Segala sesuatu itu ada batasnya
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
ومن يتوكل على الله فهو حسبه إن الله بلغ أمره ، قد جعل الله لكل شيء قدراDan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksana urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.”(Atk-Thalaq : 3)
Firman Allah,”Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu,”yang disebutkan setelah penyebutan takwa dan tawakal memiliki sebuah rahasia yang unik dan indah serta memiliki tujuan yang mulia. Berdasarkan ayat itu, barangsiapa yang bertakwa kepada Allah dan bertawakal pada-Nya, maka dia tidak akan menganggap bahwa pertolongan Allah itu lambat, dia tidak akan pernah putus asa dari rahmat Allah, dan dia tidak akan pernah terjauhkan dari karunia-Nya.
Di samping itu, citanya tidak akan pernah terputus dari kepastian adanya jalan keluar Karena ia berkeyakinan bahwa jika dia bertakwa kepada Allah dengan sungguh-sungguh, pasti jalan keluar akan ia dapatkan. Ia juga tidak ragu bahwa dia akan mendapatkan jalan keluar dari semua kesempitan. Namun pastinya, untuk itu semua memerlukan waktu, dan untuk sebuah takdir itu ada umurnya yang harus dilalui hingga dia sampai padanya.
Sesungguhnya, bagi segala sesuatu di sisi Allah ada ketentuan yang telah digariskan. Maka, tidak ada kewajiban bagi seorang pekerja kecuali bekerja terus hingga datang waktu mendapatkan pahala dan ganjaran. Tak ada kewajiban bagi seorang yang berdoa kecuali berdoa itu sendiri hingga ia mendapatkan apa yang diinginkannya, dan sekali-kali tidak boleh mengatakan,”Aku berdoa dan berdoa namun tidak pernah dikabulkan buatku.”Sebaliknya, hendaknya ia merasa tentram dengan pilihan Tuhannya yang diperuntukkan bagi dirinya, tenang dengan keindahan perbuatan-Nya, dengan keagungan hikmah-Nya, dengan kemahaluasan ilmu-Nya, dengan kesempurnaan kekuasaan dan rahmat-Nya. Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. Dia memiliki zamannya sendiri yang tidak mungkin akan dilanggar dan memiliki waktu yang tidak akan pernah dilangkahi-Nya.
Jika datang waktu yang telah ditentukan bagi sesuatu, maka dia akan berlaku dan tidak akan diakhirkan walaupun sedetik, tidak pula akan dimajukan. Ujian itu memiliki waktu, dan setelah itu habis. Dia memiliki zaman nya sendiri dan setelah itu berganti, sebab sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala,”Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.”.. Penyakit itu hanya dalam hitungan hari, dalam malam-malam yang bisa dihitung kemudian setelah itu tersingkap sembuh karena ”Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu”. Kesedihan itu ada saat-saatnya, setelah itu akan muncul kebahagiaan yang menyusulnya. Sebab,”Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.”Kefakiran itu memiliki zamannya sendiri walaupun cukup panjang. memiliki waktu walaupun getir dan setelah itu sirna. Sebab,”Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.”
Maka tidak ada kewajiban bagi anda, kecuali bekerja untuk melakukan kebaikan-kebaikan, berkorban, berusaha dengan ikhlas, memperbaiki amal dan menyempurnakan pengabdian kepada-Nya. Kemudian, biarkan buah amal itu ranum sendiri. Biarkan hasil usaha itu matang sendiri, di tangan Sang Mahakuasa dan Agung. Janganlah sekali-kali anda terburu-buru untuk mencapai yang diinginkan, dan jangan pula tergesa-gesa untuk menyingkirkan sesuatu yang tidak anda inginkan. Sebab keputusan tidak berada di tangan anda. la berada di tangan”Yang telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. Sesungguhnya keimanan dan keyakinan akan adanya batas waktu bagi setiap musibah, benar-benar bias menjadi hiburan bagi orang-orang yang dilanda musibah dan bencana. Percaya akan waktu akhir ujian adalah keriangan bagi mereka yang ditimpa musibah. Sesungguhnya pada setiap kesulitan itu ada zaman yang tidak mungkin akan dilanggar selamanya. Maka angan-angan untuk menghilangkan suatu musibah atau kesulitan sebelum masanya adalah sebuah tindakan “gila”, dan termasuk waswas. Kepedulian anda seharusnya ada dalam bagaimana musibah itu sirna, bukan kapan ia akan sirna !
