Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hadits Memuliakan Tamu

Hadits Memuliakan Tamu
94 MEMULIAKAN TAMU

قَالَ الله تعالى: )هَلْ أَتَاكَ حَدِيْثٌ ضَيْفِ إِبْرَاهِيمَ الْمُكْرَمِينَ إِذْ دَخَلُوا عَلَيْهِ فَقَالُوا سَلاَمًا قَالَ سَلاَمٌ قَوْمٌ مُنْكَرُونَ فَرَاغَ إِلَى أَهْلِهِ فَجَاءَ بِعِجْلٍ سَمِينٍ فَقَرَّبَهُ إِلَيْهِمْ قَالَ أَلاَ تَأْكُلُونَ( [الذاريات: 24 – 27]

Allah SWT. berfirman: “Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tamu Ibrahim (malaikat-malaikat) yang dimuliakan? (Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan: "Salaaman", Ibrahim menjawab: "Salaamun" (kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal. Maka dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk (yang dibakar), lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim berkata: "Silakan kamu makan". (QS. Adz Dzaariyat (51): 24-27)

وقَالَ تعالى : )وَجَاءَهُ قَوْمُهُ يُهْرَعُونَ إِلَيْهِ وَمِنْ قَبْلُ كَانُوا يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ قَالَ : يَاقَوْمِ هَؤُلاَءِ بَنَاتِي هُنَّ أَطْهَرُ لَكُمْ، فَاتَّقُوا اللَّهَ وَلاَ تُخْزُونِ فِي ضَيْفِي أَلَيْسَ مِنْكُمْ رَجُلٌ رَشِيدٌ؟‍‍‍‍‍‍‍!‍‍(‍‍‍ [هود : 78].

Allah SWT. berfirman: “Dan datanglah kepadanya kaumnya dengan bergegas-gegas. Dan sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang keji. Luth berkata: "Hai kaumku, inilah puteri-puteriku mereka lebih suci bagimu, maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama) ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antaramu seorang yang berakal?" (QS. Hud (11): 78)

711- وعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ الله عَنهُ أَنَّ النبيَّ  قَالَ : ((مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أوْلِيَصْمُتْ)) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

711. Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW., beliau bersabda: “Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya. Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia menyambung tali persaudaraan. Dan siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam”.[1] (HR. Bukhari dan Muslim)

712- وَعَنْ أَبِي شُرَيْحٍ خُوَيْلِدِ بْن عُمَرَ وَالْخُزَاعِيِّ رَضِيَ الله عَنهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ الله  يَقُوْلُ : ((مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ جَائِزَتَهُ)) قَالُوا : وَماَ جَائِزَتُهُ يارَسُوْل الله ؟ قَالَ : ((يَوْمُهُ وَلَيْلَتُهُ، وَالضِّيَافَهُ ثَلاَثَةُ أيَّامٍ، فَمَا كَانَ وَرَاءَ ذلِكَ فَهُوَ صَدَقَةٌ عَلَيْهِ)) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

712. Dari Abu Syuraih Khuwailid Ibn Amr (Al-Khuza’i) RA, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW. bersabda, “Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamu pada saat istimewanya”. Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, apa saat istimewanya?”. Beliau menjawab: “Hari dan malam pertamanya, bertamu itu adalah tiga hari, selebihnya adalah sedekah”[2]. (HR. Bukhari dan Muslim)

[1] Telah disebutkan sebelumnya pada hadis nomor 319
[2] Dalam riwayat Muslim dikatakan: “Orang muslim tidak boleh tinggal di tempat saudaranya, sehingga menyebabkan saudaranya itu berdosa”. Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, bagaimana ia bisa menyebabkan saudaranya berdosa?”. Beliau bersabda: “Ia tinggal di tempat saudaranya, sedangkan saudaranya tidak mempunyai hidangan yang bisa disuguhkan”.