Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tafsir Surat Al-Baqarah ayat 1 dan 2

Tafsir Surat Al-Baqarah ayat 1 dan 2

SURAT AL-BAQARAH ( Lembu Betina ) Diturunkan di Madinah, kecuali ayat 281 di Mina (Di Mekkah) terdiri dari 286 ayat.Surat ini dinamai al-Baqarah, karena di dalamnya termuat peristiwa pembunuhan yang terjadi di di masa Nabi Musa. Untuk menjelaskan pembunuhan itu. Allah memerintahkan Bani Israil menyembelih seekor lembu ( sapi ) betina ( al-Baqarah ). Lembu adalah hewan yang dipuja oleh Bani Israil.

Sejarah Turun Surat Al-Baqarah

Surat ini diturunkan di Madinah, kecuali ayat 281 yang diturunkan di Mina ketika Nabi Muhammad menyelesaikan haji akhir ( haji wada’ ). Surat ini adalah surat terpanjang dalam al-Qur'an yang pertama diturunkan di Madinah.

Kandungan Isi Surat Al-Baqarah

Titik berat tujuan isi al-Baqarah ialah:
  1. Dakwah kepada Bani Israil dan mendiskusikan pendirian-pendirian mereka yang sesat, serta mengingatkan mereka kepada nikmat-nikmat Allah. Yang dimulai dari ayat ke empat puluh sampai dengan ayat seratus tujuh puluh delapan.
  2. Pembentukan hukum-hukum ( tasyri " ) dalam bidang ibadah, muamalat ( kemasyarakatan ) dan adat, yang diperlukan kaum muslimin untuk menjadikan mereka sebagai umat yang istimewa. Sehubungan dengan hal itu, di dalam al-Baqarah termuat hal-hal: qishas ( hukuman mati ), larangan makan harta orang lain, waktu-waktu ibadah haji, umrah, perang, hukum minum minuman keras ( khamr ), judi, berbesan dengan orang musyrik, persoalan anak yatim. haid, talak, khulu’ ( tebusan dari isteri kepada suami atas gugatan cerai ). rida’, sumpah, kaffarat, infak, riba, perdagangan, membuat surat perjanjian utang, saksi dan agunan, yang semuanya dimulai dari ayat 177 sampai akhir surat.
Surat ini dimulai dengan menjelaskan sifat-sifat muttaqin ( orang yang bertakwa ) dan sikap golongan-golongan orang terhadap al-Qur'an dan diakhiri dengan menerangkan tentang akidah ( keyakinan ) para mukmin. Surat ini ditutup dengan sebuah doa agar kita memohon kepada Allah supaya memperoleh kemudahan jalan menuju ampunan dan pertolongan.

Ringkasnya, pada bagian pertama dari ayat 1 sampai 176 ( ayat al-birr = kebajikan ) berisi tantangan Tuhan kepada kaum Yahudi dan penjelasan tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan tauhid. Dalam bagian kedua ( dari ayat 176 sampai akhir surat ). Tuhan menjelaskan beberapa hukum syara’.

Kaitan dengan surat sebelumnya ( al-Faatihah ) adalah bahwa al-Faatihah membahas pokok-pokok pembicaraan al-Qur'an. Sementara itu, al-Baqarah memerinci sebagian dari persoalan-persoalan pokok yang ditekankan oleh al-Faatihah.

Tafsir Surat Al-Baqarah ayat 1 dan 2

Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 1 dan 2

  1. Alif, laam, miim.
  2. Itu adalah al-Kitab ( al-Qur'an ), " tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa.
TAFSIRNYA

Alif laam miim Dibaca sebagaimana hurus asli tanpa baris. Sebagian ahli tafsir ( mufassir ) berpendapat, tidak ada yang mengetahui dengan pasti, apa makna Alif laam miim. termasuk ayat mutasyabihat yang hanya Allah sendiri mengetahui maknanya.

Oleh karenanya, mereka menerjemahkan dengan: Allah yang lebih mengetahui apa yang dimaksud dengan rangkaian huruf-huruf tersebut. Sebagian utama yang lain berpendapat bahwa semua huruf pembuka surat seperti: Alif laam mim, Alif laam raa, Alif laam shaad dan sebagainya adalah huruf-huruf terpotong yang dimaksudkan untuk memperingatkan atau menarik perhatian manusia.

Juga memberi petunjuk bahwa al-Qur'an yang menghimpun segala pokok petunjuk tentang kehidupan manusia. Tersusun dari huruf-huruf yang kemudian membentuk kalimat kalimat bahasa Arab yang indah dan bermakna amat dalam. Maknanya tidak tertandingi oleh siapa pun. Selain itu, huruf-huruf pembuka surat itu akan menggugah pendengar dan pembaca untuk memperhatikan hujjah-hujjah ( alasan, argumen ) yang ditegakkan al-Qur'an guna mematahkan sanggahan ahlul Kitab ( kaum Yahudi dan Nasrani ) yang lain, yang akan disebutkan dalam pertengahan surat.

Dari 114 surat al-Qur'an terdapat 29 surat yang dibuka dengan huruf sta huruf-huruf hijaiyah, dari satu huruf sampai lima huruf. Yang dibuka dengan satu huruf adalah surat Shaad ( shmad ). Qaaf ( qaaf ), al-Qalam ( num ).

Yang dibuka dengan dua huruf adalah surat Thaahaa ( thao hoa ). an-Naml ( thaa siin ), Yaasiin ( vaa siin ), Ghaafir, Fushshilat, al-Zukhruuf, ad Dukhaan, al Jaatsiyah dan al-Ahqaaf ( haa miim ).

