Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hadits Tentang Al-Muroqabah (Perasaan diawasi)

Hadits Tentang Al-Muroqabah (Perasaan diawasi)
Imam Nawawi memulai bab tentang Al-Muroqabah (Perasaan diawasi) dalam kitab Riadhussalihin dengan mengutip beberapa firman Allah sebagai berikut:

Allah SWT berfirman dalam surat asy-Syu’ara (26) ayat 218-219

قَالَ الله ُتَعَالَى : {الَّذِي يَرَاكَ حِيْنَ تَقُومُ وتَقَلُّبُكَ فيِ السَاجِدِيْنَ}

“Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk shalat), dan (melihat pula) perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud.” (Qs. asy-Syu’ara(26) : 218-219)

وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ

“Allah senantiasa bersama kamu sekalian di mana pun kamu berada.” (Qs. al-Hadid(57) : 4)

إِنّ الله َلاَيخَفَى عَلَيْهِ شَيْءٌ فيِ اْلأَرْضِ وَلاَ فيِ السَّمَاءِ

“Sesungguhnya bagi Allah tidak ada satupun yang tersembunyi di bumi dan tidak (pula) di langit.” (Qs. Ali Imran(3) : 5)

إنَّ رَبَّكَ لَبِالمِرْصَادِ

”Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati.” (Qs. al-Mukmin(40) : 19)

يَعْلَمُ خَائِنَةَ اْلأَعيُنِ وَمَا تُخْفِى الصُدُوْر

“Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi.” (Qs. al-Fajr(89) : 14)

Baca juga:

