Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian Interaksi Sosial

Pengertian Interaksi Sosial

Pengertian Interaksi Sosial

Interaksi sosial memiliki wujud yang konkrit sebab interaksi sosial terlihat dalam bentuk tindakan-tindakan yang diambil oleh individu- individu ketika saling berhubungan. Tindakan-tindakan sosial ini memiliki arti yang penting sebab hal itu berarti bahwa manusia diakui memiliki keunikan-keunikan individual yang berbeda satu sama lain. Di sinilah sisi manusia sebagai makhluk individual muncul yang berarati bahwa tindakan sosial seorang individu tidak terlepas dari makna subyektifnya.

Dengan demikian tindakan sosial manusia itu ada bermacam- macam. Ada yang sibuk belajar, mengajar, bekerja, berdagang, bernyanyi dan beternak. Masing-masing tindakan tersebut tergantung pada keunikan individu yang bersangkutan. Namun demikian, menurut Talcott Parsons (dalam Soeryono Soekanto, 1990:55), seorang sosiolog Amerika yang terkenal, setiap tindakan yang bersifat sukarela (volunteristik) selalu mengandung unsur-unsur berikut ini.

  1. Adanya pelaku tindakan
  2. Adanya tujuan yang ingin dicapai lewat tindakan tersebut
  3. Adanya berbagai cara atau sarana yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan
  4. Adanya berbagai macam kondisi situasional yang dihadapi pelaku
  5. Adanya norma-norma, nilai-nilai, dan ide-ide lain yang dihadapi pelaku mempengaruhi pemilihan tujuan dan cara atau sarana yang dipakai.
Selain karena faktor kebutuhan yang timbul dari dalam dirinya yang tercakup dalam kebutuhan mendasar, kebutuhan sosial, dan kebutuhan integratif, manusia juga mempunyai naluri untuk selalu hidup berkelompok atau bersama dengan orang lain. Hal ini disebut dengan naluri gregariousness. Dengan demikian, faktor-faktor yang mendorong manusia untuk hidup bersama dengan orang lain adalah sebagai berikut :
  • Dorongan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya 
  • Dorongan untuk mempertahankan diri
  • Dorongan untuk meneruskan generasi atau keturunan
  • Dorongan untuk hidup bersama yang diwujudkan dalam bentuk antara lain sebagai berikut :1) Hasrat untuk menjadi satu dengan manusia di sekelilingnya dan 2) Hasrat untuk menjadi satu dengan suasana alam di sekitarnya.
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa tindakan sosial adalah tindakan yang lahir dari kehendak individu, kemudian dikontrol oleh standar normatif dan dipengaruhi oleh kondisi situasional. Selain itu, Parsons (dalam Soeryono Soekanto, 1990:57) juga menyatakan bahwa ada dua macam orientasi dalam tindakan dan interaksi sosial, yaitu sebagai berikut :
  • Orientasi motivasional, yaitu orientasi yang bersifat pribadi yang menunjuk pada keinginan individu yang bertindak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
  • Orientasi nilai-nilai bersifat sosial, yaitu orientasi yang menunjuk pada standar-standar normatif (membedakan antara baik buruk dan benar atau salah) dalam wujud agama atau tradisi setempat.
Biasanya tindakan sosial dibedakan dari perilakunya, sebab tindakan sosial selalu memancing tanggapan dari orang lain terhadap tindakan tersebut. Perilaku merupakan aktivitas pribadi yang sifatnya spontan. Seseorang yang sibuk belajar sendirian di ruang perpustakaan atau di ruang kamarnya juga disebut perilaku, sebab semua aktivitas ini dilakukan sendiri dan hampir tidak memancing tanggapan dari orang lain. Selain itu perilaku juga tidak secara sadar mempertimbangkan unsur-unsur seperti tujuan, sarana atau cara, dan norma-norma tindakan. Sementara itu, belajar bersama di ruang kelas atau mengikuti les disebut tindakan sosial, sebab itu melibatkan tanggapan dari orang lain dan kita sadar melakukan pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam melakukannya.

Tindakan sosial dan arti subyektifnya (arti khas bagi individu yang bersangkutan) merupakan satuan terkecil dalam kajian sosiologi. Tindakan sosial yang dilakukan bersama-sama diantara individu ketika saling berhubungan merupakan bentuk yang nyata dari interaksi sosial.

