Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Nabi Muhammad Dan Keagungan Budi Pekertinya

Nabi Muhammad Dan Keangungan Budi Pekertinya
Metode Menulis Sejarah Nabi

Segala puji bagi Allah, kami memuji-Nya, meminta pertolongan-Nya, dan memohon ampunan-Nya, dan kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kami dan dari Buruknya amalan kita, barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, tidak ada yang menyesatkannya, dan barang siapa yang menyesatkan, tidak ada petunjuk baginya, dan saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah yang tidak ada sekutu bagi-Nya, dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah milik-Nya. hamba dan Rasul. 

Dengan pertolongan dan taufik dari Allah, saya berharap semoga tulisan ini menjadi sebuah perubahan penting dalam menghidangkan sejarah hidup Nabi dengan penyajian yang istimewa: kreatif, menyenangkan, mengikuti sunnah, dan dengan versi terbaru yang berbeda dari yang lainnya. 

Menulis tentang Rasulullah tidaklah sama dengan menulis tentang ilmuan, filsuf, raja, pangeran, menteri, atau penyair. Sebab, mereka semua adalah manusia biasa yang bisa benar dan bisa salah, bisa tercerahkan dan bisa juga tersesat. 

Ketika seseorang menuliskan biografi tentang mereka, dia tidak harus memiliki pemikiran yang sama dengan pemikiran mereka.

Namun, ketika seseorang menuliskan biografi Muhammad bin Abdullah, dia haruslah mengimani risalahnya, membenarkan kenabiannya, serta menulis dengan penuh cinta kepada beliau, pada sejarah hidupnya, dan dengan hati kasmaran yang merana karena rindu pada kabar dan sosoknya.

Dalam penulisan tentang kehidupan Rasulullah harus memenuhi tiga unsur penting yaitu:

Pertama, informasi harus shahih dari sisi penukilan dan benar dari sisi hujjah, agar terjaga dari tuduhan dan dakwaan serta terlindungi dengan pagar amanah dan kejujuran. 

Kedua, kalimat yang digunakan harus bernilai sastra, menyihir, dan memikat sehingga keelokannya membuat hati ceria, keindahannya membuat jiwa riang, dan kebagusannya membuat telinga girang. Tidak ada unsur lemah bahasa, kata yang memalukan, dan kalimat yang terlalu dibuat buat. 

Ketiga, semua itu harus ditopang dengan kepandaian dalam menyimpulkan nash, kepiawaian dalam memahami fiqih, kecakapan dalam menyelami lautan sejarah hidup Nabi untuk mengeluarkan mutiara paling mahal dan perhiasan paling indah. 

Tanpa ketiga poin di atas maka risalah tidaklah lengkap, informasinya tidaklah sempurna, sehingga menghasilkan karya yang cacat.

Nabi Muhammad Guru Yang Agung

Alangkah indahnya dalam hidup ini kita dapat mengenal sosok Nabi yang maksum! Sejarah hidupnya dapat menghilangkan kesedihan dan ucapannya dapat melenyapkan kesusahan. Napasnya yang suci telah menyucikan saya dan kenangannya yang banyak telah menguraikan air mata saya. Sebelumnya saya tidak menyangka bahwa hati ini lebih dulu menangis sebelum mata, saat membaca sejarah hidup Nabi.

Kehidupan Rasulullah bagaikan halaman putih di alam ini. Bagaikan pohon hijau di semesta ini. Bagaikan sungai segar dan jernih di gurun hayat ini. 

Betapa ruginya bila detik-detik berlalu, tanpa mengetahui detail rahasianya! 

Dan betapa sia-sianya bila napas berhembus, tapi tak mengenal keharuman sosoknya!

Demi Allah, sejarah hidup Nabi Muhammad telah memperelok ciptaan, dunia, dan menyinari alam. Sejarah hidup itu merupakan kemaksuman kenabian, keagungan risalah, ajaran penakluk, akhlak manusia, dan prestasi pemimpin. 

Pengutusannya adalah rahmat, hidupnya adalah inspirasi, wujudnya adalah keamanan, kabarnya adalah syariat, dan sabdanya adalah wahyu.

Sosok Nabi merupakan judul untuk keadilan, buku himpunan untuk penjelasan, dan universitas ihsan di dunia kekikiran. Beliau bagaikan bangunan cinta di alam kekasaran. 

Allah menyucikan semesta dengan perantara Nabi sebagai sosok pilihan, sebagaimana menyucikan bumi dengan hujan yang lebat. Umat manusia mulia karena ada Muhammad. Umat manusia bangga karena memiliki Ahmad.

Jika ayah Anda adalah ayah jasmani, maka Rasulullaha adalah ayah rabbani, Jika ayaah Anda memberi Anda makan roti, maka Rasulullah memberi Anda makan kemuliaan dari meja wahyu. 

Jika ayah Anda memakaikan kepada Anda pakaian, maka Rasulullaha memakaikan Anda pahala dari rahmat Allah. 

Jika ayah Anda menempatkan Anda di rumah batu atau tanah liat, maka Rasulullah SAW akan menempatkan Anda di surga di sisi Allah. 

Jika ayah Anda memandu Anda cara memperoleh kekayaan, maka Rasulullah membimbing Anda cara meraih hidayah dan pencerahan dari Allah .

