Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Menjaga Keutuhan Keluarga

Menjaga Keutuhan Keluarga

MENJAGA HUBUNGAN PERNIKAHAN

Rasulullah bersabda, “Menikahlah dan janganlah kalian bercerai! Sesungguhnya Allah SWT tidak menyukai laki-laki yang terlalu mencintai dirinya (nafsunya) sendiri dan perempuan yang terlalu mencintai dirinya (nafsunya) sendiri.”

Pernikahan dalam perspektif Islam adalah suatu ibadah yang sifatnya sunah, salah satu bagian yang paling penting dalam kehidupan sosial. Pernikahan adalah wasilah untuk meningkatkan jumlah umat Islam dan berfungsi untuk menjaga akhlak agar tetap bersih dan suci. Oleh karena itu, umat Islam diminta untuk membentuk keluarga melalui pernikahan dan melanjutkan kehidupan mereka dalam cinta dan ketulusan bersama.

Talak atau perceraian tidak diperbolehkan kecuali berdasarkan alasan yang dibenarkan. Karena talak, hubungan pernikahan bisa putus, kehidupan keluarga menjadi berantakan, dan banyak kerugian yang akan ditanggung.

Kesimpulannya, baik suami maupun istri; kedua belah pihak harus menghargai pentingnya nilai kehidupan dalam sebuah keluarga. Keduanya harus menghindari hal-hal yang akan menyebabkan putusnya hubungan keluarga dengan cara menghormati hak-hak dalam berumah tangga. Keduanya harus setia satu sama lain dengan tulus dan menghindari melakukan perceraian atas alasan yang tidak penting. Jika tidak demikian, mereka tidak akan pernah bisa terlepas dari tanggung jawab moral mereka sebagai pasangan suami istri.

Suatu hari pada masa kekhalifahan Sayidina Umar bin Khattab RA, seorang suami bertanya kepada istrinya, “Katakanlah dengan jujur karena Allah SWT, apakah engkau mencintaiku?”

“Baiklah, karena engkau ingin aku berkata jujur karena Allah SWT, aku akan mengatakan bahwa aku tidak mencintaimu (oleh karena itu, aku ingin berpisah darimu!),” jawab sang istri.

Kemudian, sang suami pergi menemui Sayidina Umar RA dan menceritakan apa yang telah terjadi. Sayidina Umar RA pun memanggil istri orang itu dan menanyakan alasan sang istri berkata demikian.

“Wahai Amirul Mukminin, dia ingin aku berkata jujur. Maka, aku pun berkata jujur. Apakah aku sebaiknya berbohong kepadanya?” kata sang istri. Atas hal ini, Sayidina Umar RA mengatakan perkataan yang singkat dan jelas kepada wanita itu,

“Benar, semestinya engkau berbohong (dalam hal ini, tentu itu akan lebih baik). Sebab, seluruh kehidupan dan hubungan pernikahan tidak hanya dibangun di atas dasar cinta saja. Sebaliknya, orang-orang justru bisa hidup dalam hubungan yang harmonis dengan agama Islam dan tali pernikahan. (Maka, janganlah kalian menginginkan perpisahan hanya karena hal itu!)"