Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Menapaki Jalan Hidup Penghulu Manusia

Menapaki Jalan Hidup Penghulu Manusia

AKU berlindung kepada Allah dari kendurnya semangat, dari dinginnya tekad, dan dari kasarnya tabiat. Garis pembeda antara yang serius dan main-main, antara yang sukses dan yang gagal, antara yang bekerja dan yang nganggurada dalam semangat.

Semangat yang tinggi adalah bara api yang berkobar-kobar dan tidak pernah akan padam. Dia adalah bahan bakar yang tidak pernah padam. Semangat akan senantiasa menggalakan tekad di dalam hati, akan menggedor-gedor kesabaran dan ketekunan tiada tara. 

Baca juga: Segala Sesuatu Ada Batasnya

Semangat tinggi laksana banjir bandang yang menghanyutkan, yang menerjang ke sana kemari. Tak kenal lelah, tak ada kata putus asa. Dia memiliki sikap bandel dan pembangkangan. Tidak ada yang lebih berharga daripada semangat. Barangsiapa yang memilikinya, maka adzabnya akan terasa damai, getirnya akan terasa madu, kesusahannya adalah kebahagiaan dan kesenangan.

Demi Allah. Jika semangat tinggi telah merasuk ke dalam jiwa, maka dia akan menggerakkannya pada nilai-nilai mulia. Dia akan menggerakkannya pada perkara-perkara yang bernilai tinggi. Alangkah agung semangat hidupnya, alangkah mulia tekad bajanya, dan alangkah kuat kemauannya. Dia menaiki punggung "kesucian", dia menaiki mimbar semesta, dia menapaki puncak hari. Dia bertutur dengan alam, lalu dia tahu dan memberikan pengajaran, dia sabar dan terus bersabar. Dia berjihad dan terus berjihad, dia berjuang dan terus berjuang. Hingga ajal datang menjelang.

Ditampakkan kesulitan-kesulitan di depan mata, namun dia berhasil menginjak-injaknya. Ditampakkan padanya dunia namun dia tak menghiraukannya. Masalah-masalah bertumpuk di hadapannya namun dia mampu mengarahkannya. Jahiliyah, Yahudiyah dan Zionisme adalah gunung-gunung penghambat di jalannya. Namun dia lalui dengan membawa kemenangan. Dia hancurkan musuh-musuhnya dengan semangat, tekad dan kemauan tanpa batas. Keyatiman, kefakiran, kezhaliman, pelecehan dan penolakan adalah benteng-benteng gagal di depannya. Semua itu telah dihancurkannya.

"Di tangannya ada obor menyala memberikan hidayah
Di darahnya ada akidah yang menentang
Semua pendosa dan manusia durjana.”

Perbanyak Menelaah Buku

Menajamkan kecerdasan, mengingatkan diri dari kelalaian, mengindari rasa terisolasi, menyingkirkan kebodohan, meningkatkan pandangan, mendapatkan pengalaman, membuang kebosanan, menghilangkan kejenuhan, menguatkan ingatan, melapangkan dada, meluruskan kebengkokan, membuat lidah lancar bicara, menampakkan hujjah, memperbaiki kesalahan, mencegah kekosongan, menjaga dari penyelewengan pemikiran, menambah kedalaman pemahaman, menangkap hikmah dan kebijakan, sabar menghadapi musibah, menganggap ringan ujian, hiburan bagi sesuatu yang hilang, meringankan rasa sakit, menunjukkan pada kemuliaan, mencegah dari dosa, menangkap ibrah dan pelajaran, melahirkan idealisme, menyingkap keanehan, melingkupi keajaiban, merengkuh faedah-faedah dan menggulung ketercerai-beraian.

Membaca buku: Nasehat yang membuahkan tangis, kelembutan yang melegakan, keunikan yang mengundang tawa, kelangkaan yang menakjubkan, perkara nan indah, larangan yang menakutkan, ungkapan menawan, pembicaraan yang fasih. Dengannya didapatkan hasil pikiran brilian, inti dari berita-berita, saringan dari zaman-zaman, ilmu dari krisis krisis, peristiwa berbagai negeri, siasat para raja, pandangan para ulama, keindahan syair para penyair, pilihan kata para bijak, kedalaman pikiran para filosof, kesucian para ahli hadits, ekstasisme para zahid dan linangan air mata para ahli ibadah.

Membaca buku: Memberikan pencerahan pada akal, sinar terang bagi nurani, pelurusan terhadap pandangan, keluasan dalam ufuk wawasan, keagungan dalam posisi, ketinggian dalam kedudukan, kelapangan dalam pengetahuan, keajegan di majlis, kegunaan dalam pesta pesta, keunggulan di pertemuan-pertemuan, kemampuan menguasai mimbar-mimbar, terdepan dalam musyawarah, keabadian dalam ingatan, mendapatkan pahala, menuai rezeki, memberikan manfaat bagi manusia, kenikmatan bagi yang duduk, kemarahan buat para pendengki, kegeraman para munafik dan sanggahan keras bagi orang-orag durjana.