61- الأَوَّلُُ: عَنْ عُمَرَ بْنَ اْلخَطَّابِ رَضِيَ الله ُعَنْهُ قَالَ : بَيْنَمَا نحَنُ جُلُوسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلىَّ الله ُعَلَيْهِ وسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ، إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ، شَدِيدُ سَوَادِ الشَّعْرِ، لاَ يُرَى عَلَيْهِ أثَرُ السَّفَرِ، وَلاَ يَعرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ، حَتىَّ جَلَسَ إِلَى النَِبيّ صَلىَّ الله عَلَيْهِ وسَلَّمَ، وأَسْنَدَ رُكبَتَيهَ إِلىَ رُكْبَتَيهِ، وَوَضعَ كَفَّيْهِِ عَلَى فَخِِذَيْهِِ وَقَالَ : يَا مُحَمَّدُ أَخْبرِنيِ عَنِ اْلإسْلاَمِ، فقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ الله عَلَيْهِ وسَلَّمَ : "الإِسْلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَن لاَّ إِلهَ إلاَّ الله وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ الله وَتُقِيمُ الصَلاَةَ، وتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ، وَتَصُومَ رَمَضَانَ، وَتَحُجَّ الْبَيْتَ ِإنِ اسْتَطَعْتَ ِإلَيْهِ سَبِيْلاً" قَالَ : صَدَقْتَ. فَعَجِبنَا لَهُ يَسْألَهُ ُويُصَدِّقُهُ، قَالَ :
فَأَخْبَرَنِي عَنِ الإِْيْمَانِ. قَالَ : "أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ، وَمَلاَئِكَتِهِ، وَكُتُبِهِ، وَرُسُلِهِ، وَاْليَومِ الآخِِِِِِرِ، وَتُؤمِنَ بِالقَدَرِ خَيرِهِ وَشَرِّهِ". قَالَ : صَدَقْتَ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِي عَنِ الإِْحْسِانِ. قَالَ : "أنْ تَعْبُدَ الله َكَأنَّكَ تَرَاهُ فَإنْ لمَّ تَكُنْ تَرَاهُ فَإنَهُ يَرَاكَ". قَالَ : "فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ. قَالَ : "مَاالمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَائِلِ". قَالَ : فَأَخْبرْنيِ عَنْ أَمَارَاتهَا. قَالَ : "أَنْ تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا, وَأنْ تَرَى الحُفَاةَ العَرَاةَ العَالَةَ رِعَاءَ الشَّاِء يَتَطَاوَلُونَ فِي البُنْيَانِ". ثمُ َّانْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا ثُمَّ قَالَ : "يَا عُمَرُ أَتَدْرِيْ مَنِ السَّائِلُ ؟" قُلْتُ : الله ُورَسُوْلَهُ أَعْلَمُ. قَالَ : "فَإنّهُ جِْبرِيْلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِينَكُمْ". رَوَاهُ مُسْلِم
وَمَعْنَاهُ : أَنْ تَكْثُرِ السَّرَارِي حَتَّى تَلِدَ الأَمَةُ السُّرِيَّة بِنْتاً لِسَيَّدهَا وَبِنتُ السّيد في مَعْنىَ السّيد وَقِيلَ غَير ذلك.
61. Dari Umar bin Khaththab RA Ia berkata, “Ketika kami sedang duduk di dekat Rasulullah SAW. tiba-tiba muncul seorang lelaki berpakain putih, berambut hitam pekat, tidak nampak tanda-tanda bahwa dia sedang dalam perjalanan, dan tidak seorangpun di antara kami yang mengenalnya. Ia duduk menghadap Beliau, lalu menyandarkan kedua lututnya ke lutut Nabi dan meletakkan kedua telapak tangannya di atas kedua paha Nabi, seraya berkata, ‘Wahai Muhammad, terangkan kepadaku tentang Islam !” Rasulullah SAW. menjawab. ‘Islam adalah hendaknya engkau bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, memberikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan melakukan ibadah haji ke Baitullah jika memenuhi syaratnya.’ Ia berkata. ‘Engkau benar’, kami keheranan karenanya, ia bertanya tetapi membenarkannya. Lebih lanjut ia berkata, ‘Sekarang terangkanlah kepadaku tentang Iman !’ Rasulullah SAW. menjawab, ‘Yaitu engkau beriman kepada Allah, kepada para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, dan hari akhir serta engkau beriman kepada takdir baik dan jeleknya. Ia berkata, ‘Engkau benar.’ ‘Selanjutnya terangkanlah kepadaku tentang Ihsan!’ Rasulullah Saw menjawab, 'Yaitu hendaknya engkau beribadah kepada Allah seakan-akan melihat-Nya.” Ketahuilah !, bahwa dia selalu melihatmu. Orang itu kembali bertanya, ‘Beritahukan kepadaku kapan terjadinya hari kiamat ?’ Rasulullah Saw menjawab, ‘Tidaklah orang yang bertanya lebih mengetahui dari pada yang ditanya.’ Orang itu berkata lagi, ‘Kalau begitu beritahukanlah tanda-tanda (terjadinya) hari kiamat!’ Rasulullah menjawab, ‘Yaitu apabila budak perempuan melahirkan bayi perempuan yang akan menjadi majikannya dan engkau akan melihat orang-orang tidak bersandal, telanjang, papa, pengembala kambing mnejadi orang-orang yang berlomba meninggikan bangunan rumahnya.’ Kemudian orang itu berlalu. Kami terdiam beberapa saat. Lalu Rasulullah SAW. bertanya, ‘Hai Umar, tahukah engkau siapa yang bertanya tadi?’ Umar menjawab, ‘Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.’ Rasulullah SAW. memberitahukan: ‘Dia adalah Jibril.’ Ia datang untuk mengajari kalian tentang agama Islam.’” (HR Muslim)

62- الثَانِي : عَنْ أَبِي ذَرٍّ جُنْدُبِ بْنِ جُنَادَة وَأبِي عَبْدِ الرَّحْمنِ مُعاَذِ بْنِ جَبَلِ رَضِيَ الله عَنْهُمَا عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلىَّ الله عَلَيْهِ وسَلَّمَ قَالَ : "اِتّقِ الله َحَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تمَحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بخُلُقٍ حَسَنٍ" رَوَاهُ التِرْمِذِيُّ وقَالَ : حَدِيْث حَسَن

62. Dari Abu Junadah dan Abu Abdurrahman, Muadz bin Jabal RA dari Rasulullah SAW. Beliau bersabda, “Bertakwalah kepada Allah di mana saja engkau berada.’ Sertailah (tutuplah) perbuatan jelek itu dengan kebaikan, niscaya kebaikan tadi akan menghapus kejelekan, dan gaulilah manusia dengan akhlak yang baik.’” (HR. Tirmidzi)

