Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

HADITS KEUTAMAAN ILMU DAN MENGAJARKANNYA

HADITS KEUTAMAAN ILMU DAN MENGAJARKANNYA
KEUTAMAAN ILMU, MENUNTUT DAN MENGAJARKANNYA

Allah SWT berfirman,

قَالَ اللهُ تَعَالَى: (وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا )

“Dan Katakanlah, “Ya Tuhanku, berikanlah aku tambahan ilmu pengetahuan.” (Qs. Thaaha(20) : 114)

قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِيْنَ يَعْلَمُوْنَ وَ الَّذِيْنَ لاَ يَعْلَمُوْنَ

“Katakanlah, Tidaklah sama orang-orang yang mengetahui dan orang-orang yang tidak mengetahui.” (Qs. Az Zumar(39) : 9)

يَرْفَعِ اللهُ الَّذِيْنَ آمَنُوْا منِْكُمْ وَالَّذِيْنَ أُوْتُوْا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ

“Allah mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu dari kalian beberapa derajat.” (Qs. Al Mujaadalah(58) : 114)

إِنَّمَا يَخْشَى اللهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاء

“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hambanya hanyalah ulama.” (Qs. Faathir (35) : 28)

1384- وَعَنْ مُعَاوِيَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ : (( مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهُّ فِى الدِّيْنِ )), مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

1384. Dari Muawiyah RA. ia berkata, “Rasulullah SAW. bersabda , ‘Barang siapa yang dikehendaki oleh Allah atasnya kebaikan, maka Allah memberikannya pemahaman (yang mendalam) dalam masalah agama.” (HR. Bukhari dan Muslim)

1385- وَ عَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (( لاَ حَسَدَ إِلاَّ فِى اثْنَتَيْنِ: رَجُلٌ آتَاهُ اللهُ مَالاً فَسَلَّطَهُ عَلَى هَلَكَتِهِ فِى الْحَقِّ, وَرَجُلٌ آتَاهُ اللهُ الْحِكْمَةَ فَهُوَ يَقْضِى بِهَا وَيُعَلِّمُهَا )), مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

1385. Dari Abdullah bin Mas’ud RA., ia berkata, “Rasulullah SAW. bersabda, ‘Tidak diperbolahkan hasad (mencemburu) kecuali dalam dua perkara; yang pertama seorang laki-laki yang dianugerahi Oleh Allah SWT. harta kemudian Allah memberikannya kemampuan untuk menggunakannya dalam kebaikan, dan seorang laki-laki yang dianugerahi oleh Allah SWT. hikmah (ilmu pengetahuan) kemudian dia memanfaatkan ilmunya tersebut dan mengajarkannya.’” (HR. Bukhari dan Muslim)

1386- وَعَنْ أَبىِ مُوْسَى رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ : ((مَثَلُ مَا بَعَثَ اللهُ بِهِ مِنَ الْهُدَى وَالْعِلْمِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَصَابَ أَرْضًا, فَكَانَتْ مِنْهَا طَائِفَةٌ قَبِلَتِ الْمَاءَ فَأَنْبَتَتِ الْكَلاَءَ وَالْعُشْبَ الْكَثِيْرَ, وَكَانَ مِنْهَا أُجَادِبُ أَمْسَكَتِ الْمَاءُ فَنَفَعَ اللهُ بِهَا النَّاسُ فَشَرِبُوْا مِنْهَا وَسَقَوْا وَزَرَعُوْا و َأَصَابَ طَائِفَةٌ مِنْهَا أُخْرَى إِنَّمَا هِىَ قِعَانٌ. لاَ تُمْسِكُ مَاءً وَلاَ تَنْبُتُ كلاًّ فَذَلكِ َمِثْلُ مَنْ فَقِهَ فِى دِيْنِ اللهِ وَنَفَََعَهُ مَا بَعَثَنِى اللهُ بِِه. فَعَلِمَ وَعَلَّمَ. وَمَثَلُ مَنْ لَمْ يَرْفَعْ بِذَلِكَ رَأْسًا, وَلَمْ يَقْبَلُ هُدَى اللهِ الَّذِى أُرْسِلْتُ بِهِ )), مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

1386. Dari Abu Musa RA., ia berkata, “Rasulullah SAW. bersabda, ‘Perumpamaan petunjuk dan ilmu yang diberikan Allah kepadaku, bagaikan hujan yang menimpa bumi. Maka sebagian tanah ada yang baik (subur). lalu tumbuhlah tumbuh-tumbuhan dan rerumputan yang banyak. Ada pula tanah yang kering, tapi bisa menyimpan air, lalu Allah memberikan manfaat kepada manusia, mereka bisa minum dari air itu, memberi minuman ternak dan bertani. Ada lagi air yang menimpa bagian bumi lain yang datar dan lunak yang tidak dapat menyimpan air dan tidak dapat menumbuhkan tumbuhan. Demikianlah perumpamaan orang alim dalam masalah agama dan mengerjakannya dan perumpamaan orang yang tidak dapat menerima petunjuk Allah yang ditugaskan kepada mereka.’” (HR. Bukhari dan Muslim)