Membaca buku: Ketenggelaman dalam makna-makna, pencarian ke dasar hakekat, menukik ke khazanah-khazanah lama, pencarian terhadap harta-harta paling berharga, menyingkap mutiara-mutiara, merengkuh nilai-nilai utama. Dia adalah rampasan perang yang dingin, di dalamnya ada kepastian keuntungan, keutamaan yang terpelihara, dan kecemberuan yang terjaga. Dia adalah anak yang abadi, penyebutan yang tiada henti.

Membaca buku: Penelusuran medan orang-orang terdahulu, menilai dengan benar nasehat orang-orang masa lalu, mengambil faedah orang orang yang arif. Dia adalah penelaahan akal orang-orang terpandang, pembacaan terhadap otak para orang besar, tadabbur terhadap lembaran lembaran orang cerdik, dan perenungan pada lembaran orang-orang jenius.

Buku-buku itu adalah taman-taman orang mulia, kebun-kebun orang pintar dan cerdas, tempat rekreasi manusia-manusia terhormat. Dia adalah ganti dari sahabat yang pergi, teman yang tidak peduli, kerabat yang memutuskan hubungan dan musuh yang senantiasa menginginkan kebinasaan. la pengganti dari anak-anak durhaka, wali yang terlalu tinggi hati, orang kaya yang sombong, dan pemimpin yang durjana. Buku-buku itu sangat amanah menjaga rahasia, benar dalam menyampaikan kabar. Dia akan menjauh saat ada kejenuhan. Dia akan berjalan saat orang tidur. Dia akan menyegarkan untuk senantiasa menjaga harapan dan asa. Buku adalah penasehat yang ikhlas, selalu menjalankan hak-hak, menanggung semua kedekatan, indah dalam interaksi, dan tulus dalam persahabatan.

Belajar Dari Pengalaman

PENGALAMAN itu adalah interaksi langsung dengan semua peristiwa dan kejadian, perjuangan terus menerus dalam kehidupan, latihan menghadapi semua arus gelombang. Pengalaman dengan sesuatu yang sangat dibenci jauh lebih memberikan dampak daripada pengalaman dari sesuatu yang dicintai. Sebab yang tidak disukai akan membangkitkan hati, menyadarian jiwa, menghangatkan rasa dan emosi. Sementara itu musibah, bencana dan malapeta akan menghimpun semua pengalaman.

Di dalamnya bisa dipelajari kerasnya idealisme yang berisikan rasa sakit, hambatan-hambatan dan krisis. Mereka akan keluar dari dalamnya sesuai dengan kadar persiapan mereka. Ada di antara mereka yang unggul dan menonjol dan sangat obsesif, ada yang sedang-sedang saja, ada juga yang gagal dan ambruk. Pengalaman adalah penempa yang menghaluskan potensi dan sifat.

Di antara mereka yang meninggalkan bekas dalam sejarah adalah mereka yang menelan kegetiran dan hidup dalam ujian, serta menelan kepedihan dalam perjalanan hidupnya. Seorang penyair Perancis Musset berkata:
Tidak ada yang membuatmu menjadi besar kecuali ujian besar

Al-Mutanabbi berkata:
Jika seorang pemuda terbiasa terjun dalam kematian
Maka semua ujian yang lewat darinya akan ringan terasa.

Dalam qasidah lainnya dikatakan:
" Andaikata bukan karena kesulitan
pastilah semua manusia akan memimpin
Kedermawanan akan membuat kefakiran
Dan keberanian ada dalam perang

Pada syair ketiga disebutkan:
"Mereka yang berhak mendapatkan kemuliaan
Adalah yang masuk dalam ujian
Yang merasakan aman adalah
Orang yang menganggap kesulitan hal yang ringan."

Penulis Mushtafa Amin menyebutkan, " Keagungan bukanlah lencana setelah lencana, bukan kedudukan menyusul kedudukan, bukan pula gelar disusul gelar, tidak pula hadiah disusul hadiah. Keagungan adalah kepedihan dan kesabaran, kegigihan dan tantangan serta kekokohan. Keagungan adalah bencana demi bencana, musibah setelah musibah, hambatan demi hambatan. Keagungan adalah penjara dan jeruji besi, darah dan air mata serta pengorbanan tiada tara. Inilah pengalaman hidup terbesar dalam kehidupan."

Seorang penyair Inggeris mengatakan,"Pengalaman itu bisa diambil dari dua sumber:
Pertama, dari buku-buku klasik yang merupakan khazanah peninggalan dan hikmah manusia-manusia terdahulu.
Kedua, dari keterlibatan seorang individu dengan derasnya kehidupan.