Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sejak Kapan Makanan Mulai Dibutuhkan Manusia..???

Sejak Kapan Makanan Mulai Dibutuhkan Manusia..???

Manusia membutuhkan makanan sejak dalam kandungan sampai selama hidupnya. Apabila kita mengkaji ayat-ayat Al-Quran seputar kejadian manusia, maka akan kita temukan bahwa:

Yang Pertama, terdapat ayat-ayat yang mengisyaratkan tentang penciptaan manusia.

Dan kedua: ada ayat-ayat yang memaparkan tentang reproduksi manusia.

Mengenai penciptaan manusia, Al-Quran memaparkannya dalam sejumlah ayat-ayatnya bahwa manusia diciptakan dari saripati tanah liat (at-thin) sesuai QS Al-Mu'minûn (23) ayat yang ke-12 dan lima ayat lainnya. Dalam enam ayat lain penciptaan manusia dinyatakan berasal dari tanah atau debu (turab), sedangkan dalam empat ayat yang lain diisyaratkan bahwa manusia diciptakan dari tanah kering seperti tembikar (shalshåla) yang berasal dari lumpur (hama'a).

Baca juga: Proses Transpormasi Energi di Alam

Perihal reproduksi manusia, Al-Quran mengisyaratkan bahwa proses reproduksi manusia melibatkan peran bapak dan ibu, sebagaimana tertulis dalam QS Al-Mu'minûn (23) ayat yang ke-13 dan 14 serta tiga ayat lainnya.

Adapun tentang penciptaan dan Reproduksi Manusia, ada beberapa ayat yang yang dijelaskan oleh Allah dalam Al-Qur’an yang berhubungan dengan penciptaan itu. Sebagaimana tersurat dalam QS Al-Mu'minun (23) ayat yang ke-12, yang berbunyi: Dan sungguh Kami telah menciptakan manusia dari saripati tanah liat.

Ayat 12 surah Al-Mu'minun di atas mengungkapkan bahwa Allah telah menciptakan manusia dari sari tanah liat, terjemahan dari at-thin Ka thin. Dalam kamus Al-Munawwir, at-thin diterjemahkan sebagai tanah dan tanah. Turab diterjemahkan sebagai tanah dan debu. Hama'a diterjemahkan sebagai lumpi sedangkan shalshala adalah tanah liat kering, yang dapat dibuat tembikar.

Baca juga: Asal Usul Bahan Makanan

Dalam kaitannya dengan penciptaan manusia ditemukan juga ayat lain yaitu QS Al-An'am (6) ayat yang ke-2. QS Al-A'raf (7) ayat yang ke-12, QS As-Sajd. (32) ayat yang ke-7, QS Shad (38) ayat yang ke-71 dan QS Al-Isra' (17) ayat yang ke-61, Dalam QS Ali Imrån (3) ayat yang ke-59 tertulis bahwa Allah menciptakan Adam dari tanah atau debu: Sesungguhnya perumpamaan (penciptaan) Isa di sisi Allah adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah . ....

Turab diterjemahkan sebagai tanah atau debu. Kata turab dala kaitannya dengan penciptaan manusia ditemukan pula di lima ayat la yaitu: QS Al-Kahfi (18) ayat yang ke-37, QS Hajj (22) ayat yang ke-5, QS Ar-Ruum (30) ayat yang ke-20, C Fathir (35) ayat yang ke-11 dan QS Al-Mu'minûn (40) ayat yang ke-67.

Berkaitan dengan penciptaan manusia, terdapat pula ayat la dalam QS Al-Hijr (15) ayat yang ke-26 yang tertulis sebagai berikut: Dan sungguh Kami ciptakan manusia dari tanah liat keri (sampai berbunyi), yang berasal dari lumpur yang diberi bentuk.

Mengenai penciptaan manusia dari lumpur yang diolah jadi tana kering disebut juga dalam QS Al-Hijr (15) ayat yang ke-28 dan 33. Satu ayat la mengisyaratkan bahwa manusia diciptakan dari tanah liat kering sepe tembikar yaitu QS Ar-Rahmân (55) ayat yang ke-14.

Dari 16 ayat tersebut di atas, Allah Swt. mengisyaratkan bahwa jasad manusia diciptakan dari saripati tanah liat, debu dan lumpur yar semuanya itu mengandung unsur-unsur anorganik yang terdapat bumi, yaitu garam-garam mineral.

Oleh karena itu boleh jadi Allah melalui ayat tersebut ingin mengisyaratkan bahwa garam-garam mineral yang terdapat di bumi itu terdapat pula dalam jasad manusia. Atau dengan perkataan lain, garam-garam mineral itu merupakan bagian dari jasad manusia. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dalam abad-abad per- tengahan, hasil analisis para pakar kimia mengungkapkan bahwa jasad manusia terdiri atas unsur-unsur C (karbon), H (hidrogen), O (oxigen), N (nitrogen), dan macam-macam mineral termasuk Na (natrium), K (kalium), Mg (magnesium), P (phosphor), Ca (kalsium), Fe (ferrum = zat besi) dan mineral lainnya dalam jumlah kecil.