Yang dibuka dengan tiga huruf adalah surat-surat: al-Baqarah, Ali Imran, al Ankabuut, ar-Ruum, Luqman, dan as-Sajdah ( alif laam miim ): surat Yunus, Huud, Yusuf. Ibrahim, dan al-Hijr ( alif laam raa ) ; surat asy-Syu'ara dan al-Qashash ( thoa siin miin ).

Yang dibuka dengan empat huruf adalah surat al-A'raaf (alif laam miim shaad ), dan surat ar-Ra'ad ( alif laam mim ra ).

Yang dibuka dengan lima huruf adalah surat Maryam: kaaf haa yaa’ ain shaad.

(ذَلِكَ الْكِتَابُ )Dzaalikal kitaabu Itu adalah al-Kitab’ Kitab yang ditulis, baik berupa gambaran atau ukiran yang menunjuk adanya suatu makna ataupun pengertian-pengertian tertentu. Yang dimaksudkan dengan al-Kitab di sini adalah al-Qur'an, yang dijanjikan oleh Allah bahwa kitab itu diturunkan untuk mengukuhkan risalah dan sebagai pedoman bagi Nabi saw. dalam memberikan bimbingan dan petunjuk kepada umatnya. Rasul menghendaki umatnya untuk mengikuti kebenaran, kebahagiaan dunia, dan kesejahteraan akhirat. Dzaalikal kitaabu adalah al-Kitab ( yang tersurat ) yaitu Al-Qur'an yang  memberi pengertian bahwa Nabi hanya diperintah menulis al-Qur'an saja. Ketika penggalan dzaalikal kitaabu diturunkan, al-Qur'an memang belum ditulis tuntas. 

(لاَ رَيْبَ فِيهِ )Loa raiba fiihi, Tak ada yang diragukan isinya. Tidak ada sesuatu pun ( isinya ) yang dapat menimbulkan keraguan. Bagi orang yang memperhatikannya tidak mungkin akan meragukan Al-qur'an. Semua isinya adalah benar-benar wahyu Tuhan, yang mencapai puncak retorika ( balaghat ) dan mustahil bisa ditandingi oleh siapa pun. Allah menegaskan, kebenaran bahwa al-Qur'an datang dari-Nya. Dan Al-qur'an itu berisi tentang kebenaran petunjuk-petunjuk-Nya yang penuh dengan keyakinan di dalamnya dan tidak dapat diragukan. Demikian pula ketinggian susunan bahasa dan sastranya, tidak seorang pun yang sanggup membuat susunan dan gaya bahasa yang mendekati kefasihan dan kebalaghahan al-Qur'an. Jika kenyataannya ada orang yang masih ragu terhadap al-Qur'an, hal itu disebabkan dia tidak memahami hakikat kitab suci tersebut atau karena matahatinya buta, keras kepala, dan tidak mau tunduk kepada kebenaran. Mereka itu lebih tertarik mengikuti hawa nafsu, atau akibat terbelenggu oleh sikap taklid ( mengikuti tanpa sikap kritis ) kepada orang-orang tua dan masyarakat sekelilingnya.

(هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ )Hudal lil muttagiin, Petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa. Al-Qur'an adalah penunjuk dan penuntun menuju jalan yang benar. Petunjuk hagi orang-orang yang bertakwa, maksudnya, yang menuntun ke jalan yang lurun disertai pertolongan dan bimbingan ( taufik ) untuk melaksanakan hukum-hukum al Qur'an.

Al-muttaqin dalam ayat ini bermakna: mereka yang memiliki jiwa yang tinggi. lalu memperoleh hidayah dan persiapan untuk menerima sinar kebenaran dan berusaha mencari keridhaan Ilahi. Mereka selalu menjauhkan diri dari siksa-Nya dengan jalan menaati perintah dan menghindari larangan-Nya. Inilah perisai yang melindungi diri dari siksa. Siksa yang harus dihindari bukan saja siksa di akhirat kelak, tetapi juga di dunia sekarang.

Menjauhkan diri dari dua macam siksa dengan cara tidak menjalankan hal-hal yang bisa menyebabkan datangnya siksa. Menjauhkan diri dari siksa dunia, di antaranya dengan mempelajari sunnatullah dalam menciptakan alam ( makhluk ) dan dengan tidak melanggar aturan-aturan Allah yang ditetapkan di dunia.

Misalnya, jika ingin terhindar dari kalah perang. hendaklah mempelajari taktik dan strategi perang, serta melengkapinya dengan persenjataan yang canggih. Di samping itu juga membulatkan tekad, meninggikan semangat ( motivasi ), meningkatkan kesabaran, meneguhkan hati. serta menyerahkan diri kepada Allah seraya mengharapkan pahala-Nya.

Memelihara diri dari siksa akhirat. caranya dengan memperkukuh iman, beramal saleh. Mereka juga harus menjauhi segala yang merusakkan iman. misalnya, perilaku syirik. perbuatan maksiat, dan dosa yang dapat menyengsarakan diri dan masyarakat.

Pada masa jahiliyah terdapat segolongan manusia yang tidak mau menyembah berhala. Mereka berpendapat bahwa Tuhan pencipta alam semesta ini tidak menyukai hamba-Nya menyembah berhala. Di antara ahlul kitab ada juga yang berpendapat demikian. Memang ada manusia yang benar-benar beriman kepada hari akhirat, menyuruh yang makruf dan mencegah munkar, serta bersegera mengerjakan kebajikan. "

KESIMPULAN

Dalam ayat-ayat ini Allah menjelaskan bahwa al-Qur'an adalah Kitab yang dijanjikan untuk diturunkan. Oleh karenanya, seluruh isinya adalah benar ( haq ) dan merupakan pedoman hidup bagi semua orang yang bertakwa.

Referensi tulisan ini adalah Dari Tafsir An-NUUR yang ditulis oleh Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy