Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kisah Umar bin Abdil Aziz

Kisah Umar bin Abdil Aziz

DIA adalah seorang khalifah yang zuhud, seorang mujahid, ahli ibadah dan pembahara Isiam abad pertama. Ketika pertama memangku jabatan khilafah, dia kembalikan semua harta yang dirampas secara zhalim. Dia cegah semua sikap yang melampaui batas, Dia kembalikan keadilan sebagaimana adanya. Dan Dia kembalikan umat ini pada posisinya sebagaimana zaman yang lalu.

Baca juga: Kemuliaan Usman bin Affan

Ketika dunia datang menghampirinya, dia pun bermuram durja. Tatkala emas dibentangkan di depan dirinya, dia menghindarinya. Ketika tipuan memanggilnya, dia tidak menyukainya. Ketika dia dipanggil oleh kemewahan, dia tidak bersinar wajahnya.

Umar bin Abdil Aziz: Seorang raja yang mengenakan pakaian seorang zahid. Seorang sultan dengan pakaian seorang abid. Dia menguasai dunia, lalu dia menjadi fakir. Dia mengingat akhirat, lalu dia pun merasa sedih. "Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka (dengan) surga dan (pakaian) sutra (Al-Insan: 12).

Umar bin Abdil Aziz: Sosok gigih pada masa ketidakpastian, dan akhir pada fase ketidakpedulian. Dia laksana pemberi nasehat bagi kaum yang lalai dan tenggelam dalam permainan serta tercerai berai. Dia tiupkan semangat juang pada umatyang masih memiliki fitrah, risalah, misi kenabian dan Al-Kitab. Maka, sepertinya manusia bangkit dan sadar untuk pertama kalinya.

Umar bin Abdil Aziz: Laksana adzannya Bilal di telinga manusia. Umar: Kebangkitan dari tidur yang tidak ada tidur setelahnya. Dia adalah kesemangatan dan keseriusan yang tidak ada main-main setelahnya. Dia usir setan kemewahan. Dia jauhkan semua kegelapan khurafat. Dia bakar semua kertas permainan dan dia robek semua file kezhaliman.

Umar bin Abdil Aziz: Pembaharuan yang memelihara orisinalitas, Rasionalisasi ilmu pengetahuan; Pembangunan dengan tenang. Dia ganti tradisi dengan syariah. Dia hilangkan taklid dengan ittiba', yakni mengikuti Sunnah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Dia berantas kekacauan dengan keteraturan dan disiplin. Dia jaminkan konstitusi untuk menghancurkan kebatilan, membela yang hak, menolong yang dizhalimi, dan menegakkan hukum-hukum Allah.

Baca juga: Kisah Islamnya Abdul Ka'bah

Umar bin Abdil Aziz datang pada masa kekhilafahan yang benar, saat orang-orang pilihan telah berkurang dan tali-tali kebenaran telah terurai. Dia nyalakan bara generasi dengan kekuatannya. Dia nyalakan api gairah dengan sikap-sikapnya, sehingga dia dapat mengembalikan kekuasaanya. Dia kembalikan kemulian manusia yang terampas dan hak mereka yang dirampok.

Umar bin Abdil Aziz: Pemerintahan tanpa ada suap; kekuatan tanpa ada kezhaliman; keputusan tanpa ada kolusi. Jalan-jalan menjadi aman karenanya. Fitnah-fitnah dan pertarungan menjadi padam dengannya. Dengan politiknya semua pemberontakan menjadi reda. Dia dorong ulama sehingga mereka duduk di masjid-masjid untuk belajar dan mendalami agama.

Dia ajarkan jihad pada para pemberani. Mereka selalu siaga di perbatasan, siap berjuang dan bertempur. Dia bakar semangat kaum muda sehingga mereka datang berbondong-bondong menuntut ilmu, menghafal dan mengumpulkan ilmu.

