Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Menjaga Kebersihan Perspektif Islam

Menjaga Kebersihan Perspektif Islam
Allah berfirman dalam Al-Qur'an surat Al-Maidah ayat yang 6 berkenaan dengan pentingnya menjaga keberisihan terutama menjaga kebersihan dan kesucian ketika hendak Shalat. Bahkan bagi orang yang berhadats besar maka diwajibkan untuk mandi sebelum melaksankan shalat dan ibadah lainnya yang disyaratkan kesucian

Ini menunjukkan bahwa Islam telah memberikan perhatian yang sangat besar terhadap kebersihan dan kesucian sekaligus mengajak umatnya untuk memelihara dan memperhatikannya. Bahkan Allah memerintahkan Rasul-Nya untuk senantiasa memperhatikan kebersihan ini. Sehingga seorang muslim yang benar-benar bersih lagi suci akan dicintai Allah. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, " Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mersucikan diri (QS. Al-Baqarah ayat 122)

Baca juga:
Kata thaharah ( bersuci ) pada asalnya berarti membersihkan dan mensucikan badan dari hal-hal yang bertentangan dengannya, baik itu berupa kotoran maupun najis.

Islam telah menjadikan suci itu sebagian dari iman, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, " Suci itu separo dari iman Islam juga memerintahkan untuk menjaga kebersihan segala sesuatu yang dipergunakan oleh setiap orang, baik yang kecil maupun besar, baik itu milik pribadi maupun milik umum. 

Sebab, dalam kesehatan itu terkandung perlindungan diri dari penyakit dan wabah sekaligus pemeliharaan terhadap kesehatan umum maupun khusus. Yang menjadi fokus perhatian kita bersama adalah menyangkut kebersihan diri pribadi, yakni menjaga kebersihan badan yang diperintahkan Islam dan dipesankannya secara berulang-ulang agar senantiasa dipelihara dan diperhatikan.

Di samping itu, Islam juga telah memotivasi dan mendorong umatnya untuk selalu menjaga kebersihan dengan menjanjikan pemberian pahala yang besar bagi yang melakukannya dan janji penghapusan beberapa perbuatan dosa. Kebersihan diri pribadi ini jelas merupakan salah satu faktor kesuksesan dalam menjaga kesehatan secara umum. 

Oleh karena itu, bagi siapa yang ingin sukses dalam kesehatannya, dia harus mengikuti ajaran Islam. Karena Islam secara khusus membahas masalah kesehatan. Islam telah memerintahkan umatnya untuk senantiasa membersihkan dan menyucikan diri setiap akan melakukan shalat dan menakut-nakuti orang yang meninggalkannya dengan ancaman bahwa Alah Ta'ala tidak akan menerima shalat orang yang terlebih dahulu tidak membersihkan dirinya, yaitu melalui wudhu. Rasulullah Shallallahu Aluthi wa Sallam telah bersabda, " Shalat tidak akan diterima tanpa bersuci.

Tentang keutamaan wudhu, Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, " Jika seorang hamba muslim atau mukmin berwudhu lalu membasuh wajahnya, maka akan keluar dari wajahnya setiap dosa yang dilihat dengan kedua matanya bersamaan dengan keluarnya air, atau bersama tetesan air yang akhir Jika dia membasuh tangannya, maka akan keluar dari kedua tangannya setiap dosa yang pernah diperbuat kedua tangannya itu bersama air atau bersama tetesan air yang terakhir. Jika dia membasuh kedua kakinya, maka akan keluar setiap dosa yang pernah diperbuat oleh kedua kakinya bersama dengan air atau bersama tetesan air yang terakhir, sehingga dia akan keluar dalam keadaan benar benar bersih dari dosa.” (HR. Muslim)

Kata wudhu berasal dari kata Al-Wadhaa'ah yang berarti indah dan bersih Wudhu shalat disebut wudhu karena ia membersihkan sekaligus memperindah pelakunya. Prosesi pembersihan ini, akan senantiasa menjaga kesehatan. Ini juga dapat memelihara badan dari segala macam penyakit. 

