Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Renungan Kehidupan

Renungan Kehidupan

KEBANYAKAN manusia perhatiannya lebih banyak pada orang lain daripada keluarga dan anak-anak mereka. Maka anda sering dapatkan seorang pendidik yang memberi pelajaran dan pendidikan pada anak-anak orang lain, namun dia lupa pada anaknya sendiri. Anda dapatkan seorang dai atau muballigh berkeliling dari masjid ke masjid, dari majlis taklim ke majlis taklim, namun dia demikian lalai terhadap kondisi rumahnya.

Padahal yang wajib, hendaknya anda memulai dari yang terdekat lalu yang lebih dekat. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, "Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluarga- mu dari api neraka. (AL-Takrim: 66) Oleh sebab itulah wahai orang yang berakal, temanilah anak anda. Duduklah bersama mereka dalam waktu yang lama. Hiduplah bersama mereka dan didiklah mereka. Sebab alangkah jeleknya manusia yang memberi jalan bagi orang lain, namun dirinya lupa pada keluarganya sendiri. Firman-Nya, "Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri." (Al- Baqarah: 44).

Apakah Anda Tidak Memikirkan?

BETAPA banyak bencana dan musibah yang kita lihat dan kita hidup bersamanya, namun setelah itu kita melupakannya. Saya punya saudara sekandung. Dia menuntut ilmu hingga sampai ke universitas. Akhirmya dia terkena penyakit otot yang kemudian membuat tangan kirinya lumpuh tak berfungsi, kemudian dia menemui Tuhannya beberapa bulan setelah itu, -semoga Allah mengampuni segala dosa-dosanya. 

Saya mengira bahwa setelah kematiannya saya tidakakan bisa menikmati hidup ini. Namun faktanya, setelah itu kita semua melupakannya. Saya juga mengenal seorang teman dari kabilah saya. Dia sedang berada pada puncak kesehatan dan kekuatannya. Lalu, dia terkena penyakit ganas yang datang tiba-tiba sehingga menjadi lumpuh total.

Setelah itu dia menemui Tuhannya. Dia meninggalkan istri dan keluarganya yang menangisinya. Namun setelah itu, semuanya sibuk dengan kehidupan masing-masing. Kami juga memiliki seorang teman di militer dengan pangkat yang cukup tinggi. Dia tiba-tiba ditimpa penyakit penyempitan pembuluh darah. Maka jadilah dunia terasa gelap di matanya dan bumi yang luas terasa sempit.

Saya juga mempunyai seorang teman yang sangat cinta pada ilmu. Dia mempunyai seorang anak berumur enam belas tahun. Lalu, anaknya tiba-tiba tertabrak oleh mobilnya sendiri dan meninggal dunia. Apa yang menimpanya, demikian berbekas dalam hatinya yang paling dalam. Namun setelah itu kehidupan nomal kembali.

Betapa banyak kita mengetahui dan melihat berbagai bencana dan musibah yang terjadi. Maka janganlah anda merasa tenang dengan dunia ini. Bersiaplah selalu dengan amal saleh. Janganlah anda bangga dan gembira dengan harta, pangkat dan kedudukan: "Barangsiapa yang telah sempurnanya imannya Tidak menjadikannya lupa, baik musibah maupun nikmat.

Baca juga: Bahaya Orang Yang Hasud

Tipu Daya DUNIA

Dunia adalah mimpi. Kenikmatannya adalah tipu daya. Janji- janjinya adalah kebohongan. Hari-harinya adalah main-main. Malam- malamnya adalah kelalaian. Rumah-rumah megah dan istananya adalah khayalan-khayalan yang menertawai orang-orang kaya yang telah menjadi budaknya.

Dan setiap orang tergadaikan dengan amal- amalnya. Jika anda melihat salah seorang budak dunia demikian semangat mengumpulkan kekayaannya, semangat untuk mendapatkannya, bangga dengan harta bendanya, serius menyambung-nyambungnya, tertipu dengan khayalan-khayalannya, kenyang dengan keadaannya, maka tangisilah masa depannya. Berpikirlah tentang ayah, kakek kita dan mereka yang telah pergi dan mendahului kita untuk berpindah tempat. Betapa banyak imam yang terkenal kini berada di bawah debu tanah.