Menurut Kimball Young dan Raymond W. Mack (dalam Soerjono Soekanto, 1990:54- ), interaksi sosial adalah kunci dari semua kehidupan sosial. Oleh karena itu, tanpa interaksi sosial tidak akan mungkin ada kehidupan sosial yang dinamis antara orang-perorangan, antara individu dan kelompok manusia, dan antara kelompok manusia.

Astrid S. Susanto (1983:31) menjelaskan interaksi sosial merupakan proses perubahan yang teratur, sebagai akibat dari proses pengaruh mempengaruhi sebab setiap masyarakat merupakan sejenis organisasi dari kepentingan-kepentingan individu, pengaturan terhadap dari sikap mereka terhadap satu sama lain demi tindakan bersama, sehingga hubungan ini menghasilkan suatu sistem atau keteraturan.

Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa interaksi sosial adalah hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antar perseorangan, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok lainnya. Interaksi sosial merupakan kunci dalam sendi-sendi kehidupan sosial, karena tanpa interaksi tidak mungkin terjadi aktivitas dalam kehidupan sosial. Secara sederhana, interaksi sosial terjadi apabila ada dua orang saling bertemu, saling menegur, berkenalan dan mempengaruhi. Pada saat itulah terjadi sugesti interksi sosial.

Interaksi sosial tidak terbatas oleh waktu tetapi dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Artinya bisa terjadi pada waktu siang hari atau malam hari, dapat terjadi di pasar, di sekolah, di bioskop atau tempat- tempat lainnya. Dalam pergaulan hidup, interaksi sosial sangat penting dan berguna untuk memperhatikan dan mempelajari masalah-masalah yang timbul dalam masyarakat. Baik bersifat perseorangan maupun kelompok. Dengan memperhatikan faktor-faktor dan kondisi-kondisi yang dapat menimbulkan atau mempengaruhi bentuk-bentuk interaksi, akan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam usaha meningkatkan pembinaan dan pelayanan kepada masyarakat.

Demikian halnya dalam proses pembelajaran selalu mengalami terjadi interaksi sosial, terutama interaksi antara guru dengan siswa. Tanpa interaksi sosial pembelajaran tidak akan berlangsung. Guru selain berinteraksi dengan siswa juga berinteraksi dengan sesama guru dalam satu sekolah atau dengan Kepala Sekolah. Guru dalam waktu-waktu tertentu juga berinteraksi dengan sesama guru yang berada di lembaga lain, terutama ketika mengadakan Kelompok Kerja Guru (KKG) dan sebagainya. Hal ini akan mempengaruhi terhadap kualitas pembelajaran. (Wina Sanjaya, 2006:57)

Menyebutnya sebagai iklim sosial psikologis yaitu keharmonisan antara orang yang terlibat dalam proses pembelajaran.

Dari pengertian di atas dapatlah dibedakan masa-masa interaksi sosial dalam kehidupan sehari-hari, yaitu dalam bentuk :

a. Interaksi sosial antar individu

Apabila dua individu bertemu, proses interaksi dimulai pada saat saling menegur, berjabat tangan dan berkomunikasi. Walaupun dua individu yang bertatap muka itu tidak saling mengadakan aktivitas, sebenarnya interaksi sosial telah terjadi karena masing-masing pihak sadar akan adanya pihak lain yang menyebabkan perubahan perasaan dan syaraf orang-orang yang bersangkutan.

b. Interaksi sosial antar individu dan kelompok

Wujud interaksi sosial semacam ini dapat ditunjukkan pada contoh seorang guru yang sedang mengadakan kegiatan belajar- mengajar di dalam kelas. Pada tahap awal, guru mencoba menguasai kelasnya, akhirnya proses interaksi sosial akan berlangsung dan berjalan seimbang antara guru dan kelompok siswa.

c. Interaksi sosial antar kelompok manusia

Bentuk interaksi semacam ini menunjukkan bahwa kepentingan individu dalam kelompok merupakan suatu kesatuan dan berhubungan dengan individu dalam kelompok lain. Misalnya antara dua sekolah yang sebelumnya belum saling mengenal, kemudian dua sekolah tersebut menjadi satu keluarga besar setelah terjadi kerjasama diantara sekolah tersebut.

Dari bentuk pola-pola interaksi di atas, dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
  1. Jumlah pelakunya lebih dari satu orang.
  2. Adanya komunikasi antar pelaku dengan menggunakan simbol- simbol atau lambang.
  3. Adanya dimensi waktu yang meliputi masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang.
  4. Adanya tujuan yang akan dicapai dari hasil-hasil interaksi sosial tersebut.