Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

SYARAT SAH PUASA

Syarat Sah PuasaSYARAT-SYARAT YANG HARUS DIPENUHI UNTUK SAH- NYA PASA

Disyaratkan untuk sahnya puasa Ramadlan, syarat-syaratnya adalah sebagai berikut:

1. Islam sepanjang hari

Apabila seseorang kafir, baik asli atau kafir murtad berniat pasa wakiah sah puasanya. Apabila seorang muslim yang selling bespasa menjadi murtad karena mencela agama Islam, sa mengingkari sesuatu hukum Islam yang diijma-'i oleh umat dan hukum itu diketahuinya dengan mudah, bahwa hukum itu salah satu dan ketetapan agama, atau dia mengerjakan sesuatu yang merupakan penghinaan bagi Al Qur-an, atau memaki seorang Nabi, saya keluarlah ia dari Islam dan batallah puasanya. Puasa itu suatu ibadah Islamiyah, maka tidak sah dilakukan oleh orang yang bukan Islam.

2. Suci dari haidl, nifas dan wiladah

Wanita yang sedang berhaidl, sedang bernifas dan sedang bersalin (wiladah), padahal ia sedang puasa, maka batallah puasanya, seketika itu juga, baik darah yang keluar itu banyak, atau sedikit, baik anak yang lahir itu sempurna, ataupun yang dilahirkan itu segumpal darah atau daging.

3. Tamyiz

Tamyiz yaitu dapat membedakan antara yang baik dan yang tidak baik.

Orang gila bila berniat berpuasa, tidaklah sah puasanya; karena puasa itu suatu ibadat, Orang gila dipandang tidak cakap untuk beribadat.

Apabila seseorang yang sedang berpuasa, ditimpa gila di tengah-tengah hari, walaupun sebentar, batallah puasanya. Orang yang pingsan dan orang yang mabuk, batal puasanya jika pingsan atau mabuk itu sepanjang hari. Jika pingsan atau mabuk itu tidak sepanjang hari, maka dipandang sah puasanya.

Dimaksudkan dengan tamyiz di sini, ialah tamyiz dalam pandangan hukum. Karenanya sah puasa orang tidur sepanjang hari, lantaran mumaiyiz, ia sadar kalau ia bangun.

4.Berpuasa pada waktunya

Yakni berpuasa di waktu yang dapat dipergunakan untuk berpuasa. Karenanya tidak sah puasa jika dikerjakan di waktu-waktu yang tidak dibenarkan berpuasa, seperti hari raya 'idil fithri, 'idil adha dan hari-hari tasyriq.

Sebagaimana syarat-syarat ini disyaratkan untuk sah puasa Ramadlan, disyaratkan pula untuk sah puasa-puasa lain, baik fardlu, maupun puasa qadla, nadzar, ataupun puasa sunnat, seperti puasa 'Arafah, 'Asyura dan lain-lain.

Referensi berdasarkan buku Pedoman Puasa Tulisan Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy