Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Agar Do'a Dikabulkan Tuhan

Agar Do'a Dikabulkan Tuhan
Do'a yang mustajabah harus dilakukan secara benar, tulus dan ikhlas dengan meninggalkan semua perbuatan dosa, karena dengan itulah permohonan ampunan akan dikabulkan. Oleh Karena itu dalam berdo'a tidak cukup hanya dilafalkan dengan lisan saja. 

Ummu Salamah meriwayatkan bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam biasa mengucapkan do'a ini jika menunaikan shalat Subuh setelah mengucapkan salam:

 اللهم إني أسألك علما نافعا. ورزقا طيبا. وعملاً متقبلاً.

”Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik, serta amal yang diterima.” 

Selain itu, Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam juga biasa membaca do'a:

اللهم إني أعوذ بك من الفقر , والقلة , والذلة

 "Ya Allah ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada-engkau dari kemiskinan, kekurangan dan kehinaan.” 

Baca juga:

Demikianlah, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sendiri juga senantiasa memanjatkan doa agar Allah Subhanahu wa Ta'ala mengaruniakan rezeki yang baik kepada beliau sekaligus berlindung kapada-Nya dari kemiskinan. 

Ali Radhiyallahu Anhu bercerita bahwas ada seorang mukatib ( yang memiliki perjanjian pelunasan hutang dengan kreditornya ) datang kepadanya seraya berucap, " Sesungguhnya aku tidak sanggup memenuhi mukatabah-ku, maka bantulah aku.” 

Dia berkata, " Maukah engkau aku ajarkan beberapa kalimat yang telah diajarkan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam kepadaku ? Yang jika engkau memiliki hutang sebesar gunung, niscaya Allah akan melunasinya untukmu.” Dia berkata, katakan:

 اللهم اكفني بحلالك عن حرامك وأغنني بفضلك عمن سواك

” Ya Allah, cukupkanlah aku dengan semua yang Engkau halalkan dari yang Engkau haramkan. Dan cukupkan pula aku dengan karunia-Mu dari semua selain diri-Mu.” 

Orang itu, tidak mampu membayar uang yang dipinjam dari pemiliknya. Dan pada saat itu sudah tiba waktu pembayaran. Sedang orang tersebut tidak memiliki harta sama sekali. Lalu dia meminta kepada Ali Radhiyallahu Anhu agar mau membantunya dengan uang atau doa supaya diberi kelapangan harta Kemudian Ali mengajarinya agar memanjatkan doa tersebut serta memohon pertolongan kepada Allah. Dan agar orang tersebut tidak bersandar kepada selain Allah. 

Dengan demikian, doa merupakan salah satu sarana perolehan rezeki, karena ia merupakan bentuk permohonan rezeki kepada Dzat yang pada-Nya rezeki berada dan Dzat yang memberi rezeki kepada siapa saja tanpa hisab. Allah Ta'ala sendiri telah menjadikan doa sebagai ibadah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, " Doa adalah ibadah Rabb kalian telah berfirman, "Berdoalah kalian kepada-Ku, niscaya aku akan kabulkan untuk kalian."

Dalam ayat ini, Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memerintah hamba-hamba-Nya supaya mereka berdoa kepada-Nya seraya berjanji akan mengabulkan doa mereka. Dalam ayat lain, Allah Ta'ala berfirman, Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka ( jawablah ), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku (Allah) mengabulkan permohonan orang yang mendoa. Apabila ia berdoa kepada-Ku (Allah), maka hendaklah mereka itu memenuhi ( segala perintah ) -Ku (Allah). Dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku (Allah). Agar mereka selalu berada dalam kebenaran.

Selain itu, Allah Subhanahu wa Ta'ala juga sangat suka untuk dimintai karunia-Nya, dan Dia berjanji akan memberi siapa saja yang meminta kepada-Nya. Nabi bersabda: "... Barangsiapa berdoa kepada-Ku, niscaya Aku akan mengabulkan untuknya. Barangsiapa meminta kepada-Ku maka Aku akan memberinya. Dan barangsiapa memohon ampunan kepada-Ku (Allah) , niscaya Aku (Allah) akan mengampuninya. 

Dalam hadits lain, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam juga bersabda, "Sesungguhnya Rabb kalian yang Mahasuci lagi Mahatingg Mahahidup lagi Mahamulia, Dia segan kepada hamba-Nya jika sudah mengangkat kedua tangannya untuk menolak keduanya dalam keadaan hampa ( kosong )."