63- الثَالِثُ : عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ الله ُعَنْهُمَا قَالَ : كُنْتُ خَلْفَ النَِّبيّ صَلىَّ الله عَلَيْهِ وسَلَّمَ يَوْمًا فَقَالَ : "يَاغُلاَمُ إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ : اِحْفَظِ اللهَ يحَفَظْكَ، احْفَظِ الله تجَِدْهُ تجُاَهَكَ، إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ الله،َ وإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ باللهِ، وَاعْلَمْ : أنَّ الأُمَّةَ لَوِ اجْتَمَعُوْ عَلَى أنْ يَنْفَعُوكَ بِشَيءٍ، لمَ ْيَنْفَعُوكَ إِلاَّ بِشَيٍء قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ، وَإِنِ اجْتَمَعُوْا عَلَى أنْ يَضُرُوْكَ بِشَيْءٍٍ لمَ ْيَضُرُّوكَ إلاَّ بِشَيءٍ قَدْ كَتَبَهُ الله عَلَيْكَ، رُفِعَتِ الأَقْلاَمُ وَجَفَّتِ الصُحُفُ" رَوَاهُ التِرْمِذِيُّ وقَالَ : حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْح.

وفي رِوَايَة غَير التِرْمِذِي : "احْفَظِ الله تجَدُهُ أَمَامَكَ، تَعرِف إِلَى اللهِ فيِ الرَّخَاءِ يَعْرِفْكَ فيِ الشّدَّةِ، وَاعْلَمْ : أن مَا أَخْطَأكَ لمَْ يَكُنْ لِيُصِيبَكَ، وَمَا أَصَابَكَ لمَ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ، وَاعْلَمْ : أنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ، وأَنَّ الْفَرْجَ مَعَ الْكُرَبِ، وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا".

63. Dari Abdullah bin Abbas RA Ia berkata, “Suatu hari, saya berada di belakang Nabi SAW. Kemudian beliau berkata, ‘Hai bocah! Akan aku ajarkan kepadamu beberapa kalimat, ‘Jagalah (perintah) Allah, niscaya kamu dapati Allah selalu di hadapanmu.[1] Jika engkau meminta, mintalah kepada Allah. Dan jika engkau meminta pertolongan maka mintalah pertolongan kepada Allah. Dan ketahuilah, jika umat manusia bersatu untuk memberikan manfaat (kebaikan) kepadamu, niscaya mereka tidak akan dapat melakukan hal itu kepadamu kecuali dengan sesuatu yang telah ditentukan Allah kepadamu. Dan jika mereka bersatu hendak mencelakakan dirimu, niscaya mereka tidak akan dapat mencelakakanmu, kecuali dengan sesuatu yang telah ditentukan Allah padamu. Telah diangkat pena dan telah keringlah (tinta) lembaran-lembaran itu.’” (HR. Tirmidzi)

64- الرَّابِعُ : عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : إِنَّكُمْ لَتَعْمَلُوْنَ أَعْمَالاً هِيَ أَدَقُّ في أَعْيُنِكُمْ مِنَ الشَّعْرِ كُنَّا نَعُدُّهَا عَلَى عَهْدِ رَسُوْلِ اللهِ صَلىَّ الله عَلَيْهِ وسَلَّمَ مِنَ المْوُبِقَاتِ. رَوَاهُ البُخَارِي.

64. Dari Anas RA Ia berkata, “Sesungguhnya kalian sekarang melakukan perbuatan-perbuatan yang kalian anggap sepele, padahal pada masa Rasulullah SAW. perbuatan-perbuatan semacam itu, kami anggap termasuk hal-hal yang merusak agama.” (HR. Bukhari)

65- الخَامِسُ : عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ الله عَنْهُ عن النَِبيّ صَلىَّ الله عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ : "إنَّ الله تَعَالىَ يُغَارُ، وَغِيْرَةُ اللهِ تَعَالىَ، أَن يَّأْتِيَ المَرْء ُمَا حَرَّمَ الله عَلَيْهِ" مُتَفَقٌ عَلَيْهِ.

65. Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW Beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala itu cemburu. Dan cemburunya Allah Ta’ala (muncul) apabila ada seseorang yang melakukan perbuatan-perbuatan yang diharamkan-Nya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

66- السَّادِسُ : عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ الله عَنْهُ أَنهَّ ُسَمِعَ النَِبيَّ صَلىَّ الله عَلَيْهِ وسَلَّم يَقُوْلُ : "إِنَّ ثَلاَثَةً مِنْ بَنيِ إسْرَائِيلَ : أَبْرَصَ، وَأقْرَعَ، وَأعْمَى، أرَادَ الله أَنْ يَبْتَلِيَهُم فَبَعَثَ إلَيْهِم مَلَكًا، فَأتَى الأَبْرَصَ فَقَالَ : أَيُّ شَيْءٍ أحَبُّ إلَيْكَ ؟ قَالَ : لَوْنٌ حَسَنٌ، وَجِلْدٌ حَسَنٌ، وَيَذْهَبُ، عَنيّ الَذِي قَد قَذِرَني النَّاسُ، فَمَسَحَهُ فَذَهَبَ عَنْهُ قَذَرُهُ وأُعْطِيَ لَوْنًا حَسَنًا. فقَالَ: فَأيُّ الماَلِ أَحَبُّ إلَيْكَ ؟ قَالَ : الإِبْل – أو قَالَ : البَقَرُ – شَكُّ الرَّاِوي، فَأُعْطِيَ نَاقَةً عُشَرَاءَ فقَالَ : بَارَكَ الله لَكَ فِيهَا.