1387- وَعَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهٍِْ  قَالَ لِعَلِيٍّ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ: (( فَوَ اللهِ لأَنْ يَهْدِيَ بِكَ رَجُلاً وَاحِدًا خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ يَكُوْنَ لَكَ حُمْرُ النَّعَمِ )), مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

1387. Dari Sahl bin Sa’ad RA, “Nabi SAW. bersabda, ‘Demi Allah, jika Allah memberi petunjuk kepada seseorang dengan perantaraanmu, itu lebih baik daripada unta merah (hak milik orang yang paling berharga).” (HR. Bukhari dan Muslim)

1388- وعَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو بْنِ الْعَاصِ رَضِىَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ النَّبِىَّ : (( بَلِّغُوْا عَنِّى وَلَوْ آيَةً وَحَدِّثُوْا عَنْ بَنِى إِسْرَائِيْلَ وَلاَ حَرَجَ, وَمَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ )), رَوَاهُ البُخَارى.

Dari Abdulllah bin ‘Amr bin Ash RA, Nabi SAW. bersabda, “Sampaikanlah (ilmu) dariku meski hanya satu ayat, dan boleh saja kalian menceritakan dari bani Israil (boleh untuk diambil pelajaran). Dan barangsiapa mendustakan atasku (mengatasnamakan suatu pembicaraan kepada Nabi, padahal beliau tidak menyabdakannya) dengan sengaja, maka sebaiknya ia meletakkan tempat duduknya di neraka.” (HR. Bukhari)

1389- وَعَنْ أََبِى هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهٍِْ  قَالَ: (( وَمَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا, سَهَّلَ اللهُ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ )), رَوَاهُ مُسْلِمُ.

1389. Dari Abu Hurairah RA., “Rasulullah SAW. bersabda, “Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah memudahkan bagi orang itu karena ilmu tersebut jalan menuju ke surga.” (HR. Muslim)

1390- وَعَنْهُ أَيْضًا رَضِىَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهٍِْ  قَالَ: (( مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنْ الأَجْرِ مِثْلُ أُجُوْرِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْئًا )), رَوَاهُ مُسْلِمُ.

1390. Dari Abu Hurairah RA, “Rasulullah SAW. bersabda, “Barangsiapa mengajak kepada jalan yang baik, maka ia mendapat pahala sebanyak pahala orang yang mengikutinya (mengikuti ajakannya) tanpa mengurangi pahala mereka sendiri sedikitpun.” (HR. Muslim)

1391- وَعَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (( إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ اِنْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ: صَدَقَةٌ جَارِيَةٌ, أَوْ عِلْمٌ يُنْتَفَعُ بِهِ, أَوْ وَلَدٌ يَدْعُوْلَهُ )) رَوَاهُ مُسْلِمُ.

1391. Dari Abu Hurairah RA., ia berkata, “Rasulullah SAW. bersabda, ‘Apabila anak Adam (manusia) mati, maka terputuslah amalnya, kecuali tiga hal; sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shaleh yang selalu mendoakannya.’” (HR. Muslim)

1392- وَعَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ  يَقُوْلُ: (( الدُّنْيَا مَلْعُوْنَةٌ مَلْعُوْنٌ مَا فِيْهَا إِلاَّ ذِكْرُ اللهِ تَعَالَى, وَمَا وَالاَهُ, وَعَالِمًا أَوْ مُتَعَلِّمًا )), رَوَاهُ التُّرْمُذِىُّ وقَالَ: حَدِيْثٌ حَسَنٌ.

1392. Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Dunia dan segala isinya adalah terkutuk kecuali dzikir dan taat kepada Allah Ta’ala, serta orang alim dan orang yang belajar.” (HR. Tirmidzi. Dia berkata: “hadis ini hasan.”)

1393- وَعَنْ أَنَسٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (( مَنْ خَرَجَ فِى طَلَبِ الْعِلْمِ فَهُوَ فِى سَبِيْلِ اللهِ حَتِّى يَرْجِعَ )), رَوَاهُ التُّرْمُذِىُّ وَقَالَ: حَدِيْثٌ حَسَنٌ.

1393. Dari Anas RA, ia berkata, “Rasulullah SAW. bersabda, “Barangsiapa keluar dengan tujuan menuntut ilmu, maka ia berada di jalan Allah, sampai ia kembali.” (HR. Tirmidzi. Dia berkata: “hadis ini hasan.”)