Maka, barangsiapa yang serius meng inginkan dirinya terlepas dari suatu musibah, ujian dan kesulitan, dia akan berdoa dan berusaha dengan ikhlas, dia akan serius dan bekerja keras. Dia akan sabar dan bertakwa, bertawakkal dan bertaubat serta akan menyerahkan semua perkara pada Sang Mahadiraja dan Sang Maha Pemberi karunia.
Sebaliknya seseorang yang menggantungkan cantolan hatinya pada saat hilangnya ujian dan lenyapnya cobaan, dia akan menganggap bahwa jalan keluar masih sangat jauh, beranggapan rahmat Allah demikian lamban, dia dilanda keputusasaan, ditemani perasaan gagal dan tiada harapan dan semangatnya menghilang. Sehingga, dia akan senantiasa berada di lembah-lembah keguncangan, di jalan-jalan kebencian dan penyesalan. Dia akan merasa selalu berada dalam kegelisahan, caci maki dan umpatan, dan hancurnya hati yang berkeping keping. Hatinya selalu dilanda rasa takut dan khawatir, pikirannya terpecah belah, kondisi dirinya penuh gerhana, dan hatinya berantakan. Batinnya kurus kerontang, penuh syak wasangka dan keraguan. Andaikata dia beriman sejak awal dengan qadha, menyerahkan semua urusan kepada Tuhan langit dan bumi, ikhlas dalam berdoa menunggu dengan sabar jalan keluar dan pertolongan di waktu yang telah ditentukan, yakin bahwa akibat dan hasil yang baik itu ada waktunya, kegembiraan yang diinginkan itu ada pada waktu yang dijanjikan, maka pasti dia akan mendapatkan kebahagiaan sebagaimana dialami oleh seseorang yang jika melakukan dosa, dia minta ampunan kepada Allah dengan beristighfar, dan orang yang jika ditimpa musibah dia bersabar, jika diberikan nikmat padanya dia bersyukur.
Pasti dia akan mendapatkan pahala yang besar, hatinya akan lapang, penyebutannya akan tinggi. Allah lah yang menentukan,”Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. Pohon-pohon tidak akan mendatangkan buah sebelum waktunya tiba. Matahari tidak akan terbit sebelum sampai pada putarannya. Bulan akan senantiasa sembunyi hingga datang waktu terbitnya. Seorang yang hamil tidak akan melahirkan anaknya dan tidak menyapih anaknya kecuali telah tiba waktunya. Luka tidak akan meletus, bekas garukan tidak akan sembuh, binatang tersesat tidak akan kembali kecuali setelah melewati batas waktu yang ditentukan dan ketentuan yang telah dipastikan.
Maka ketahuilah bahwa tidak berarti sebuah usaha mencari sebab akan serta merta menghasilkan apa yang diinginkan pada waktu yang kita inginkan dan masa yang kita pilih. Ia hanya terjadi pada saat yang telah Allah tentukan. Sebab Allah akan memastikan semua urusan dan perkara. Dia mengerjakan dengan pasti apa yang Dia inginkan. Dia yang mengakhirkan dan dia pula yang mengawalkan. Ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. Rahmat dan ilmu-Nya maha luas dan Dia mengajarkan pada semesta dan seisinya kelembutan dan impian. Perintah-Nya pasti akan datang, karenanya jangan terburu-buru. Jalan keluar-Nya adalah yang terbaik. Dialah Pemilik semua ketentuan dan kepada-Nya kalian akan dikembalikan. Bagi tiap-tiap masa ada kitab (catatan yang ditentukan).
