Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Transaksi Dengan Tuhan, Mungkinkah..?

Transaksi Dengan Tuhan, Mungkinkah..?

بسم الله الرحمن الرحيم
إن الله اشترى من المؤمنين أنفسهم وأموالهم بأن لهم الجنة ؟

Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang rang beriman, jiwa dan harta mereka untuk litukar dengan syurga. " ( At-Taubah : 111 )
Jika engkau ingin memahami betapa menjual jiwa dan hartamu kepada Allah, serta betapa menjadi hamba dan prajurit-Nya, merupakan perdagangan paling menguntungkan dan martabat paling mulia, silahkan dengar cerita perumpamaan singkat ini.

Suatu hari, seorang penguasa menyerahkan satu ladang perkebunan kepada dua orang rakyatnya sebagai titipan amanah. Di ladang itu terdapat segala perangkat pabrik, peralatan mesin, kuda dan senjata. Namun disebabkan peperangan yang lahsyat, maka seluruh barang itu tidak seperti asalnya lagi. Banyak barang yang hilang atau rusak.

Karena keluhuran kasih sayangnya, baginda mengirim utusan khusus yang paling terhormat untuk menemui kedua orang tadi. Dia menyampaikan titah baginda kepada mereka dengan penuh rasa belas kasihan.

" Juallah kembali ladang yang telah kuamanatkan ke tangan kalian tersebut kepada saya. Biarlah saya yang menjaganya untuk kalian agar ia tidak hilang secara sia-sia. Setelah peperangan ini usai, saya akan menyerahkannya kembali kepada kalian dalam keadaan yang lebih baik. Saya akan menjaganya seolah-olah amanah itu harta kalian. Bahkan saya sanggup membayarnya dengan harga yang tinggi. "

" Di samping itu, mesin dan seluruh peralatan yang ada di dalamnya juga akan dimanfaatkan atas nama saya dan di pabrik saya. Sehingga dengan demikian dia akan menjadi sebuah investasi yang saya jalankan untuk kalian berdua. Maka tentulah nilainya akan meningkat dari satu menjadi seribu. Semuanya akan saya serahkan kepada kalian berdua. "

" Terlebih lagi pada saat ini kalian berdua sedang berada dalam keadaan lemah dan miskin. Tentulah kalian tidak akan dapat melaksanakan kerja-kerja besar itu. Saya akan menanggung semua biaya dan keperluan. Kemudian saya akan memberikan semua hasil dan keuntungannya kepada kalian. Saya akan membiarkannya pada kalian sampai berakhirnya masa tugas. Inilah keuntungan yang berlipat ganda dalam lima tingkat. "

" Seandainya kalian tidak mau menjualnya ng kepadaku, maka seperti semua orang, semua akan terlepas dari genggaman kalian. Sebab, seperti kalian ketahui, saat ini tidak seorang pun mampu menjaga miliknya. Seluruh harta itu akan hilang an sia-sia. Tidak akan mendapatkan harga tinggi itu. Malah peralatan yang mahal serta perkakas sensitif seperti timbangan canggih akan hilang nilainya secara keseluruhan karena tidak pernah digunakan lagi untuk menimbang hasil tambang.

Kemudian kesusahan dan tanggungjawab manajemen serta pengawasan akan kalian tanggung sendiri. Jika semua itu hancur sia-sia tentulah kalian akan menerima hukuman karena mengkhianati amanah.

Dan itulah lima bentuk kerugian sekaligus yang akan diterima. " " Sedangkan menjual kepada saya berarti kalian membuktikan kesetiaan sebagai prajurit saya yang bertindak atas nama saya. Kalian juga akan menjadi prajurit istimewa di bawah perintah seorang penguasa agung. Jika tidak, kalian menjadi tawanan dan pemberontak yang hina. " Mereka mendengar titah raja yang merupakan kehormatan bagi mereka. Setelah itu, orang berakal dari mereka berkata, " Saya patuh dan taat kepada k perintah baginda raja. Saya akan menjualnya dengan penuh bangga bahkan saya mengucapkan ribuan terima kasih. "

Sebaliknya orang kedua yang congkak, nafsunya bersifat firaun dan egois, mengira ladangnya tidak akan pernah musnah dan tidak akan pernah berubah. Ia mabuk dalam nafsunya sendiri sehingga tidak menyadari kekacauan dan huru hara yang sedang melanda dunia. Dengan angkuh ia berkata, " Tidak ! Raja itu siapa ? Aku tidak akan menjual ladang milikku. Aku tidak akan pernah menjual kepemilikanku atas ladang ini dan tidak akan merusak kesenanganku. "

Tak lama kemudian, orang pertama itu naik pangkat tinggi, yang membuat orang lain iri padanya. Dia telah menerima anugerah dari raja Dia hidup bahagia di istana baginda yang istimewa. Adapun orang kedua telah terjerumus ke kondisi paling menyedihkan. Semua orang menyebutnya memang patut menerima akibatnya

Seluruh kebahagiaan dan hartanya pun lenyap akibat kesalahannya sendiri. Bahkan, dia juga menerima hukuman dan menanggung penderitaan. Karena itu, wahai jiwa yang penuh angan dan nafsu ! Lihatlah sisi hakekat melalui teropong cerita perumpamaan di atas. Sesungguhnya raja yang dimaksud adalah Tuhan Maha Pemberi rezeki.

Dialah yang merupakan Penguasa keazalian dan keabadian. Semua ladang, peralatan berat, serta timbangan canggih itu tak lain adalah apa yang kau miliki dalam lingkup kehidupanmu, berupa tubuh, roh dan kalbu. Juga seluruh panca indera dan batinmu seperti mata, lidah, akal dan khayalanmu. Utusan mulia yang dimaksud adalah Rasulullah s.a.w yang amat mulia.

Adapun titah raja yang sangat bijaksana itu tak lain adalah al-Quran al Hakim yang telah menyatakan tentang perniagaan yang menguntungkan dalam ayatnya:


إن الله اشتری من المؤمنين أنفسهم وأموالهم بأن لهم الجنة

, Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang beriman jiwa dan harta mereka untuk ditukar dengan syurga.