Baca juga: Kisah Sultan Jawa Bersama Ibnu Batuthah

Umar bin Abdil Aziz: Pembunuhan terhadap kehidupan yang sombongdengan sikapauhud. Dia lipat semua selimut kemewahan dengan tangan akal. Dia bekerja sebelum berkata dan dia maju sebelum bicara. Umar bin Abdil Aziz. Khalifah juga seorang pemberi nasehat. Dia sultan namun sekaligus seorang yang alim. Dia raja namun sekaligus seorang zahid. 

Dia adalah khatib Jum'at jika dia muncul di mimbar dan orang-orang telah mengelilinginya. Dia adalah imam shalat saat didirikan. Dia menjadi mufti ketika timbul masalah-masalah sulit dan semua perkara menjadi samar. Malam-malamnya selalu bersama ulama, sehingga tidak ada kata kotor, tidak ada kefasikan dan perdebatan. Dia tidak tidur malam bersama para fukaha, sehingga tidak ada ghibah, gossip dan kebohongan. Dia makan bersama orang-orang fakir, sehingga tidak ada kesombongan, rasa ujub dan kecongkakan.

Umar bin Abdil Aziz: Guru haditsnya mengajarkan penghormatan terhadap naql, pengakuan terhadap para sahabat dan bersikap sopan terhadap generasi pertama. Agama mengajarkannya rasa takut pada Sang Pencipta, persiapan menuju perjalanan yang panjang, dan pembekalan yang baik. Akal mengajarinya untuk menjauhi semuakekurangan, mengumpul- kan kebaikan dan memperbaiki kelernahan. Dia mengambil rasa takut dari Abu Bakar Ash Shiddiq, keadilan dari Umar, pengorbanan dari Utsman dan ilmu dari Ali Radhiyallahu Anhum, Dia menjejaki para salaf, membina para khalaf dan menjaga kesungguhan.

Umar bin Abdil Aziz: Menguasai wilayah dari Sindi hingga Thanjah, namun rumahnya terdiri dari tanah. Tunggangannya hanyalah seekor bighal, pakaiannya hanya seharga hitungan dirham. Makanannya adalah roti dan minyak samin.

Keagungan Umar terletak pada kesederhanaannya. Sebab dia mampu menghancurkan belenggu-belenggu nafsu ammarahnya. Nafsu menyerah pada syariah, berlutut di depan fitrah, mengikuti Sang Makshum, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan digunakan untuk mengerjakan semua kebaikan.

Kejeniusan Umar adalah ketangguhannya dalam menghadapi reruntuhan. Dialah yang mendapatkan semua itu dengan sangat gampang dan mudah. Tampak dan dating padanya masalah di waktu pagi dan senja, namun demikian dia tidak memperdulikannya. Dia menjauhi dan meninggalkannya.

Umar adalah sosok zahid, sebab dia telah mendapatkan dunia. Bukanlah orang yang zahid jika dia tidak mendapatkan dunia. Sebab yang mendapatkan dunia lalu meninggalkannya, itu dilakukan atas pilihannya. Sementara yang tidak memilikinya, hal itu karena terpaksa. Umar adalah seorang yang adil, sebab dia menjadikan nuraninya sebagai hakim atas nafsunya dan menjadikan syariah sebagai panduan pada manusia. Dia memulai dari yang dekat sehingga dia ditaati oleh yang jauh.

Dia bershadaqah pada manusia di siang hari dan menjenguknya di akhir senja. Dia selalu menangis hingga hampir saja tulang rusuknya menyatu. Dia bersedih sampai-sampai kesedihannya melelehkanya: Saat dia ingat akan besarnya amanah, agungnya tanggung jawab, beratnya beban dan sulitnya keadaan di hari akhir.

Ya Allah angkatlah buku catatan amalnya di Illiyyin, dan luaskan tempat kembalinya di tempat yang kekal. Mahasuci Rabbmu Yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka katakan. Semoga salam terlimpahkan pada para Rasul. Dan segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Semoga shalawat dan salam terlimpahkan kepadanabi kita Muhammad, para keluarga dan sahabatnya. Amin.

Tulisan ini berdasarkan kitab Hadaa'iq Dzatu Bahjah (Berbahagialah) yang ditulis oleh Dr. 'Aidh Abdullah Al-Qarni