فَأتَى الأَقْرَعَ فقَالَ : أَيُّ شَيْءٍ أَحَبُّ إلَيْكَ ؟ قَالَ : شَعْرٌ حَسَنٌ، ويَذْهَبُ عَنيِّ هذَا الَّذِي قَذِرَنيِ النَّاسُ، فَمَسَحَهُ فَذَهَبَ عَنْهُ وَأُعْطِيَ شَعْرًا حَسَنا. قَالَ : فأَيُّ المْاَلُ أحَبُّ إلَيْكَ ؟ قَالَ: الْبَقَرُ، فَأُعْطِيَ بَقَرَةً حَامِلاً، وقَالَ : بَارَكَ الله لَكَ فِيهَا.
فَأَتَى الأَقْرَعَ فَقَالَ : أيُّ شَيْءٍ أَحَبُّ إلَيْكَ ؟, قَالَ شَعْرٌ حَسَنٌ، ويَذْهَبُ عَنيِّ هذَا الَّذِي قَذَرَنِي النَّاسُ، فَمَسَحَهُ فَذَهَبَ عَنْهُ وَأُعْطِيَ شَعْرًا حَسَنًا. قَالَ: فَأَيُّ المَالِ أَحَبُّ إلَيْكَ ؟ قَالَ: البَقََرُ، فَأُعْطُي بَقَرَةً حَامِلاً، وقَالَ: بَارَكَ الله لَكَ فِيهَا.
فَأتَى الأَعْمَى فقَالَ: أَيُّ شَيءٍ أَحَبّ إلَيْكَ؟ قَالَ : أَنْ يَرُدَّ الله ُإِلَيَّ بَصَرِي فَأُبْصِرُ النَّاسَ، فَمَسَحَهُ فَرَدَّ الله إِلَيْهِ بَصَرَهُ. قَالَ : فَأي المَالِ أَحَبُّ إلَيْكَ ؟ قَالَ : الغَنَم، فَأُعْطِيَ شَاةً وَالدًا، فَأنْتَجَ هَذَانِ وَوَلَّدَ هَذَا، فَكَانَ لِهذَا واَدٍ مِنَ الإْبِلْ،ِ وَلِهذَا وَادٍ مِنَ البَقَرِ، وَلهذَا وَادٍ مِنَ الغَنَمِ.
ثُمَّ إنَّهُ أَتَى الأَبْرَصَ في صُوْرَتِهِ وَهَيْئَتِهِ، فقَالَ : رَجُل مِسْكِينٌ قَد انْقَطَعَتْ بِيَ اْلحِبَالُ في سَفَرِي فَلابَلاغَ لِي اليَومَ إلاَّ بِاللهِ ثُمَّ بِكَ، أَسْأَلُكَ بالَّذِي أعُطَاكَ اللَّونَ الحَسَنَ، والجِلْدَ الحَسَنَ، وَالمَالَ، بَعِيرًا أتَبَلَّغُ بِهِ في سَفَرِي، فقَالَ : الحُقُوقُ كَثِيرَةٌ. قَالَ : كأنيِّ أَعْرِفُكَ، أَلَمْ تَكُنْ أَبْرَصَ يَقْذَرُكَ النَّاسُ فَقِيرًا فَأعْطَاكَ الله ُ!؟ فقَالَ : إنمَّا وَرِثْتُ هذَا المَال كَاِبرًا عَنْ كَابِرٍ، فقَالَ : إنْ كُنْتَ كَاذِبًا فَصَيرَّكَ الله ُ إِلَى مَا كُنْتَ.
وَأتَى الأَقْرَعَ في صُورَتِهِ وَهَئَتِهِ، فَقَالَ لَهُ مِثْل مَا قَالَ لِهذَا، وَرَدَّ عَلَيْهِ مِثْلَ مَا رَدّ هذَا، فَقَالَ : ِإنْ كُنْتَ كَاذِبًا فَصَيرَّكَ الله إِلَى مَا كُنْتَ
وَأتَى الأَقْرَعَ في صُورَتِهِ وَهَئَتِهِ، فقَالَ : رَجُل مِسْكِْينٌ وَابْنُ سَبِيلٍ انقَطَعَتْ بِيَ الحِبَالُ فِي سَفَري، فَلاَبَلاَغَ لي اليَوُمَ إلاِّ بِاللهِ ثُمَّ بِك، أَسْأَلُكَ بالَّذِي رَدَّ عَلَيكَ بَصَرَكَ شَاةً أتَبَلَّغَ بهَا فيِ سَفَرِي ؟ فقَالَ : قَدْ كُنْتُ أَعْمَى فَرَدَّ الله إِليَّ بَصَرِي فَخُذْ مَا شِئْتَ وَدَعْ مَا شِئْتَ فَوَاللهِ لاَ أَجْهَدُكَ اليَوم بِشَيءٍ أخَذْتَهُ ِللهِ عَزَّ وَجَلَّ. فقَالَ : أمْسِكْ فإنمَّاَ ابْتُلِيتُمْ، فَقَدْ رَضِيَ الله ُ عَنْكَ، وَسَخِطَ عَلَى صَاحِبَيْكَ". مُتَفَقٌ عَلَيْهِ
وفي رِوَايَة البُخَارِي : "لاَ أَحمَدُكَ" بالحاءِ المهملةِ والميمِ ومعناه : لاَ أَحمْدُكَ بِتَرْكِ شيء تَحْتَاج إِلَيْهِ، كما قَالُوا : لَيْسَ عَلَى طُوْلِ الحَيَاة نَدَمٌ : أي عَلَى فَوَاتِ طُوْلِهاَ.
66. Dari Abu Hurairah RA “Ia mendengar Nabi SAW bersabda, ‘Ada tiga orang Bani Israil yang mempunyai penyakit belang, botak dan buta. Kemudian Allah hendak menguji mereka. Maka Allah mengutus malaikat kepada mereka. Malaikat itu datang kepada si belang dan bertanya: “Apakah yang paling kamu inginkan?” Si belang menjawab: “Saya menginginkan paras yang tampan dan kulit yang bagus serta hilang penyakitku yang menjadikan orang-orang memandang jijik kepadaku. Malaikat itu, kemudian mengusap Si belang. Tiba-tiba hilanglah penyakit yang menjijikkan itu dan parasnya berubah menjadi tampan dan ia memiliki kulit yang bagus. Malaikat itu bertanya lagi. ‘Harta apakah yang paling kamu senangi ?’ Si belang menjawab, ‘Unta.’ –dalam riwayat lain, ‘sapi’. Kemudian ia diberi unta yang sedang bunting sepuluh bulan dan malaikat itu berkata. ’Semoga Allah, memberi berkah atas rahmat yang kamu terima.’”

Kemudian malaikat mendatangi Si botak dan bertanya, ‘Apakah yang paling kamu inginkan ?’ Si botak menjawab, ‘Rambut yang rapi dan hilangnya penyakit yang menyebabkan orang-orang jijik kepadaku.’ Malaikat itu lalu mengusap kepala Si botak. Tiba-tiba hilang penyakitnya dan tumbuhlah rambut yang rapi. Malaikat itu bertanya lagi, ‘Harta apakah yang paling kamu senangi ?’ Si botak menjawab, ‘Sapi.’ Malaikat itu pun memberinya sapi yang sedang bunting. Dan ia berkata, ‘Semoga Allah memberi berkah atas rahmat yang kamu terima.’