Membasuh tangan misalnya akan menjaganya dari berbagai penyakit saluran pencernaan, seperti parasit pencernaan, tipus, dan kelumpuhan. Membersihkan wajah akan memelihara mata dari rabun. Berkumur dan istinsyaq ( memasukkan air ke hidung ) dapat membersihkan saluran hidung dari kuman-kuman yang berkumpul di beberapa sisinya. Demikian juga dengan anggota tubuh lainnya. 

Tata cara pembersihan seperti ini tidak ada bandingnya dengan agama lain. Dan tidak ada juga yang menyerupainya atau bahkan mendekatinya di dalam agama mana pun. Dan tidak ada juga tata cara pembersihan diri yang berlaku sehari-hari dan berulang-ulang yang semisal dengan wudhu shalat. 

Melalui wudhu, telah dilakukan pembasuhan terhadap banyak anggota tubuh sebag ai upaya menghilangkan kotoran sekaligus melenyapkan semua sarang kuman. Dalam wudhu, anggota badan yang dibasuh biasanya diulangi pembasuhannya hingga tiga kali, seperti kedua telapak tangan, mulut, hidung, wajah, kedua tangan sampai siku, kepala, kedua telinga, dan kedua kaki. 

Pembasuhan atau pembersihan beberapa anggota tubuh di atas, menyerupai kebiasaan di kalangan para dokter yang seringkali menyebutnya sebagai upaya pencegahan terhadap berbagai macam penyakit sekaligus untuk menjaga kesehatan. 

Di antara kebersihan lainnya yang diperintahkan Islam untuk menjaga kesehatan adalah ' mandi junub ', yakni menyiram seluruh bagian tubuh Allah Ta'ala berfirman, " Dan jika kalian junub, maka mandilah." (QS. Al-Maidah ayat 6)

Namun karena mandi junub ini, bisa berulang sangat lama, khususnya bagi orang yang belum menikah, atau karena orang orang cenderung malas mandi lebih dari satu minggu selama tidak dalam keadaan junub, sementara Islam tidak mau meninggalkan pembasuhan badan karena mengikuti hawa nafsu atau karena keadaan yang mengharuskannya melakukan hal seperti itu, maka Islam menekankan bahwa seorang muslim minimal harus mandi satu kali dalam satu minggu. Dalam hal ini, Rasululah Shallallahu Alaihi wa Sallam telah bersabda:

 حق على كل مسلم أن يغتسل في كل سبعة أيام يوما يغسل فيــه راسه وجسده

”Merupakan kewajiban bagi setiap muslim untuk mandi satu kali pada setiap tujuh hari sekali dengan membasuh seluruh bagian kepala dan tubuhnya.” 

Hal itu dimaksudkan agar orang muslim senantiasa suci, sehat badan, serta semangat untuk bergerak serta indah dalam penampilan. 

Di antara kebersihan lain yang dapat membantu untuk menjaga kesehatan adalah perontah istinja' ketika buang hajat. Dengan ini dapat menghindarkan dari berbagai macam penyakit.  adalah istinja' itu dengan membasuh dubur. Artinya, hendaklah seseorang membasuh dubur dengan air setelah buang hajat serta membersihkan kemaluannya. 

Allah Azza wa Jalla telah memberikan pujian kepada penduduk Quba', di mana Dia berfirman: "Janganlah kamu shalat dalam masjid itu selama-lamanya. Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar tokwa ( masjid Quba ), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu shalat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Allah menyukai orang-orang yang bersih. (QS. At-Taubah ayat 108) 

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam juga bersabda, " Wahai sekalian kaum Anshar!! sesungguhnya Allah telah memuji kalian dalam hal bersuci kalian. Lalu bagaimana bersuci kalian ? " mereka menjawab, " Kami berwudhu untuk mengerjakan shalat, mandi dari janabat, dan beristinja ' dengan air.” Lalu beliau bersabda, " Maka yang demikian itulah adanya, karenanya hendaklah kalian mempertahankannya. 