Segala sesuatu itu ada batasnya. Setiap ujian itu ada zamannya dan setiap peristiwa ada umurnya. Maka Mahasuci Allah, Sang Maha Pengatur. Tidak ada Tuhan selain Dia.
Firman Allah,”Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu,”yang disebutkan setelah penyebutan takwa dan tawakal memiliki sebuah rahasia yang unik dan indah serta memiliki tujuan yang mulia. Berdasarkan ayat itu, barangsiapa yang bertakwa kepada Allah dan bertawakal pada-Nya, maka dia tidak akan menganggap bahwa pertolongan Allah itu lambat, dia tidak akan pernah putus asa dari rahmat Allah, dan dia tidak akan pernah terjauhkan dari karunia-Nya.
Di samping itu, citanya tidak akan pernah terputus dari kepastian adanya jalan keluar Karena ia berkeyakinan bahwa jika dia bertakwa kepada Allah dengan sungguh-sungguh, pasti jalan keluar akan ia dapatkan. Ia juga tidak ragu bahwa dia akan mendapatkan jalan keluar dari semua kesempitan. Namun pastinya, untuk itu semua memerlukan waktu, dan untuk sebuah takdir itu ada umurnya yang harus dilalui hingga dia sampai padanya.
Sesungguhnya, bagi segala sesuatu di sisi Allah ada ketentuan yang telah digariskan. Maka, tidak ada kewajiban bagi seorang pekerja kecuali bekerja terus hingga datang waktu mendapatkan pahala dan ganjaran. Tak ada kewajiban bagi seorang yang berdoa kecuali berdoa itu sendiri hingga ia mendapatkan apa yang diinginkannya, dan sekali-kali tidak boleh mengatakan,”Aku berdoa dan berdoa namun tidak pernah dikabulkan buatku.”Sebaliknya, hendaknya ia merasa tentram dengan pilihan Tuhannya yang diperuntukkan bagi dirinya, tenang dengan keindahan perbuatan-Nya, dengan keagungan hikmah-Nya, dengan kemahaluasan ilmu-Nya, dengan kesempurnaan kekuasaan dan rahmat-Nya. Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. Dia memiliki zamannya sendiri yang tidak mungkin akan dilanggar dan memiliki waktu yang tidak akan pernah dilangkahi-Nya.
Jika datang waktu yang telah ditentukan bagi sesuatu, maka dia akan berlaku dan tidak akan diakhirkan walaupun sedetik, tidak pula akan dimajukan. Ujian itu memiliki waktu, dan setelah itu habis. Dia memiliki zaman nya sendiri dan setelah itu berganti, sebab sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala,”Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.”.. Penyakit itu hanya dalam hitungan hari, dalam malam-malam yang bisa dihitung kemudian setelah itu tersingkap sembuh karena ”Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu”. Kesedihan itu ada saat-saatnya, setelah itu akan muncul kebahagiaan yang menyusulnya. Sebab,”Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.”Kefakiran itu memiliki zamannya sendiri walaupun cukup panjang. memiliki waktu walaupun getir dan setelah itu sirna. Sebab,”Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.”
Maka tidak ada kewajiban bagi anda, kecuali bekerja untuk melakukan kebaikan-kebaikan, berkorban, berusaha dengan ikhlas, memperbaiki amal dan menyempurnakan pengabdian kepada-Nya. Kemudian, biarkan buah amal itu ranum sendiri. Biarkan hasil usaha itu matang sendiri, di tangan Sang Mahakuasa dan Agung. Janganlah sekali-kali anda terburu-buru untuk mencapai yang diinginkan, dan jangan pula tergesa-gesa untuk menyingkirkan sesuatu yang tidak anda inginkan. Sebab keputusan tidak berada di tangan anda. la berada di tangan”Yang telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. Sesungguhnya keimanan dan keyakinan akan adanya batas waktu bagi setiap musibah, benar-benar bias menjadi hiburan bagi orang-orang yang dilanda musibah dan bencana. Percaya akan waktu akhir ujian adalah keriangan bagi mereka yang ditimpa musibah. Sesungguhnya pada setiap kesulitan itu ada zaman yang tidak mungkin akan dilanggar selamanya. Maka angan-angan untuk menghilangkan suatu musibah atau kesulitan sebelum masanya adalah sebuah tindakan “gila”, dan termasuk waswas. Kepedulian anda seharusnya ada dalam bagaimana musibah itu sirna, bukan kapan ia akan sirna !
