Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Keajaiban Rahim Ibu Perspektif Al-Qur'an

Keajaiban Rahim Ibu Perspektif Al-Qur'an

Dalam Al-Qur’an, Rahim ibu dilukiskan sebagai tempat yang kukuh dan terpelihara sebagaimana yang tersurat dalam surat Al-Mu'minün (23) ayat yang ke-13 yang bunyinya: Kemudian kami menjadikannya air mani (sperma) pada tempar yang kukuh dan terpelihara (rahim).

Secara anatomis, rahim terletak dalam ruang panggul yang di- lindungi oleh dinding perut di bagian depan, tulang panggul di sisi kanan dan kiri serta tulang punggung di bagian belakang. Rahim merupakan organ berbentuk kantong, dimana bermuara dua saluran rahim (tuba Faloppi) di dinding kanan dan kirinya. Di dekat ujung kedua saluran rahim itu terdapat indung telur (ovarium) kanan dan kiri.

Dinding rahim terdiri atas otot yang sangat elastis, yang dapat mengembang sesuai dengan pertumbuhan janin yang dikandungnya. Reproduksi manusia berawal dari proses pembuahan (proses fertilisasi) antara sel telur (ovum) dan sperma yang biasanya secara normal terjadi di rahim ibu. Para pakar llmu Embriologi menjelaskan proses pembuahan dengan menggunakan Sel telur yang telah matang keluar dari indung telur; dalam sel telur ini terdapat inti sel (nukleus) yang mengandung 23 kromosom (A).

Air mani mengandung jutaan sperma, namun dalam proses fertilisasi hanya satu sperma saja (B,) yang dapat menembus dinding sel telur sedangkan yang lainnya terhalang (B2). Inti sel sperma mengandung 23 kromosom juga. Kromosom adalah bagian dari inti sel yang membawa sifat-sitat keturunan dari orang tua kepada anaknya. Sel telur yang telah dibuan oleh sperma disebut "fertilized ovum" yang menurut QS Al Insan (76)4 disebut nuthfah amsyaj" yang berarti sperma yang telah bercampu dengan sel telur. Pada tahap C dan D memperlihatkan bahwa inti se telur dan inti sel sperma telah melebur jadi satu, sehingga jumia kromosom menjadi 46. Proses pembuahan tahap A, B, C dan D terjadio sekitar indung telur. Perkembangan selanjutnya, kromosom yang berjumlah 4 dan tersusun dalam kumparan, kemudian membelah secara melintang bergerak ke kutub yang berlawanan (tahap E). Pada tahap E ini, sel te yang telah dibuahi itu mulai masuk ke dalam saluran rahim dan akhimy membelah diri menjadi dua sel yang disebut zigot.

Selama perjalanan dalam saluran rahim, zigot F terus membelah diri menjadi 4 sel, 8 dan 16 sel. Zigot yang terdiri atas 16 sel atau lebih disebut morula yang berbentuk seperti buah murbei (tahap H). I H.

Lihat gambar:

indung telor


Keterangan Gambar:
    A. Ovum yang matang nukelusnya mengandung 23 kromosom.

    B1. Satu sperma telah menembus ovum.

    B2. Sejumlah kepala sperma terhambat dalam dinding ovum.

    C. Sperma dengan nukleus pria mengandung 23 kromosom. Nukleus wanita juga mengandung 23 kromosom.

    D. Nukleus pria dan nukleus wantia menyatu, mengandung 46 kromosom. Ovum yang telah dibuahi (nuthfah amsyaj atau fertilized ovum) masuk ke dalam saluran rahim (Tuba Faloppii).

    E. Kromosom tersusun dalam kumparan membelah secara melintang bergerak ke kutub yang berlawanan.

    F. Membelah menjadi dua sel. Tingkat dua sel disebut zigot.

    G. Zigot, empat sel.

    H. Morula, 16 sel.

    I.J. Blastokista (alaq atau 'alagotan), sebagian menjadi Trofoblas yang menempel pada dinding rahim dan kemudian menjadi uri atau ari-ari. Sebagian lain menjadi Embrioblas yang menggantung di ruang rahim dan kemudian menjadi embrio atau mudigah (mudghoh).

