits tentang kemuliaan jiwa. Dia berangus syuhbat orang-orang zhalim. Andaikata ilmu itu dicapai dengan lampu kendil, maka pastilah akan dikuasai oleh orang-orang Persia. Dan buktinya adalah Muhammad bin Ismail (Imam Al-Bukhari). 

Keutamaanya telah berbicara kepada kita tentang ilmunya. Akalnya memberitahukan kita bagaimana dalam pemahamannya. Kitab Shahih- nya telah mengungguli kita Ash-Shihhah. Hadits-hadits yang diriwayatkan- nya telah membisiki ruh-ruh dan terdengar di telinga orang-orang baik sebagai seruan menuju kemenangan. Sementara di telinga orang-orang yang jahat terdengar seperti erangan. 

Dia adalah hiburan para ulama. Wajahnya akan menampakkan ibrah, jika anda melihatnya dengan penuh perhatian. Dia reguk dari sumber kenabian jantung ajarannya yang menghilangkan rasa haus dan membasahi tenggerokan. Insya Allah pahala tetap untuknya. Imam Bukhari tidak meninggalkan dirham dan dinar, tidak pula istana dan rumah mewah. Akan tetapi, dia tinggalkan warisan kenabian. Dia wariskan tiupan dari hidayah yang suci yang menghancur- kan paganisme, Zoroasterisme dan Mazdakisme.

Manhaj Bukhari adalah memperbaiki kualitas, membuang yang tak bermakna, menerangkan yang lemah, mengumpulkan yang shahih, menertibkan yang manis dan menguburkan yang jelek. Shahih Al-Bukhari, dengannya para pengembara pergi ke semua tempat. Di wilayah masyriq dan maghrib. Dia menjadi pembicaraan di setiap tempat dan bergema di setiap lembah. Kebaikannya menyebar ke seluruh kota dan desa. 

Ditertibkan olehnya setiap ilmu ke dalam bab-bab. Setiap bab disusunnya ke dalam pasal secara indah. Dia hanya memilih isnad yang baik yang menghasilkan riwayat hadits yang baik. Al-Bukhari telah menulis, lalu dipersembahkan olehnya Shahih Al-Bukhari dalam format yang sebaik-baiknya. Dia mengambil kesimpulan dirayat dari riwayat dan menguatkan riwayat dari dirayat. Hadits-haditsnya akan memenuhimu dengan cahaya. 

Orang yang menghafalnya akan kembali pada keluarganya dengan wajah cemerlang karena gembira. Betapa banyak para pembohong yang tersingkap kebohongannya! Betapa banyak dajjal yang terbunuh hantu-hantunya. Dia adalah pemelihara syariah yang dengannya para pembohong hadits menjadi padam. Dia adalah tombak agama yang menusuk tenggorokan orang-orang yang menyimpang. Jika orang-orang yang melakukan kebatilan melihatnya, maka mereka laksana keledai liar yang lari dari singa karena takut. 

Dengan 'Shahih' nya, dia telah mengikat leher seluruh manusia dan dengan semangatnya dia telah merangkul cakrawala. Jika dia membuat teka-teki, maka orang yang ditantangnya akan kalah, Jika dia memberikan keterangan, maka dia akan melakukannya dengan singkat. Alangkah indahnya saat dia membacakan sanad! 

Dia berkata, "Musaddad bin Musarhad telah menuturkan kepada kami." Menurut dirinya, harta akan senantiasa berkurang dan tidak pernah bertambah. Sementara kebaikan, akan terus bertambah dan tidak akan pernah berkurang. Dan iman dalam pandangannya, bisa bertarmbah dan bisa berkurang. Terkadang, hadits-hadits yang diriwayatkannya dibaginya dalam beberapa bab, sehingga jauh lebih terang dari siang hari. 

Terkadang dia juga menunjukkan maknanya, hingga dia lebih tajam' artinya dari gigi gergaji. Jika dia khawatir orang-orang bodoh akan menaiki tangga makna- makna, maka dia menutupinya, Jika dia khawatir lafazh-lafazhnya tidak tampak pada orang-orang pintar, maka dia akan menampakkannya. Isi bukunya akan sulit dipahami oleh para pelajar yang malas, dan yang memiliki otak dingin' akan berteriak, "Cepatkanlah urntuk kami adzab yang diperuntukkan bagi kami sebelum hari hisab." 

Manfaat kitab 'Shahih'nya dekat kepada orang-orang yang menginginkannya dengan kuat. Setelah mereka dapat, mereka pun berseru, "Masih adakah tambahan lainnya." Ditulisnya Ash-Shahih dengan semangat, lalu ia menyederhanakannya. Diringkaskan olehnya, lalu dia ambil intinya. Jika matannya kebanyakan, maka dipotongnya. Dan jika sanadnya terputus, maka dia menyambungnya. Jika dia menginginkan balaghah (keindahan bahasa), dia percantik lafazhnya. 

Dalam meriwayatkan haditsnya, dihindarinya sesuatu yang tak berarti. Dijauhinya yang lemah. Dia tinggalkan hadits yang syadz (janggal, nyeleneh). Sanad-sanad yang menjadi sandarannya demikian kuat. Dia uraikan makna-makna yang rumit, Dia terangkan ungkapan-ungkapan yang bersifat global (mujmal). 

Dan dia khususkan uangkapan-ungkapan yang bersifat umum. Dia lawan para pengusung bid'ah dengan menggunakan sunnah, sehingga hancurlah bid'ah. Dia lepaskan tali pengikat hadits di dunia, hingga dia melesat. Dia penuhi pemikiran manusia dengan atsar. Jika dia meragukan satu hadits, maka dita'liq olehnya. Jika dia yakin kebenaran matan, dia obati dengannya penglihatan dan akal. 

Jika anda mendengar bagaimana dia membikin bab-babnya, maka anda akan berkata, "Cukuplah! Jika anda terdiam pada kelembutan nasehatnya, maka anda berseru, "Berdirilah, mari kita menangis!" Jika anda membaca penjelasan- penjelasannya, maka anda akan berteriak, "Kini tampaklah kebenaran itu dengan gamblang." 

Hadits-haditsnya diterima seluruh umat, dianggap suci oleh orang- orang tenama, di'syarah' (diberi keterangan) oleh orang-orang cerdas, dihafal oleh orang-orang brilian dan dibawa menyebar oleh para pengembara.

Tulisan ini berdasarkan kitab Hadaa'iq Dzatu Bahjah yang ditulis oleh Dr. 'Aidh Abdullah Al-Qarni