Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Keuntungan Bertransaksi Dengan Tuhan

Keuntungan Bertransaksi Dengan Tuhan

Pada tulisan sebelumnya telah kita sampaikan tentang surat At-Taubah ayat yang ke 111 tentang transaksi orang yang beriman dengan Allah berupa jiwa dan harta mereka untuk ditukar dengan syurga di akhirat nantinya. Pada tulisan ini akan penulis jelaskan tentang keuntungan bertaransaksi dengan Tuhan sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa medan perang yang berkecamuk bagi orang beriman itu adalah kondisi dunia yang tak pernah tetap dan berhenti. la terus berputar kencang dan tidak akan pernah berhenti. Hal itu menimbulkan pertanyaan dalam pikiran manusia:
Baca juga: Agar Menjadi Orang Terbaik

"Seluruh harta benda dunia yang kita miliki suatu saat akan kita lepas dari kita, akan lenyap dan hilang. Adakah satu cara untuk membuatnya menjadi kekal dan abadi ? "

Di saat manusia berkata begitu, tiba-tiba terdenga suara al-Quran yang bergema di seluruh cakrawala lewat ayat-Nya. " Ya, ada. Malah, ada satu cara yang bagus dan mudah dengan lima bentuk keuntungan. "

Pertanyaannya, " Apa cara itu ? "

Jawabannya: Menjual seluruh amanah itu kepada Pemilik asalnya. Justru dalam transaksi itu terdap lima keuntungan sekaligus.

Keuntungan Pertama: Harta yang fana menjadi kekal. Pasalnya, umur yang semakin habis ini jika digunakan dan dimanfaatkan hanya untuk Tuhan Maha Agung, Maha Berdiri dan Maha Kekal, akan berubah menjadi kekal dan memberikan buah abadi. Ketika itulah detik-detik umur secara lahiriah hilang dan rusak laksana benih dan bijian, tetapi mengembangkan bunga-bunga kebahagiaan dan bertunas di alam baka, dan menjadi pemandangan yang bercahaya dan menyenangkan di alam barzakh.

Keuntungan Kedua: Dibayarkan harganya seperti syurga.

Keuntungan Ketiga: Nilai setiap organ dan indera akan meningkat dari satu menjadi seribu. Misalnya, akal merupakan organ dan perangkat. Jika engkau tidak menjualnya kepada Allah bahkan menggunakannya untuk nafsu, maka ia akan menjadi organ yang tercela, mengganggu dan menyusahkan. la akan turun ke tahap membahayakan. Ia akan membebanimu dengan derita masa lalu yang pedih dan kondisi masa depan yang menakutkan.

Untuk menyelamatkan diri dari gangguan dan kegelisahan akal, orang fasiq biasanya melarikan diri dengan mabuk-mabukan ataupun hiburan. Namun, jika akal itu dijual kepada Pemiliknya yang hakiki dan engkau gunakan atas nama-Nya, maka ia akan menjadi kunci yang menakjubkan sehingga dapat membuka segala perbendaharaan rahmat Allah dan kekayaan hikmah Ilahi yang ta terhingga di seluruh alam semesta. Denga demikian, akal tersebut akan meningkatk martabat pembimbing rabbani yang aka mempersiapkan pemiliknya menuju kebahagiaa abadi.

Contoh lain: Mata merupakan indera. Dengan indera ini roh dapat menyaksikan alam. Jika engkau tidak menjualnya untuk Allah dar sebaliknya menggunakannya menurut kehendak nafsu untuk menyaksikan berbagai pemandangan yang kotor, maka mata akan menjadi pelayan ke bagi syahwat dan hawa nafsu melalui berbagai pemandangan dan keindahan yang dilihatnya.

Namun, jika engkau menjual mata itu kepad Allah yang Maha Pencipta dan Maha Melihat, lalu menggunakannya karena-Nya dan dengan izin Nya, pada saat itu mata tersebut akan meningkat ke martabat menjadi peneliti kitab besar alam semesta ini, pemerhati mukjizat ciptaan rabbani pada alam ini, dan naik ke derajat lebih tinggi yang diberkati di antara bunga-bunga rahmat Ilahi yang terdapat taman bumi.

Contoh lain: Jika engkau tidak menjual indera rasa yang terdapat pada lidah kepada Sang Maha Penguasa yang Maha Bijaksana, bahkan sebaliknya menggunakannya demi nafsu dan perut, waktu itu ia akan turun dan jatuh ke tahap penjaga pintu dan mesin perut.

Jika engkau menjualnya kepada Tuhan Maha Pemberi Rezeki dan Maha Mulia, saat itu indera rasa yang terdapat pada lidah akan naik ke derajat menjadi pemantau pembendaharaan rahmat Ilahi yang mahir dan penyelidik penuh syukur terhadap dapur-dapur kekuasaan Allah Maha Pelindung.

Maka, berhati-hatilah wahai akal ! Dimanakah letak perbandingan antara alat yang tercela ketimbang kunci alam semesta ?