Morula kemudian berkembang menjadi blastokista. Sebagian das sel-sel blastokista itu memisahkan diri dan bergerak ke arah dinding rahim dan melekat pada dinding rahim, bagian ini disebut trofoblas sedangkan bagian lain dari sel-sel blastokista bergerak ke arah ruarg rahim dan letaknya menggantung, bagian ini disebut embrioblas. Blastokista yang telah berkembang menjadi trofoblas dan embric- blas itulah boleh jadi yang disebut 'alaq atau 'alaqatan, sesuai dengan akar katanya 'aliqa yang berarti "melekat" atau "menggantung" (tahap I dan J).

Trofoblas yang melekat pada dinding rahim kemudian tumbuh menjadi uri atau ari-ari (plasenta), sedangkan embrioblas yang meng- gantung dalam ruang rahim berkembang menjadi embrio atau mudigah yang dalam bahasa Al-Quran disebut mudghah. Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai pertumbuhan mudigah. selanjutnya, dapat dilihat di gambar 4.2. (penampang mem- bujur, dilihat dari samping, untuk memperlihatkan kedudukan mudigah dalam rahim).



Keajaiban Rahim Ibu Perspektif Al-Qur'an


Uri tumbuh melekat dalam dinding rahim dan membentuk jaringan pembuluh darah yang berhubungan dengan jaringan pembuluh darah ibu. Uri dan mudigah dihubungkan dengan tali pusat atau tali umbilikalis. Mudigah menggantung pada tali pusat dan tumbuh dalam rongga amnion yang berisi cairan amnion, sehingga seolah-olah berenang dalam cairan itu. Cairan amnion merupakan cairan pelindung yang dapat menyerap goncangan-goncangan dari luar sehingga mudigah tetap aman. Di samping itu cairan amnion merupakan pula ruang gerak untuk mudigah.

Fungsi uri ialah menampung, menyaring dan menyalurkan makanan atau zat-zat gizi dan oksigen dari darah ibu, yang kemudian disalurkan melalui tali pusat ke darah mudigah. Zat-zat gizi yang di- salurkan berasal dari makanan ibu yang telah mengalami metabolisme dan berbentuk asam amino, asam lemak, karbohidrat, mineral, vitamin dan air. Zat-zat gizi dan oksigen inilah yang menghasilkan pertumbuhan yang sangat pesat dari mudigah itu. Pada fase ini dibentuk organ-organ tubuh termasuk susunan saraf dan otak. Susunan saraf dan otak inilah yang menentukan kecerdasan intelektual (Inteligence Quotient = IQ) di kemudian hari. Kelangsungan hidup, pertumbuhan badan dan kualitas perkembangan intelektual janin sangat bergantung dan ditentukan oleh kualitas dan kuantitas makanan ibu.

Selain penyaluran zat gizi terjadi pula penyaluran zat kekebalan atau antibodi dari ibu, sehingga mudigah memperoleh zat kekebalan terhadap berbagai penyakit infeksi. Uri berfungsi sebagai penyaring: kuman penyebab penyakit dan zat yang beracun tertahan dan tidak dapat menembus saringan uri, namun beberapa macam virus dan obat- obat tertentu dapat melewati saringan uri dan dapat merusak mudigah, hingga mengakibatkan keguguran atau cacat bawaan.

Pada akhir bulan ke 4 kehamilan, uri menghasilkan beberapa jenis hormon antara lain estrogen dan progesteron yang berfungsi memper- tahankan kehamilan. Pada minggu ke 36 pertumbuhan mudigah telah lengkap dan sempuma, maka mudigah atau embrio itu disebut janin atau foetus. Pada kehamilan 9 bulan atau 36-38 minggu, janin mencapai cukup umur yang kemudian dilahirkan sebagai bayi.

Secara kronologis, proses pembuahan adalah sebagai berikut: sel telur dibuahi oleh sperma (nuthfah amsyaj) → zigot → morula → blastokista ('alaq / 'alaqatan) → mudigah / embrio (mudghoh) → janin → bayi (tiflan). Berdasarkan pemahaman mengenai proses pembuahan tersebut di atas, maka dapat ditarik kesimpulan adanya padanan istilah pada surat Al-Mu'minun (23) ayat ke-13-14 yaitu:
  1. nuthfah = air mani = sperma
  2. 'alaq / 'alaqotan = segumpal darah = blastokista
  3. mudghoh = segumpal daging - mudigah / embrio
  4. kholqon akhor bentuk lain = janin/fetus