Unsur-unsur dan mineral yang tersebut di atas itu semuanya memang terdapat dalam saripati tanah liat, dalam debu dan dalam lumpur. Dari mana manusia memperoleh garam mineral itu? Manusia memperoleh berbagai macam mineral itu dari makanannya yaitu dari tumbuhan dan hewan. Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam proses fotosintesis akar tumbuhan mengisap air dari tanah, sedangkan garam mineral yang terdapat dalam tanah itu terlarut dalam air, sehingga ikut terisap oleh tumbuhan.

Apabila tumbuhan itu dimakan oleh hewan, kemudian tumbuhan dan hewan itu dimakan oleh manusia sebagaimana dipaparkan dalam rantai makanan itu, maka garam mineral itu masuk ke tubuh manusia. Jadi dari bahan makanan yang disantapnya itu, manusia selain mendapat masukan energi, juga memperoleh masukan garam mineral misalnya zat kapur, zat besi, air dan unsur-unsur lainnya.

Secara biokimiawi jasad manusia terdiri atas karbohidrat, protein, lemak, air, enzim, hormon dan mineral, sedangkan wujud jasadnya sendiri secara morfologis-anatomis terdiri atas kulit, rambut, kuku, tulang. gigi, jaringan otot, jaringan lemak, jaringan ikat, urat saraf, darah dan pembuluhnya serta organ-organ tubuh. Jika kita memperlihatkan secara skema jasad manusia dari aspek unsur kimia, aspek biokimia dan dari aspek morfologis-anatomis yaitu berupa:
  1. Unsur-unsur dalam jasad manusia yaitu berupa unsur C (karbon), H (Hidrogen), O (Oksigen), N (Nitrogen) Mineral: Na (Natrium), K (Kalium), Mg (Magnesium), Ca (Kalsium), P (Fosfor), Fe (Ferum/zat besi), Zn (Seng)
  2. Unsur biokimia berupa Karbohidrat, Protein, Lemak, Enzim, Hormon, Air, Vitamin, Mineral : Na, K, Mg, Ca, P, Fe, Zn.
  3. Jasad morfologis Anatomis yaitu berupa Kulit, Rambut, Kuku, Tulang, Gigi, Jaringan Otot, Jaringan Ikat, Jaringan Saraf, Darah, Organ-Organ tubuh Biokimia peser Morfologis- Anatomis
Perihal proses reproduksi manusia, Al-Quran membahasnya dere melibatkan peran ibu dan ayah, sebagaimana tersurat dalam os Mu'minun (23) ayat yang ke-13 dan 14: Kemudian Kami menjadikannya air mani yang tersimpan di tempat yang kukuh dan terpelihara (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging maka segumpal daging itu Kami jadikan tulang-tulang, lalu Kami liputi tulang-tulang itu dengan daging, kemudian Kami mengembangkann menjadi satu bentuk lain. Mahasuci Allah, Pencipta Terbaik.

Selain ayat tersebut di atas, perihal reproduksi manusia itu tersur dalam beberapa ayat lainnya yaitu Qs Al-Haj (22) ayat yang ke-5, QS Al-Mu'm (40) ayat yang ke-67 dan QS Al-Qiyamah (75) ayat yang ke-37, 38. QS Al-Haj (22) ayat yang ke-5 berbica sebagai berikut: Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (di alam kubur), maka sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari tanah kemudian dari mani, kemudian segumpal darah, segumpal daging yang terbentuk atau tidak terbentuk, supaya Kami jelaskan kepada kamu, dan Kami tempatkan dalam rahim-rahim apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang telah tertentu. Kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, lalu kamu sampai dewasa.....

Pengertian yang senada tersebut pula dalam QS Al-Mu'min (40) ayat yang ke-67: Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari mani, lalu dari segumpal darah, kemudian Dia mengeluarkan kamu sebagai bayi, lalu kamu sampai dewasa, kemudian kamu menjadi tua.

Dalam QS Al-Qiyamah (75) ayat yang ke-37 sampai ayat yang ke-39 Allah berfirman sebagai berikut: Bukankah dia dahulunya setetes air mani yang dipancarkan. Kemudian menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya dan menyempurnakannya, maka Allah menjadikan daripadanya sepasang laki-laki dan perempuan?

Dari ke tujuh ayat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa:
  1. Rahim dilukiskan sebagai tempat yang kokoh dan terpelihara.
  2. Pertumbuhan dan perkembangan 'alaq terjadi di dalam rahim sehingga menjadi sempurna dan akhimya dilahirkan sebagai bayi.
  3. Dari 'alaq itu kemudian dapat menjadi laki-laki atau perempuan.
  4. Setelah dilahirkan sebagai bayi, lalu tumbuh menjadi dewasa, kemudian menjadi tua.
Untuk dapat menjelaskan secara ilmiah bagaimana 'alaq di dalam rahim itu dapat tumbuh kembang menjadi bayi, para pakar limu Embriologilah yang menjelaskannya.

                                Bersambung >>>>>>>>




Sumber:

Buku Makanan Dalam Perspektif Al-Qur’an dan Ilmu Gizi oleh Dr. Hj. Tien Ch. Tirtawinata Sp.GK.