Selanjutnya, malaikat itu mendatangi Si buta dan bertanya, ‘Apakah yang paling kamu inginkan ?’ Si buta menjawab, ‘Allah mengembalikan penglihatanku, sehingga aku dapat melihat orang.’ Malaikat itu lantas mengusap Si buta dan Allah mengembalikan penglihatannya. Malaikat itu bertanya lagi, ‘Harta apakah yang paling kamu senangi ?’ Si buta menjawab, ‘Kambing.’ Kemudian ia diberi kambing yang sedang bunting.

Selang beberapa tahun, unta, sapi dan kambing berkembang biak. Unta bertambah banyak, sehingga memenuhi satu lembah. Demikian juga dengan sapi dan kambing. Kemudian malaikat tadi datang kepada Si belang dengan menyerupai orang yang berpenyakit belang seperti keadaan Si belang waktu itu. Malaikat berkata, ‘Saya adalah orang miskin yang kehabisan bekal di tengah-tengah perjalanan. Sampai hari ini, tidak ada yang mau memberi pertolongan kepada saya kecuali Allah. Saya harap engkau mau memberi pertolongan. Saya mohon kepadamu atas nama Tuhan yang telah memberi engkau paras yang tampan dan kulit yang halus serta harta kekayaan. Saya hanya meminta satu ekor unta untuk bekal di dalam melanjutkan perjalanan saya.” Si belang berkata, ‘Hak-hak yang harus saya berikan masih banyak. Saya tidak bisa membekali apa-apa.’

Malaikat itu berkata, ‘Kalau tidak salah, saya kenal dengan kamu. Bukankah kamu dulu orang yang berpenyakit belang sehingga orang-orang lain merasa jijik kepadamu. Bukankah kamu dulu orang yang miskin, kemudian Allah memberi rahmat kepadamu ?’ Si belang berkata, ‘Harta kekayaanku ini adalah dari nenek moyang saya.’ Malaikat itu berkata, ‘Jika kamu berdusta, semoga Allah mengembalikanmu seperti keadaan semula.’

Kemudian malaikat itu datang kepada Si botak dengan penampilan sama sebagaimana Si botak dulu dan berkata seperti yang dikatakan kepada Si belang. Si botak pun menjawab, sebagaimana Si belang. Kemudian, malaikat itu berkata, ‘Jika kamu berdusta, semoga Allah mengembalikanmu seperti semula.’ Setelah itu, malaikat itu pergi menemui Si buta dalam keadaan yang sama, seperti keadaan Si buta dulu. Malaikat berkata, ‘Saya adalah orang miskin yang kehabisan bekal di tengah-tengah perjalanan dan sampai hari ini, tidak ada yang memberi pertolongan kepada saya kecuali Allah. Saya harap engkau mau memberi pertolongan. Saya mohon kepadamu atas nama Tuhan yang telah mengembalikan penglihatanmu. Saya hanya meminta satu ekor kambing untuk bekal di dalam melanjutkan perjalanan saya.’ Si buta berkata, ‘Saya dahulu adalah orang buta. Kemudian Allah mengembalikan penglihatan saya. Maka ambillah apa yang kamu inginkan dan tinggalkanlah apa yang tidak kamu senangi. Demi Allah, saya tidak akan menahanmu untuk mengambil apapun yang kamu ambil atas nama Allah Yang Maha Agung. Malaikat itu pun berkata, ‘Peliharalah harta kekayaanmu, sebenarnya kamu hanyalah diuji. Allah benar-benar ridha kepadamu dan Dia murka kepada kedua kawanmu.’ (HR. Bukhari dan Muslim)

68- الثَامِنُ : عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ الله عَلَيْهِ وسَلَّمَ : "مِنْ حُسْنِ إِسْلاَم المَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعِْنيه.ِ حَدِيْث حَسَن رَوَاهُ التِرْمِذِي وغَيره.

[1] Dalam riwayat selain yang diriwayatkan Imam Tirmidzi disebutkan, ‘Jagalah (perintah Allah) niscaya kamu akan mendapatakan niscaya engkau akan menemui-Nya di hadapanmu. Hendaklah engaku mengingat Allah di waktu lapang (senang), niscaya Allah akan mengingatmu di waktu susah. Ketahuilah, sesungguhnya sesuatu yang seharusnya luput mengenaimu, tentulah sesuatu itu tidak akan mengenaimu. Ketahuilah, sesungguhnya kemenangan itu didapatkan karena kesabaran, kesenangan itu didapatkan karena kesusahan, dan sesudah kesulitan, pasti ada kemudahan”.