Maka, barangsiapa yang serius meng inginkan dirinya terlepas dari suatu musibah, ujian dan kesulitan, dia akan berdoa dan berusaha dengan ikhlas, dia akan serius dan bekerja keras. Dia akan sabar dan bertakwa, bertawakkal dan bertaubat serta akan menyerahkan semua perkara pada Sang Mahadiraja dan Sang Maha Pemberi karunia.
Sebaliknya seseorang yang menggantungkan cantolan hatinya pada saat hilangnya ujian dan lenyapnya cobaan, dia akan menganggap bahwa jalan keluar masih sangat jauh, beranggapan rahmat Allah demikian lamban, dia dilanda keputusasaan, ditemani perasaan gagal dan tiada harapan dan semangatnya menghilang. Sehingga, dia akan senantiasa berada di lembah-lembah keguncangan, di jalan-jalan kebencian dan penyesalan. Dia akan merasa selalu berada dalam kegelisahan, caci maki dan umpatan, dan hancurnya hati yang berkeping keping. Hatinya selalu dilanda rasa takut dan khawatir, pikirannya terpecah belah, kondisi dirinya penuh gerhana, dan hatinya berantakan. Batinnya kurus kerontang, penuh syak wasangka dan keraguan. Andaikata dia beriman sejak awal dengan qadha, menyerahkan semua urusan kepada Tuhan langit dan bumi, ikhlas dalam berdoa menunggu dengan sabar jalan keluar dan pertolongan di waktu yang telah ditentukan, yakin bahwa akibat dan hasil yang baik itu ada waktunya, kegembiraan yang diinginkan itu ada pada waktu yang dijanjikan, maka pasti dia akan mendapatkan kebahagiaan sebagaimana dialami oleh seseorang yang jika melakukan dosa, dia minta ampunan kepada Allah dengan beristighfar, dan orang yang jika ditimpa musibah dia bersabar, jika diberikan nikmat padanya dia bersyukur.
Pasti dia akan mendapatkan pahala yang besar, hatinya akan lapang, penyebutannya akan tinggi. Allah lah yang menentukan,”Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. Pohon-pohon tidak akan mendatangkan buah sebelum waktunya tiba. Matahari tidak akan terbit sebelum sampai pada putarannya. Bulan akan senantiasa sembunyi hingga datang waktu terbitnya. Seorang yang hamil tidak akan melahirkan anaknya dan tidak menyapih anaknya kecuali telah tiba waktunya. Luka tidak akan meletus, bekas garukan tidak akan sembuh, binatang tersesat tidak akan kembali kecuali setelah melewati batas waktu yang ditentukan dan ketentuan yang telah dipastikan.
Maka ketahuilah bahwa tidak berarti sebuah usaha mencari sebab akan serta merta menghasilkan apa yang diinginkan pada waktu yang kita inginkan dan masa yang kita pilih. Ia hanya terjadi pada saat yang telah Allah tentukan. Sebab Allah akan memastikan semua urusan dan perkara. Dia mengerjakan dengan pasti apa yang Dia inginkan. Dia yang mengakhirkan dan dia pula yang mengawalkan. Ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. Rahmat dan ilmu-Nya maha luas dan Dia mengajarkan pada semesta dan seisinya kelembutan dan impian. Perintah-Nya pasti akan datang, karenanya jangan terburu-buru. Jalan keluar-Nya adalah yang terbaik. Dialah Pemilik semua ketentuan dan kepada-Nya kalian akan dikembalikan. Bagi tiap-tiap masa ada kitab (catatan yang ditentukan).
Segala sesuatu itu ada batasnya. Setiap ujian itu ada zamannya dan setiap peristiwa ada umurnya. Maka Mahasuci Allah, Sang Maha Pengatur. Tidak ada Tuhan selain Dia.