Faedah Kehidupan

RASULULLAH Shallalahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Jadilah engkau seperti orang asing di dunia ini atau seorang penyeberangjalan. (HR, Al-Bukhari dan Ahmad)

Inimerupakan salah satu wasiat teragung dan semulia-mulia nasehat, karena ia merupakan wasiat dari syariat. Nasehat ini mendefinisikan arti dunia yang sebenarnya. Sesungguhnya sikap tidak menggantungkan diri pada dunia, membuat hati lebih ringan dan membuat ruh lebih segar. Ketergantungan pada dunia itu demikian menyibukkan dan merupakan sebab yang sering menjadikan seseorang lalai menghadap Allah.

Di samping itu, ketergantungan pada dunia juga menghalangi seseorang untuk mengejar akhirat, memalingkannya dirinya dari Allah dan menjadikan hari- hari yang dilaluinya melelahkan. Sesungguhnya seseorang yang paling merasa merana karena dunia adalah orang sangat tergantung padanya dan sering 'terbakar' untuknya, sangat mencintai dan termakan olehnya.

Maka alangkah besarnya musibah yang ada di dalamnya dan alanglah berat beban mereka! Di mata mereka, dunia demikian sangat berharga, dan di lubuk hati mereka ia demikian sangat bermakna. Mereka selalu takut sesuatu yang tidak diinginkan akan terjadi. Mereka khawatir sesuatu yang pahit akan menimpamereka. Keinginan mereka demikian bernafsu untuk mengangkanginya.

Kesulitan-kesulitan yang dihadapi menjadi ringan bagi mereka hanya karena hasrat ingin mencapainya, dan perut mereka menjadi buncit karenanya. Sayangnya, mereka tidak mengerti hakekat dunia yang sebenamya. Mereka adalah kelompok orang yang hanya berprasangka sesuai perasaan mereka, bukan kelompok orang-orang yang yakin. Mereka mengejar permulaan bukan akhir.

Mereka tidak membaca sejarah dunia dengan sebenamya dan tidak mampu memberi sifat padanya berdasarkan ilmu yang benar. Orang-orang yang mengerti hakekat dunia yang sebenarnya, dia akan rela dengan yang sedikit, selalu bersiap untuk sebuah kembara yang panjang. 

Maka alangkah menderitanya orang yang berputar-putar dan alangkah sulitnya orang yang hanya diam. Jika seorang hamba di dalamnya laksana seorang pengembara, maka akan sedikit barang-barangnya. Sebab dia menanti orang-orang yang datang. Seperti seorang musafir di tepian pantai yang mempersiapkan perbekalan untuk naik ke perahu layar. Maka sungguh tepat bagi semua orang yang cerdas dan berakal untuk menjadikan dunia ini sebagai tempat lewat dan bukan tempat tinggal. Dan hendaknya dia membekali dirinya didunia dengan amal-amal saleh. la tidak boleh bersedih karena kurangnya dunia atau berduka karena tidak mendapatkannya.

Hendaknya ia rela dengan yang sedikit dan mengambil secukupnya. Sehingga siang dan malamnya hanya akan digunakan untuk mengumpulkan kebaikan dan menghapus kejelekan. Saat itulah dia akan menjadi orang yang paling berbahagia, orang yang paling tenang dan darnai. Sebab dia telah mengistirahatkan dirinya dari jeratan-jeratan hidup. Sebagairmana disebutkan oleh seorang yang zuhud, "Saya gembira dengan hidupku dimana tidak ada rumah yang rusak, ucapan yang terbuang percuma dan anak yang meninggal dunia."

Wahai orang yang mengenal Tuhannya dan tahu tentang apa yang Allah sediakan untuk hamba-hamba-Nya di akhirat, palingkan mukamu dari dunia ini, palingkan mukamu dari tempat tinggal ini. Karena umur dunia itu demikian pendek, bekalnya demikian hina, perjalanannya dengan panjang. Jika dia memberi, maka dia akan mengambil. Jika membuat tertawa, maka dia akan membuat menangis dan jika dia membuat bahagia, maka dia juga akan membikin sengasara.

Main-main dan Senda Gurau

RASA heran saya tak putus-putus dari sekian banyak orang yang disebut dengan kalangan terpelajar atau sebut saja intelektual, namun siang dan malamnya hanya berisikan diskusi tentang puisi, lirik lagu atau fase- fase cerita pendek, Saya tidak tahu apa kegunaan bincang-bincang itu di dunia dan di akhirat. Saya tidak tahu apa yang bisa mereka petik dan apa pula dampaknya pada umat. Jika ini tidak mau disebut sebagai main-main dan senda gurau, maka saya tidak tahu harus disebut dengan apa?