Di sisi lain, Islam melarang lawan daripada itu, sehingga ia jadikan tindakan tidak membersihkan diri dari kencing sebagai sebab turunnya adzab di dalam kubur. Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah berjalan melintasi salah satu kebun di Madinah -atau di Makkah-lalu beliau mendengar suara dua orang yang sedang diadzab di dalam kuburan mereka, maka Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, " Keduanya sedang diadzab. Mereka tidak diadzab karena dosa besar. Beliau kemudian melanjutkan dengan bersabda, " Benar. Salah satu dari keduanya tidak membersihkan diri dari kencingnya, sedangkan yang satu lagi suka mengadu domba. 

Lalu beliau pun minta diambilkan pelepah untuk kemudian dibelah menjadi dua, lalu diletakkan di atas masing-masing kuburan. Kemudian ditanyakan kepada beliau, " Wahai Rasulullah, mengapa engkau lakukan ini ? " Beliau menjawab, " Mudah-mudahan akan diberikan keringanan bagi keduanya sebelum pelepah ini menjadi kering. 

Dalam riwayat lain, " Sehingga pelepah itu menjadi kering.” E Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam juga bersabda, " Bersihkanlah diri dari kencing, karena keseluruhan adzab kubur itu disebabkan olehnya."

Di antara kebersihan lain yang bisa mencegah berbagai macam penyakit adalah membasuh kedua tangan sebelum makan, bahkan sekalipun mengetahui bahwa kedua tangannya bersih dan belum menyentuh apa-apa yang bisa membuatnya kotor, karena mungkin saja ada debu dan kuman yang tidak terlihat hinggap di tangannya. Selain itu, Islam juga memerintahkan untuk membasuh kedua tangan setelah makan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:

 من نام وفي يده غمر , فأصابه شيء , فلا يلومن إلا نفسه

” Barangsiapa tidur sedang di tangannya terdapat bekas ( kotoran ) daging, lalu ia terkena sedikit darinya, maka janganlah dia mencela, kecuali dirinya sendiri.” 

Untuk membersihkan kotoran tersebut, cukup dibasuh dengan air dan sabun atau yang lainnya. Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam juga berpesan untuk membasuh sekaligus membersihkan mulut setelah makan maupun di pelbagai kesempatan. Untuk itu, beliau menganjurkan umatnya untuk menggunakan siwak sebagaimana sabdanya, " Siwak itu dapat membersihkan mulut sekaligus bisa mendapatkan keridhaan Rabb.” Siwak ini dapat membersihkaan mulut sekaligus membuat baunya lebih harum dan juga dapat membersihkan gigi. Serta masih banyak lagi manfaat kesehatan yang terkandung di dalamnya. 

Selain itu, karena seseorang jika sedang tidur akan kehilangan kesadaran dan kehendak, sehingga tidak mengetahui di mana dia meletakkan tangannya, di hidung, di kemaluan atau di bagian tubuh lainnya yang menjadi tempat berkembangnya kuman-kuman dan bakteri, dan seandainya ketika bangun, dia langsung memasukkan tangannya ke bejana air yang akan dipergunakan untuk berkumur dan membasuh wajah dan kedua matanya sehingga kuman-kuman itu akan pindah ke dirinya, maka karena itu, Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam memerintahkan untuk membasuh tangan sebanyak tiga kali sebelum memasukkannya ke dalam air. 

Di antara sarana kebersihan yang diajarkan oleh Islam ada lima, sesuai sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam:

 الفطرة خمس : الإختتان , والاستحداد , وقص الشارب وتقليم الأظفـار , ونتف الإبط

” Fitrah itu ada lima, khitan, mencukur bulu kemaluan, memotong kumis, dan memotong kuku, serta mencabut bulu ketiak.” 

