Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Masyarakat Dalam Perspektif Islam

Masyarakat Dalam Perspektif Islam

Pada tulisan ini penulis menjelaskan tentang masyarakat menurut pandangan Islam. Ada perbedaan yang asasi antara masyarakat Islam dengan model kehidupan masyarakat lainnya.

Baca juga: Manusia Dalam Perspektif Hasan langgulung

Menurut pandangan sosiologi modern yang berdasar pada pandangan Rousseau tentang adanya perjanjian sosial (le contrat social). Dalam Islam adanya perjanjian perseorangan (le contrat individual) antara tiap manusia dengan Tuhan mereka sebagaimana dijelaskan oleh Allah dalam surat Al-'Araf ayat 172.

Apapun yang berlaku pada masyarakat, baik atau buruk, bergantung kepada anggota-anggotanya yang merupakan indi- vidu-individu seperti firman Allah yang bermakna: "Allah tidak akan menubah nasib suatu kaum sehingga mereka menubah dirinya sendiri". (Q.13:12).

Jadi individu itulah sumber segala sesuatu yang berlaku di masyarakat, apapun namanya, seperti perubahan sosial, keserasian sosial, organisasi sosial, perpaduan sosial, ketertiban sosial dan lain-lain sebagainya.

Walaupun perutusan Islam bersifat universal dalam tujuan dan ciri-cirinya, tetapi ia meletakkan syarat-syarat bagi kebangkitan dan pembentukan sebuah masyarakat Islam atau ummah dengan artikata bahwa akan selalu ada masyarakat-masyarakat agama lain hidup berdampingan dengannya dalam sejarah.

Berkenaan dengan ibadah dan amanah tidak akan dibincangkan di sini panjang lebar, tetapi hanya yang berkaitan dengan ummah.

Sebagaimana hak-milik atau kekayaan individu itu adalah amanah, maka kekayaan masyarakat juga adalah suatu amangh Adalah penting bagi masyarakat memiliki sumber-sumber tersebut yang diperlukan untuk memelihara anak-anak yatim, janda-janda, anak-anak miskin dan lain-lain sebagainya.

Baca juga: Peranan Agama Dalam Pembentukan Masyarakat

Perkara-perkara berkenaan dengan perancangan keluarga tak dapat di- pandang terpisah tetapi harus selalu dipandang dalam konteks ummah, Ukuran keluarga harus dibatasi atau dibesarkan menurut konsep perlindungan terhadap kepentingan, keperluan, dan menguatkan ummah sebagai kriteria utama. Keluarga berencana haruslah dibuat menurut aturan-aturan umum daripada kehormatan dan perangai yang baik. Aturan-aturan ini adalah syarat-syarat yang dengan itu keserasian ummah lebih diperkokoh. Sebagaimana dalam Firman Allah surat Ali Imran ayat 104.

Ayat ini menyatakanbahwa pembentukan ummah adalah ditegakkan atas dasar-dasar kebaikan, yang ma'aruf dan yang tidak tercela. Oleh sebab itu aturan-aturan ini semuanya berdasar pada wahyu, maka tugas utama ummah Islam adalah mengetahui dạn menjaga wahyu-wahyu ini sebagai ditunjukkan oleh Al-Quran. Ini membawa kita kepada konsep perjanjian (mithaq) antara Allah dan ummat Islam.

Sebenarnya adanya Allah menciptakan berbagai masyarakat lain menunjukkan bahwa ada berbagai perjanjian atau mithaq. Al-Quran menyebut suatu perjanjian antara Allah dan orang Yahudi (Q. 2:40), di mana dinyatakan bahwa la kadang-kadang menyukai mereka tetapi menuntut agar mereka percaya kepada wahyunya, menyembah-Nya, bersifat merendahkan diri dan lain-lain (Q.2:40-47) dan 83).

Tetapi orang-orang Yahudi melanggar mithaq itu dengan tidak mempercayai wahyu- Nya dan membunuh Nabi-nabi (Q.3:21;4:15; dan 5'12-13). 