Renungan hidup

SESUNGGUHNYA Allah telah menjadikan jeda waktu diantara lima shalat untuk jiwa agar beristirahat, mengembalikan vitalitas dan kekuatannya. Sehingga setelah itu, ia bisa kembali melakukan ibadah dengan penuh semangat, vitalitas dan penuh rindu. Ini adalah ibrah bagi seorang hamba dalam urusan mereka. Setiap hamba, hendaknya tidak terlalu ngoyo dan melakukan aktivitasnya sepanjang waktu tanpa jeda, sehingga mengganggu jalannya ibadah, atau membuat dirinya jemu benbadah atau membuatnya tidak suka melakukan ketaatan.

Akan tetapi, wajib baginya untuk cerdas mengatur dirinya, bersikap lembut padanya sehingga dia bisa hidup dengan kehidupan yang baik, yaitu senantiasa taat kepada Tuhannya. Sebagian ahli ibadah, mereka beristirahat dari wirid mereka dalam waktu-waktu tertentu, dengan tujuan agar bisa membaca wirid selanjutnya dengan lebih semangat. Sehingga istirahatnya pun menjadi ibadah.

BEGITU juga dengan melakukan pembangkangan terhadap penguasa merupakan sesuatu yang paling berat dan paling berbahaya bagi seorang alim. Sebab, hal itu akan membuat dirinya tidak bisa mengambil manfaat dari ilmu yang dimilikinya, atau menjadikannya terkungkung untuk menyebarkan ilmu dan menebarkan manfaat-manfaat darinya, Di samping hal itu jugamerupakan penguburan diam-diam. Karena itu, barangsiapa yang belajar siasat tentang ilmu, maka dia akan bisa memberi manfaat dan sesungguhnya. hikmah itu adalah karunia Allah.

Alangkah Jauh Beda Antara Keduanya

SESUNGGUHNYA gelar amaliyyah (prestasi) jauh lebih baik bagi anda daripada gelar ilmiyyah (akademis) di dunia dan di akhirat. Jika anda dikatakan sebagai orang yang jujur, maka itu jauh lebih baik daripada anda hanya seorang penghafal. Jika dikatakan kepada anda, anda adalah seorang yang amanah, maka itu jauh lebih baik daripada dikatakan bahwa anda seorang doktor. Jika dikatakan bahwa anda adalah seorang yang rajin, maka itu lebih baik jika dikatakan bahwa anda banyak membaca. Sebab amal adalah hakekat, sedangkan ilmu hanya bersifat persepsi, dan alangkah jauh perbedaan antara keduanya.

Mereka Adalah Dua Golongan

SEBAGIAN orang walaupun memiliki ilmu yang banyak, namun mereka sangat sedikit memberikan manfaat pada orang banyak. Itu terjadi mungkin karena kesabarannya yang minim, atau karena sombong, berakhlak jelek, atau karena dia senang menyendiri. Di sisi lain ada orang yang ilmunya sedikit, namun dia banyak memberikan manfaat pada orang lain. Ini terjadi karena akhlaknya baik, rendah hati, luwes bergaul, senang pada kebaikan, dan dekat dengan hati manusia. Sesungguhnya akhlak dan bakat itu adalah persoalan nasib.

Setiap Orang Telah Tahu Dimana Tempat Minumnya

SAYA menelaah para ulama, ternyata hanya sedikit yang benar- benar alim (berilmu), sekaligus amil (beramal) dan mukhlis (ikhlas dalam amalnya). Sementara banyak diantara mereka yang terlibat dalam perdebatan, kedengkian, saling berbangga diri dan senang pada dunia. Saya teliti para remaja temyata yang saya dapatkan kebanyakan dari mereka larut dalam olahraga, seni dan hal-hal yang menipu. Saya telaah para pelaku bisnis, ternyata mereka terlibat dalam interaksi yang haram, riba, tipu menipu, berkilah sana-sani dan mengentengkan hutang.

Sedangkan orang pada umumnya terdiri dari orang-orang bodoh, yang tidak lagi memiliki semangat untuk menuntut ilmu. Mereka tidak memiliki sedikitpun keinginan untuk bertanya mengenai agamanya. Kebanyakan dari mereka terbirit-birit di belakang dunia, omongan sana sani tiada guna, mencintai seni dan cerita rakyat. Sementara itu, kalangan wanita kebanyakan dari mereka Oadalah orang-orang yang lalai dan jelek dalam melakukan interaksi sosial, Selalu terlibat fitnah dan menyia-nyiakan hak. Ya Tuhan, kami hanya mengharap ampun kepada-Mu.

Dari Kitab Hadaa'iq Dzatu Bahjah yang ditulis oleh Dr. 'Aidh Abdullah Al-Qarni