Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kezuhudan Para Ahli Hadits

Kezuhudan Para Ahli Hadits

PARA ahli hadits, mereka adalah bintang langit ilmu pengetahuan, planet-planet kubah pemahaman. Mahkota-mahkota lembaga-lembaga pendidikan, mereka adalah mutiara majlis. Merekalah yang rela menempuh perjalanan panjang demi menuntut hadits. Mereka arungi lautan dengan berselimutkan malam dan menyeberang sungai-sungai. Berapa banyak hikmah yang mereka tulis. Berapa banyak tetesan air mata mereka alirkan. Berapa banyak keringat yang telah mereka kucurkan. Berapa banyak tinta yang telah mereka alirkan.

Baca juga: Mulianya Para Shahabat Nabi

Mereka adalah penikmat malam dengan riwayat, dan melelahkan pikiran dengan dirayah. Mereka telah melelahkan hati dengan menjaga hadits, dan mendorongjiwa untuk berinayah. Manusia lainnya tidur di atas kasur empuk sementara mereka tidur di atas tanah. Sementara manusia lainnya tenggelam dalam tidurnya, mereka beranjak meniti kedermawan. Sementara orang-orang yang bangkrut membeli tempat tidur, mereka memerangi kantuknya. Pakain mereka terkoyak-koyak karena perjalanannya. Kulit mereka terbakar karena panasnya terik mentari. Serban mereka penuh jahitan karena kefakirannya. Khuf (sandal kulit yang menuhupi mata kakij mereka sobek akibat perjalanan jauhnya. Mereka makan dedaunan karena lapar Mereka begadang dan talak semua kelaparan.

Mereka basahi kertas dengan tinta dan darah. Mereka arungi lautan penuh gelombang. Mereka berselimutkan malam, dan mereka cukup puas berteman hanya dengan pelana. Alangkah indahnya ungkapan "haddatsana" di pendengaran. Dan alangkah penuh pesonanya ucapan "akhbarana" di tengah-tengah kumpulan manusia. "Mereka memberiku minum dan berkata jangan bernyanyi-nyanyi Andai mereka memberi minum gunung Sulaima sebagaimana aku, pastilah dia bernyanyi." Manusia sibuk mengumpulkan uang dirham dan dinar, membangun rumah-rumah dan menggali sumur-sumur. Manusia sibuk menghias kebun- kebun dan menanam pepohonan. Sementara mereka sibuk mengumpulkan atsar (hadits Rasul), menukil khabar-khabar dan berteman dengan jiwa-jiwa yang terpilih.

Baca juga: Nabi Muhammad Rasul Mulia

Manusia melek dengan suara-suara sumbang, dengan nyanyian- nyanyian dan syair fulan bin fulan. Sementara mereka sibuk dengan Sufyan dan Hammad, Mujahid dan Ibnul Had. Terkadang mereka sibuk dengan matan (teks hadits). Terkadang sibuk dengan sanad (perawi hadits). Ruangan besar mereka adalah punggung ontanya. Majlis mereka adalah Hajir. Makanan mereka adalah roti dari gandum. Mereka tinggalkan khamar, sutra dan ranjang tidur. Mereka sabar atas sesuatu yang lebih panas dari bara api. Mereka celup pakaian mereka dengan tinta. Mereka bersahabatkan lapar, haus dan kefakiran. Semoga mereka mendapatkan pahala besar atas perjuangannya untuk umat ini, demi Sunnah Nabi. Sebuah kado mahal yang mereka persembahkan demi agama ini. Semoga mereka mendapatkan tempat keabadian di surga llahi,

Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya pada manusia-manusia agung itu, dan semoga Dia menempatkannya di Daarussalam (surga). Semoga Allah mendudukan mereka di tempat yang paling indah di sisi Sang Dzal Jalali wal Ikram. Selamat buat wajah-wajah ceria. Semoga Allah jadikan mereka di surga Na'im dengan ceria, tertawa dan gembira ria. Semoga Allah mengumpulkan kita semua bersama mereka dalam kelompok-kelompok manusia terbaik, dan terpilih. Bagi merekalah akibat yang baik di akhirat.




Sumber:

Dikutip dari Buku "Hadaa'iq Dzatu Bahjah" yang di tulis oleh 'Aidh Abdullah Al-Qarni