Sepanjang hidup, kita mungkin telah mengunjungi ratusan kota di timur dan barat. Mungkin juga kita telah menyaksikan kota yang bersalut kabut dan penanduk awan. Kita juga telah menyaksikan taman-taman yang ramai, kebun-kebun yang luas, sungai-sungai yang mengalir, serta lautan yang berombak. 

Akan tetapi, hati kita justru memutari pondok dan rumah-rumah Rasulullah. Di situlah kita menyadari bahwa diri ini adalah semua jejak peninggalannya. 

Memutari Ka'bah yang pernah beliau putar, dan berdiri di tempat yang beliau berdiri di sana. Menaiki tembok Ka'bah dan zamzam, mencintai Uhud yang beliau cintai, juga menziarahi Baqi' yang juga beliau ziarahi. 

Jangan lupa kita mengucapkan salam kepadanya di kuburannya sembari melihat raudhah dan mimbarnya. Sungguh, hati kita telah jatuh cinta kepada dua kotanya: Mekah dan Madinah.

Hak Nabi yang harus ditunaikan oleh setiap pengikut dan pencintanya ialah menolongnya dengan lisan dan senjata, serta dengan bukti dan penjelasan. 

Jika kita tidak berkesempatan menangis di belakangnya saat shalat Tahajud, maka kita bisa mengalirkan air mata saat menjadi makmum.

Jika kita terlewatkan untuk menjadi sahabatnya, maka kita tidak boleh terlewatkan untuk menyebarkan sejarah hidupnya dan mengikuti sunnahnya. 

Meskipun kita tidak mungkin untuk membelanya dengan jiwa, tetapi kita bisa membelanya dengan pena dan kertas. 

Meskipun kita tidak membersamainya dalam Perang Badar, tetapi kita bisa hadir dengan ruh kita, seraya membaca: qul huwallahu ahad. 

Meskipun kita tidak memperoleh kemuliaan berupa menemaninya di Gua Hira dan Tsur, tetapi darah kita bergolak saking cinta kepadanya. 

Meskipun kita tidak bersamanya di tenda Badar, hendaklah kita membangunkan tenda cinta untuknya di dalam dada.

Jika kita tidak berkesempatan shalat di belakangnya, maka kita bisa menjadikannya imam dalam kehidupan. 

Meskipun kita tidak pernah duduk bersamanya secara fisik, tetapi kita bisa duduk dengan haditsnya secara ruh. 

Meskipun kita tidak pernah mencurahkan darah demi risalahnya, tetapi kita bisa membela agamanya dengan hujjah. 

Meskipun kita tidak berkesempatan membawa sandalnya bersama Ibnu Mas'ud dan duduk di hadapannya bersama Abu Hurairah, tetapi kita bisa membawa haditsnya di tempat-tempat perkumpulan serta menyebarkan agamanya di kota dan pedalaman. Kita bisa duduk di hadirat sunnahnya dan berdiri di di bawah bendera agamanya.

Meskipun kita tidak pernah duduk bersamanya di raudhahnya, tetapi semoga kita bisa minum air dari telaganya.

Marilah kita membahas tentang hari pertemuan dan hari peminuman, seraya bertanya kepada diri sendiri: 

Di mana kita pada hari syafaat kelak? 

Dengan apa kita menemuinya pada saat itu? 

Tidak lupa, hendaklah Anda datang dengan membawa tanda pada Hari Kiamat, yaitu kondisi kita yang bersinar. Berkaitan dengan hal ini, kita telah dipuji dalam Taurat dan Injil.

Kemudian kita memohon kepada Dzat yang telah memuliakan kita dengan kenabian dan risalah Nabi-Nya, semoga menjadikan kita termasuk dalam golongannya yang menang dan kelompoknya yang selamat. 

Hiburan kita, karena bukan termasuk kaum Anshar dan Muhajirin, adalah dapat menyiarkan senjata kenabiannya di berbagai kota serta melantunkan bacaan shalawat kepadanya sepanjang zaman. Semoga Allah mengabulkan harapan setiap Muslim-laki-laki dan perempuan-perempuan seperti kebahagiaan dengan hadirnya Nabi-Nya, sambil mengucapkan salam dan berjabat tangan di surga teratas. Setelah harapan ini pun tidak ada harapan lainnya. Di atas permintaan ini pun tidak ada permintaan lainnya.

Hal yang akan menjadi syafaat bagi kita kelak adalah bahwa kita telah bersaksi tentang risalah Nabi, mengimani agamanya, dan berusaha mengikutinya. 

Semoga Allah merahmati dan melimpahkan keselamatan kepadanya sebanyak-banyaknya. Semoga Allah merahmati dan melimpahkan keselamatan kepadanya di kalangan masyarakat awal dan akhir. Semoga Allah merahmati dan melimpahkan keselamatan kepadanya hingga Hari Kiamat. 

Semoga Allah merahmati dan melimpahkan keselamatan padanya selama bunga aster masih, tanaman wangi (raihan) masih semerbak, awan masih menurunkan hujan, fatamorgana masih berkilau, khutbah masih dikumandangmas kan. 

Ya Allah, karuniakanlah kebahagiaan kepada kami dengan kesempatan melihatnya, muliakanlah kami dengan kesempatan untuk menemaninya, serta kumpulkan kami bersama golongannya.

Kutipan dari Buku Muhammad Sang Inspirator Dunian karangan Dr. Aidh bin Abdullah al-Qarni