Jadi sebenarnya ummat Islam berhubungan rapat dengan umat manusia sebab bukan saja ia sebahagian daripadanya, tetapi karena mithaqnya lebih khusus daripada mithaq umat manusia. Sebenarnya yang membedakan ummat Muslim dari masyarakat-masyarakat lain adalah Islam.

Malahan ditegaskan dalam sebuah ayat Al-Quran bahwa ummah inilah yang terbaik yang pernah diutus kepada umat manusia sebab mereka memerintahkan yang baik, melarang yang mungkar dan beriman kepada Allah (Q.3:10).

Bagaimanakah ciri-ciri masyarakat ideal yang dinyatakan oleh ayat tadi, telah diperincikan oleh ahli-ahli pendidikan Islam) sebagai berikut:

  1. Masyarakat Islam wujud di atas tiang iman kepada Allah, Nabi, Rasul, Kitab-Kitab Samawi, Hari Akhirat, Hari Kebangkitan, Perhitungan dan Balasan.
  2. Masyarakat Islam meletakkan agama pada tempat yang tinggi, seperti tercatat dalam ayat Al-Quran Surah al- Nisa: 59.
  3. Masyarakat Islam memberi perhatian utama kepada ilmu, sebab ilmu dianggap cara yang terbaik untuk me- mantapkan akidah dan agama.
  4. Masyarakat Islam menghormati dan menjaga kehormatan insan. Tidak memandang perbedaan warna kulit, bangsa, agama, harta dan keturunan. 
  5. Keluarga dan kehidupan berkeluarga mendapat per- hatian besar dalam masyarakat Islam. Masyarakat Islam menguatkan ikatan dan binaan institusi keluarga. 
  6. Masyarakat Islam adalah masyarakat dinamis dan bertekad untuk berkembang dan berubah dengan pesat dan terus-menerus, seperti yang kita dapati pada ayat- ayat Al-Quran Surah Al-Ra'ad: 11 dan al-Anfal : 53). 
  7. Kerja mendapat perhatian sungguh-sungguh dalam masyarakat Islam. la dianggap neraca untuk menentukan kemanusiaan insan. Sebagai sumber hak dan kewajibannya. Kerja merupakan hak dan tanggungjawab ma- nusia. 
  8. Nilai dan peranan harta diperhitungkan untuk menjaga kehormatan insan dan membangun ummah. Pemilik harta hakiki ialah Allah. Sebab manusia sebagai khalifah Allah di bumi memiliki harta dan kekayaan hanya- lah sebagai amanah. 
Dalam masyarakat Islam hak milik pribadi hanya dilindungi jika ada syarat-syarat berikut:
  • Tidak melakukan korupsi, sebab Allah mengharamkan perbuatan korupsi. Harta itu sekedar untuk kadar yang cukup bagi diri, kemudian untuk masyarakat, dimulai dengan kaum kerabat terdekat. 
  • Janganlah pula dengan adanya harta itu seorang yang sehat dan segar menganggur (menjadi tidak giat bekerja)

Baca juga: Pentingnya Ilmu Dalam Kehidupan Rumah Tangga

Kekuatan moral dengan beriman kepada Allah, melengkapi diri dengan akhlak dan kepercayaan kepada diri sendiri, ataupun kekuatan material dalam bentuk kekuatan ekonomi, kemajuan ilmu, teknologi, pembangunan, ke- majuan sosial, dan persenjataan. 

Ia menyeru kepada sifat tolong menolong, baik dalam hubungan luar ataupun dalam negeri. Bersedia mengambil manfaat dari ilmu pengetahuan bangsa-bangsa lain yang bukan Islam. Tetapi dalam proses interaksi itu ia tidak sampai kehilangan identitasnya yang unik. 

Masyarakat Islam bersifat insaniah, saling kasih mengasihi, ramah tamah. Dalam masyarakat islam juga adanya tolong menolong, bantu membantu antara satu sama lain. Demikianlah ciri-ciri yang menonjol bagi masyarakat yang hidup atas dasar-dasar Islam dan ajarannya. Selanjutnya dalam keterangan-keterangan berikut kita bincangkan tentang tata tertib dalam pandangan Islam.

Diambil dari Buku Hasan langgulung yang berjudul Manusia Dan Pendidikan