1396- وَعَنْ أَبىِ الدَّرْدَاءِ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ  يَقُوْلُ: ((مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يُنْتَغَى فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ, وَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِِحَتَهَا لِطَالِبِ الْعِلْمِ رِضًا بِمَا يَصْنَعُ وَإِنَّ الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرَ لَهُ مَنْ فِى السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِى الأَرْضِ حَتَّى الْحَيَّتَانِ فِى الْمَاءِ, وَفَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ عَلَى سَاِئِر الْكَوَاكِبِ, وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الأَنبْيِاَء,ِ وِإِنَّ الأنَْبِيَاءَ لَمْ يُوْرِثُوْا دِيْنَارًا وَلاَ دِرْهَمًا وَإِنَّمَا وَرَُثْوا ْالعِلْمَ, فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِخَطِّ وَافِرٍ )), رَوَاهُ أَبُو} دَاوُدَ, وَالُّتْرمُذِى.

1396. Dari Abu Darda RA., ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah SAW. bersabda, ‘Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga. Dan sesungguhnya malaikat itu membentangkan sayapnya untuk orang yang menuntut ilmu karena puas dengan apa yang diperbuatnya, dan bahwasanya penghuni langit dan bumi sampai ikan di lautan memintakan ampun kepda orang yang pandai. Kelebihan orang alim terhadap abid (0rang yang ahli ibadah, tapi tidak alim), bagaikan kelebihan bulan purnama terhadap bintang-bintang yang lain. Sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi, dan bahwasanya para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, tetapi para Nabi mewariskan ilmu pengetahuan. Maka barangsiapa mengambil (menuntut) ilmu, ia telah mengambil bagian yang sempurna.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

1397- وَعَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ  يَقُوْلُ: (( نَضَّرَ اللهُ امْرَأً سَمِعَ مِنَّا شَيْئًا, فَبَلّغَهُ كَمَا سَمِعَهُ, فَرُبَّ مُبَلِّغٍ أَوْعَى مِنْ سَامِعٍ )), رَوَاهُ ُالتُّرْمُذِىُّ وقَالَ: حَدِيْثُ حََسَنٌ صَحِيْحٌ.

1397. Dari Ibnu Mas’ud RA, ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah SAW. bersabda, ‘Semoga Allah memberi cahaya yang berkilauan kepada seseorang yang mendengar sesuatu dariku, kemudian ia menyampaikannya sebagaimana yang telah ia dengar, karena banyak orang yang disampaikan kepadanya (sesuatu itu) lebih menghayati, daripada orang yang mendengarnya sendiri.’” (HR. Tirmidzi. Dia berkata: “hadis ini hasan-shahih.”)

1398- وَعَنْ أََبِِى هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (( مَنْ سُئِلَ عَنْ عِلْمٍ فَكَتَمَهُ أُلْجِمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِلِجَامٍ مِنْ نَارٍ )), رَوَاهُ أَبُوْ دَاوُدَ وَالتُّرْمُذِىُّ وَ قَالَ: حَدِيْثٌ حَسَنٌ.

1398. Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, “Rasulullah SAW. bersabda, ‘Barangsiapa ditanya tentang suatu ilmu, kemudia ia menyembunyikannya (tidak mau menjawab dengan sebenarnya), maka kelak di hari kiamat ia akan dikendalikan dengan kendali dari api neraka.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi. Tirmidzi berkata: “hadis ini hasan.”)

1399- وَعَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ : (( مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ لاَ َتَعَلَّمُهُ إِلاَّ لِيُصِيْبَ بِهِ عَرَضًا مِنَ الدُّنْيَا لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ, يَعْنِى رِيْحَهُ)), رَوَاهُ أَبُوْ دَاوُدَ بِإِسْنَادٍ صَحِيْحٍ.

1399. Dari Abu Hurairah RA., ia berkata, “Rasulullah SAW. bersabda, ‘Barangsiapa yang mempelajari ilmu pengetahuan yang semestinya bertujuan untuk mencari ridha Allah Azza Wa Jalla, kemudian ia mempelajarinya dengan tujuan hanya untuk mendapatkan kedudukan/kekayaan duniawi, maka ia tidak akan mendapatkan baunya surga, kelak pada hari kiamat.’” (HR. Abu Dawud dengan sanad yang shahih)

1400- وعَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو بْنِ الْعَاصِ رَضِىَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ  يَقُوْلُ: ((إِنَّ اللهَ لاَيَقْبِضُ الْعِلْمَ اِنْتِزَاعًا مِنَ النَّاسِ, وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ يَبْقَ عَالِمًا اِتَّخَذَهَا النَّاسُ رُؤُوْسًا جُهَّالاً فَسَئَلُوْا فَافْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ, فَضَلُّوْا وَأَضَلُّوْا)), مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

1400. Dari Abdullah bin ‘Amr bin Ash, ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah SAW. bersabda, ‘Sungguh, Allah tidak akan mencabut ilmu dari manusia begitu saja. Tetapi Allah mencabutnya dengan mengambil (mewafatkan) orang-orang yang berilmu, sampai tidak lagi tersisa seorang alim pun, lalu menjadikan orang-orang bodoh sebagai pemimpin. Para pemimpin yang bodoh itu ditanya, lalu mereka memberi fatwa tanpa dasar ilmu, sehingga mereka sesat dan menyesatkan.’” (HR. Bukhari dan Muslim)