Khitan berarti pemotongan terhadap kulit yang menutupi kepala penis. Manfaat kesehatannya tidak terhitung jumlahnya. Karena, jika kulit tersebut tetap menutup kepala penis, maka ia akan menumbuhkembangkan berbagai macam penyakit dan akan terkena air kencing yang mengandung banyak kuman. 

Untuk sebagian dari fitrah tersebut, Islam telah memberikan batas maksimal untuk tidak melakukan pemotongan dan pencabutan, yakni selama empat puluh hari. Anas Radhiyallahu Anhu menceritakan, " Telah diberikan batas waktu kepada kami pada pencukuran kumis, pemotongan kuku, dan pencabutan bulu ketiak, di mana kami tidak boleh membiarkannya panjang lebih dari empat puluh malam.” 

Oleh karena itu, jika rambut ketiak atau kemaluan telah memanjang, misalnya dalam waktu lebih dari empat puluh hari ini, maka ia akan menjadi tempat bersarangnya kuman dan bakteri. Sebab itu, perlu kiranya memberikan perhatian terhadap kebersihan bagian bagian tersebut. 

Demikian halnya dengan kumis, yang jika memanjang dapat menutupi bibir atas dan akan ikut masuk ke dalam mulut saat makan dan minum sehingga dapat menyebabkan munculnya penyakit, karena pada lumis tersebut terdapat berbagai macam kotoran dan kuman yang menempel padanya dan hembusan udara yang keluar dari hidung Demikian juga dengan hal-hal lainnya. 

Demikianlah, Islam senantiasa mengajak kepada kebersihan, karena ia dapat menjaga tubuh seorang muslim dari segala macam penyakit sekaligus mencegahnya dari gangguan dan bahaya, serta menjadikan tubuhnya selalu sehat, kuat, bersih dan suci. 

Perhatian Islam terhadap kebersihan ini sampai pada tahap di mana Allah Azza wa Jalla memerintahkan untuk menyucikan baju serta mengenakan pakaian yang paling bagus dan bersih pada saat berangkat ke masjid. Allah Ta'ala berfirman, " Dan pakaianmu, maka bersihkanlah " Selain itu, Dia juga berfirman: "Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap ( memasuki ) masjid, makan dan minumlah, dan jangan berlebih lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-A'raf ayat 31)

Dengan demikian, Islam menghendaki agar seorang muslim senantiasa berpenampilan baik dan menarik serta berpakaian bagus, seakan-akan ia pancaran sinar di tengah-tengah umat manusia. 

Jika Islam telah dengan serius dan gigih menyerukan kebersihan eksternal badan. Maka kegigihan dan keseriusannya pada kebersihan internal badan lebih besar lagi. Karena anggota tubuh bagian dalam, yang terdiri dari jantung, paru-paru, pencernaan, empedu, dan lain lainnya lebih penting daripada anggota badan bagian luar. Menjaga dan melindungi anggota badan bagian dalam ini dari berbagai macam penyakit serta mempertahankan kesehatannya adalah lebih penting.

Oleh karena itu, Islam melarang segala sesuatu yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit, bahaya, dan kotoran terhadap anggota-anggota tubuh tersebut, bahkan Islam telah mengharamkan segala sesuatu yang dapat menyebabkan anggota-anggota tubuh itu menjadi binasa. 

Dengan latar belakang ini, Allah Azza wa Jalla telah mengharamkan khamer ( minuman keras ) yang bisa merusak hati dan yang lainnya. Juga melarang obat-obatan terlarang, yang termasuk di dalamnya rokok dan yang semisalnya yang bisa merusak paru-paru dan alat pernafasan. 

Demikian juga makanan dan minuman yang telah diharamkan oleh syariat untuk mengkonsumsinya, dengan tujuan agar orang muslim selalu dalam keadaan sehat wal afiat, kuat, lagi semangat, serta tidak menjadi korban berbagai macam penyakit, sehingga ia seolah-olah sudah menjadi mayit, padahal dia masih hidup. 

Referensi Dari Buku Menjadi Pria Sukses Yang Dicintai karangan Syaikh Adnan Ath-Tharsyah