HADITS ISTIKHARAH DAN MUSYAWARAH
Allah SWT. berfirman: “ Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan ini”. (QS. Ali Imran (03): 159)
Allah SWT. berfirman: “Sedang urusan mereka (diputuskan) dengtan musyawarah antaramereka”. (QS. Asy Syuura 42): 38)
722. Dari Jabir RA, dia berkata: Rasulullah SAW. mengajarkan kami supaya beristikharah dalam segala urusan, sebagaimana Rasulullah mengajarkan suatu surat Al-Qur’an, di mana beliau bersabda: “Apabila salah seorang di antara kalian mempunyai tujuan dalam suatu urusan, hendaklah ia shalat sunnah dua rakaat kemudian membaca: “ALLAHUMMA INNI ASTAKHIRUKA BI ‘ILMIKA WA ASTAQDIRUKA WA AS’ALUKA MIN FAHLIKA AL-AZHIM. FA INNAKA TAQDIRU WA LAA AQDIRU WA TA’LAMU WALAA A’LAMU WA ANTA ALLAAMU AL-GHUYUB. ALLAHUMMA INKUNTA TA’LAMU ANNA HADZA AL-AMRA KHAIRUN LII FII DIINII WA MA’AASYII WA ‘AAQIBATI AMRII, atau ia mengucapkan: ‘AAJILI AMRII WA AAJILIHI FAQDURHU LII WA YASSIRHU LII TSUMMA BAARIQ LII FIIHI. WA INKUNTA TA’LAMU ANNA HADZA AL-AMRA SYARRUN LII FII DIINI WA MA’AASYI WA ‘AAQIBATI AMRII, atau ia mengucapkan: ‘AAJILI AMRII WA AAJILIHI FASHRIFHU ‘ANNII WASHRIFNII ‘ANHU WAQDUR LII AL-KHAIRA HAITSU KAANA TSUMMA RADHINII BIHI”. (Ya Allah, sesungguhnya saya mohon petunjuk dengan pengetuhan-Mu, saya mohon ketetapan dengan kekuasaan-Mu, dan saya mohon besarnya karunia-Mu. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Kuasa dan saya tidak kuasa, Engkau Yang Maha Tahu dan saya tidak tahu, dan Engkaulah Yang Maha Mengetahui, bahwa urusan ini adalah baik untuk diriku dalam agamaku, kehidupanku, dan urusanku (atau mengatakan: baik pada waktu dekat maupun di kemudian hari) maka takdirkanlah dan mudahkanlah urusan ini buat diriku. Namun apabila Engkau mengetahui, bahwa urusan itu jelek buat diriku dalam agamaku, kehidupanku dan akibatnya pada urusanku (atau ia mengatakan baik pada waktu dekat maupun di kemudian hari), maka jauhkanlah urusan itu dariku dan hindarkanlah aku darinya, serta tentukanlah yang lebih baik untukku bagaimanapun adanya, kemudian jadikanlah saya orang yang ridha (puas) dengan ketentuan itu. Beliau juga bersabda: “Ia harus menyebutkan hajatnya”. (HR. Bukhari)