Wahai mata, lihat baik-baik ! Di manakaha letak perbandingan antara pendosa yang hina ketimbang pengkaji perpustakaan Ilahi yang bijaksana ?

Wahai lidah rasakanlah baik-baik ! Di manakaha letak perbandingan antara sekedar menjadi penjaga kandang dan pengawal mesin perut ketimbang menjadi pemantau perbedaharaan rahmat Ilahi ?

Wahai saudaraku ! Engkau bisa mengamati banyak lagi indera dan organ tubuh lain dengan cara tersebut. Dengan cara itulah engkau dapat memahami bahwa sesungguhnya orang mukmin senantiasa memiliki kepribadian yang baik dan layak mendapatkan syurga. Sementara orang kafir senantiasa memiliki kepribadian buruk yang akan membawanya ke neraka. Orang mukmin mendapat nilai yang tinggi di sisi Allah karena keimananny ya dan keteguhan hatinya dalam menggunakan ini amanah Sang Pencipta atas nama-Nya dan dalan ke lingkup izin-Nya. Sedangkan orang mengkhianati dan menggunakannya atas nafsu amarah.

Keuntungan Keempat: Sesungguhnya setia sa manusia itu lemah dan menghadapi banyak cobaar er hidup. Dia miskin, sementara keperluan hidupny amat banyak. Dia lemah, sedangkan bebar hidupnya amat berat. Jika dia tidak bersanda kepada al-Qadir Zul Jalal lalu tidak bertawaka kepada-Nya, tidak percaya dan tidak berserah dir kepada-Nya, niscaya sanubarinya akan kekal dalam kesengsaraan yang abadi. Semua kesusahan, kesakitan, dan penyesalan akan menghancurkannya sehingga menjadikannya pemabuk atau binatang buas.

Keuntungan Kelima: Para ahli zauq dan kasyaf serta ahli ikhtisas dan ahli musyahadah sepakat bahwa semua ganjaran ibadah dan zikir itu akan diberikan kepadamu dalam bentuk buah-buahan sewaktu kamu sangat membutuhkannya.

Justru, jika kamu tidak menjalankan perdagangan yang mempunyai keuntungan dalam lima bentuk an ini, maka di samping terhalang dari mendapatkan keuntungan-keuntungan tersebut, kamu juga akan jatuh dalam lima bentuk kerugian yang berlipat a ganda.

Kerugian Pertama: Harta dan anak-pinak yang p sangat engkau kasihi, nafsu dan kehendaknya yang engkau puja, usia muda dan kehidupan yang engkau gilakan, semua itu akan lenyap, sirna dan akan terlepas dari genggamanmu. Sebaliknya, semua itu akan meninggalkan dosa-dosa dan beban menyakitan bagimu, lalu memikulkannya di atas pundakmu.

Kerugian Kedua: Engkau akan menerima hukuman amanah mengkhianati dan menggunakan organ-organ paling bernilai itu demi urusan tak bernilai, dan berarti engkau telah menzalimi dirimu.

Kerugian Ketiga: Engkau menjatuhkan martabat kemanusiaanmu yang berharga itu ke derajat yang jauh lebih rendah dari binatang. Bahkan, engkau telah menghina dan menzalimi hikmah Ilahi.

Kerugian Keempat: Bersama dengan kelemahan dan kefakiranmu, engkau akan memikulkan beban kehidupan yang amat berat itu ke atas lenganmu yang lemah, dan engkau akan senantiasa meratap di bawah nistapa kehilangan dan perpisahan.

Kerugian Kelima: Engkau mengubah hadiah indah dari ar-Rahman -- seperti akal, hati, mata dan lidah yang diberikan padamu demi mendapatkan kehidupan abadi dan kebahagiaan ukhrawi -- menjadi satu bentuk yar buruk, dan akan membukakan pintu-pintu neraka bagimu.

Sekarang kita akan mencermati jual-beli itu sendiri. Adakah begitu memberatkan sehingga kebanyakan mereka tidak mau menjualnya ?

Ternyata tidak, sama sekali tidak ! la tidak berat. Karena zona halal itu luas dan cukup untuk menyenangkan semua manusia. Tidak ada alasan untuk memasuki zona haram. Lagi pula, apa yang diwajibkan oleh Allah pada kita juga sangat ringan dan tidak banyak.

Menjadi hamba dan prajurit Allah merupakan kehormatan yang begitu menyenangkan, sukar untuk digambarkan. Nah, tugasmu adalah seperti seorang prajurit yang, berusaha semata-mata karena Allah, memberi dan mengambil atas nama Allah, serta bergerak dan berdiam dalam koridor perintah dan undang-undang Allah.

Jika engkau bersalah, maka beristighfarlah. Bersimpuhlan ah kepada-Nya dan ucapkan, " Ya Rabb ! Ampunilah kekurangan kami, terimalah kami sebagai hamba-Mu, jadikanlah kami insan-insan yang jujur memegang amanah-Mu sampai saat Engkau mengambilnya kembali. Amin. "

Kutipan dari Buku Badiuzzaman Said Nursi dalam Risalah An-Nuurnya.