Di antara rahmat Allah Subhanahu wa Ta'ala kepada hamba hamba-Nya adalah Dia akan mengabulkan doa orang yang benar-benar dalam keadaan terdesak, sebagaimana yang difirmankan Allah Azza wa Jalla, "  

Seseorang datang kepada Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam seraya berkata, " Wahai Rasulullah, kepada siapa engkau berdoa ?” Beliau menjawab, " Aku berdoa kepada Allah semata, yaitu Dzat yang jika engkau tertimpa suatu mudharat, lalu engkau berdoa kepadanya, maka Dia akan menghilangkan mudharat tersebut. Dan jika engkau tersesat di padang tandus, lalu engkau berdoa kepada-Nya, maka Dia akan mengembalikanmu. Dan jika engkau tertimpa kekeringan lalu engkau berdoa kepada-Nya, niscaya Dia akan menumbuhkan untukmu.” 

Demikianlah, doa merupakan sebab diperolehnya rezeki dan harta, karena Allah Subhanahu wa Ta'ala selalu mengabulkan doa orang yang berdoa kepada-Nya dan enggan untuk menolak tangan yang menengadah kepada-Nya dalam keadaan kosong tanpa pengabulan.

Jika ada seorang laki-laki yang mendapati dirinya telah berdoa tetapi tidak dikabulkan, maka mungkin saja hal itu disebabkan dirinya sendiri atau tidak dipenuhinya satu syarat doa tertentu. Menurut Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, seorang laki-laki jika berdoa kepada Rabbnya, lalu tidak ada satu persyaratan pun yang tidak dipenuhi, tidak ada pula satu penghalang dari tiga penghalang dibukannya doa yang dilakukannya, maka pengabulan doanya dapat dipastikan dengan salah satu dari tiga hal, sebagaimana dalam sabda beliau: " Tidaklah seseorang memanjatkan suatu kepada Allah melainkan akan dikabulkan untuknya, baik akan disegerakan di dunia baginya, atau disimpankan untuknya di akhirat, maupun dihapuskan darinya dosa dosanya sesuai dengan doa yang dipanjatkannya, selama dia tidak berdoa dengan suatu dosa atau pemutusan silaturrahim atau minta disegerakan.” 

Para sahabat bertanya, " Wahai Rasulullah, bagaimana dia minta disegerakan itu ?” Beliau menjawab, " Dia mengatakan, Aku sudah berdoa kepada Rabbku, tetapi dia tidak mengabulkan untukku." (HR. Turmuzi) 

Yang dituntut dari seorang yang berdoa adalah mengulanginya beberapa kali dan jangan bosan-bosan untuk melakukannya. Dan hendaklah dia memanjatkan doa dengan niat jujur dan dengan menghadirkan hati pada waktu-waktu yang utama serta beberapa keadaan ya ng padanya dikabulkan doa, seperti pada sepertiga malam terakhir, waktu antara adzan dan iqamah, waktu sujud, hari Jum'at, waktu-waktu terdesak, waktu melakukan perjalanan dan sakit, dan waktu-waktu yang lain, dimana doa pada waktu tersebut dikabulkan. 

Selain itu, dia harus benar-benar yakin bahwa doanya akan dikabulkan, karena Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah bersabda:

 ادعوا الله وأنتم موقنون بالإجابة واعلموا أن الله لا يستجيب دعـاء من قلب غافل لاه

” Berdoalah kepada Allah sedangkan kalian dalam keadaan yakin akan dikabulkan. Dan ketahuilah bahwa Allah tidak akan mengabulkan doa dari hati yang lengah lagi lalati.” (HR. Turmuzi)

Di samping itu, hendaklah dia menghindari beberapa penghalang pengabulan doa, seperti tiga hal di atas, yaitu doa dengan disertai perbuatan dosa, perutusan silaturrahim, atau minta disegerakan. Yang termasuk perbuatan dosa adalah setiap hal yang mengandung unsur dosa. Dan yang termasuk pemutusan silaturrahim adalah mengabaikan hak-hak kaum muslimin dan berbuat halim terhadap mereka. 

Selain itu, pengabulan doa juga dihalangi oleh makanan yang haram serta semua yang termasuk dalam pengertiannya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam telah bersabda sebagai berikut, "Ada seseorang yang melakukan perjalanan jauh dan lama, dengan rambut tidak beraturan lagi berdebu menengadahkan kedua tangannya ke langit, Wahai Rabbku, wahai rabbku. Padahal orang tersebut makanannya haram. minumannya haram. pakaiannya juga haram. Dia makan dengan makanan yang haram. Maka bagaimana dia akan dikabulkan dengan kondisi yang demikian itu. 

Artinya, dari mana akan dikabulkan doa orang yang memiliki sifat seperti ini dan bagaimana pula orang seperti ini doanya akan dikabulkan ? 

Kutipan Dari Tulisan Syaikh Adnan Ath-Tharsyah Dalam Buku Menjadi Pria Sukses Dan di cintai