Atas dasar padanan istilah tersebut di atas, maka surat Al-Mu'minun (23) ayat yang ke-13 -14 dapat kiranya diterjemahkan dengan menggunakan istilah ilmiah menjadi sebagai berikut:

Kemudian Kami menjadikannya sperma pada tempat yang kukuh dan terpelihara (rahim), Kemudian sperma itu Kami jadikan blastokista; kemudian blastokista itu Kami jadikan mudigah / embrio, maka pada embrio itu Kami ciptakan tulang-tulang, lalu tulang-tulang itu Kami liputi dengan daging, kemudian Kami mengembangkannya menjadi bentuk lain (janin/fetus). Mahasuci Allah, Pencipta Terbaik.

Ayat berikut ini menjelaskan lebih lanjut mengenai proses pem- buahan serta tahap-tahap perkembangannya yaitu setelah menjadi janin lalu dilahirkan sebagai bayi yang kemudian tumbuh kembang menjadi dewasa, sebagaimana tersurat dalam surat Al-Haj (22) ayat yang ke-5:

Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan de kubur, maka sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari tanan kemudian dari sperma, lalu dari blastokista, kemudian jadi mudigan embrio yang berbentuk atau tidak berbentuk, untuk Kami perlihatkan (kekuasaan Kami) kepada kamu; dan akan Kami tempatkan dalam rahin menurut kehendak Kami sampai waktu tertentu; kemudian Kam keluarkan kamu sebagai bayi, lalu kamu mencapai usia dewasa . . . .

Pada bulan ke 3 kehamilan, kepala 1/2 dari panjang badannya; pada bulan ke 5, kepala 1/3 dari panjang badannya dan pada waktu lahir, kepala bayi menjadi ¼ dari panjang badannya.

Allah berfirman dalam surat Az-Zumar (39) ayat yang ke-6 yang melukiskan rahim ibu tempat tumbuh kembangnya janin itu sebagai "tiga selubung kegelapan":

Dia menciptakan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga selubung kegelapan. Itulah Allah, Tuhanmu yang bagi-Nya seluruh kekuasaan, tidak ada Tuhan selain Dia, maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?

Sebagaimana dipaparkan di atas, pertumbuhan janin dalam rahim melalui beberapa fase-kejadian demi kejadian-dari mulai sel telur yang dibuahi, zigot, morula, blastokista, mudigah sampai menjadi janin.

Tiga selubung kegelapan itu diartikan oleh para ahli Kandungan dan Kebidanan sebagai berikut: janin tumbuh dalam rongga amnion yang mempunye dinding yang disebut selaput amnion. Kantong amnion ini terdapat dala rongga rahim yang berdinding otot rahim, sedangkan rahim terletak ruang panggul yang diliputi oleh otot perut.

Bila seorang ibu hamil akan melahirkan, tetapi karena suatu alas medis tidak dapat atau tidak boleh melalui persalinan normal, mak harus dilakukan persalinan dengan operasi Caesar. Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi (Sp OG) yang melakukan operasi itu harus membedah pertama: kulit dan otot perut, kedua: dinding rahim dan ketiga: selaput amnion, untuk melahirkan bayi itu. Kulit dan otot pene merupakan selubung kegelapan pertama, dinding rahim merupakan selubung kegelapan kedua, sedangkan selaput amnion merupakan selubung kegelapan ketiga.

Secara skema dapat dilihat pada gambar: penampang membujur vertikal dilihat dari samping.



Keajaiban Rahim Ibu Perspektif Al-Qur'an


Dari luar nampak kulit dengan otot perut sebagai lapisan pertama kemudian dinding rahim sebagai lapisan kedua dan selaput amnion st bagai lapisan ketiga. Ketiga lapisan itu merupakan selubung kegelapa satu, dua dan tiga, sebagaimana yang tersebut dalam surah Az-Zumi ayat 6, yang merupakan perisai yang kukuh untuk melindungi jan sampai cukup umur untuk dilahirkan. Boleh jadi itulah yang dimaksud dengan tiga selubung kegelapan. Wallahu a'lam bishshawab.







Sumber:

Buku Makanan Dalam Perspektif Al-Qur’an dan Ilmu Gizi oleh Dr. Hj. Tien Ch. Tirtawinata Sp.GK