Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hijrahnya Umar bin Khattab Dan Kejayaan Islam

Hijrahnya Umar bin Khattab Dan Kejayaan Islam

UMAR Rhadiyallahu Anhu masuk Islam dalam kondisi kuat. Berhijrah dengan posisi kuat. Berperang secara kuat. Menyingsingkan bajunya kala bangun dan menariknya kala tidur (dalam mimpi). (Sebagaimana disebutkan oleh Imam Al-Bukhari pada hadits no: 22, 3691 dan 7008 ). Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam ingin memasuki istananya di surga, lalu beliau teringat kecemburaannya kepada Umar. Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pun jadi memasukinya.” (Sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari pada hadits no 3242, 3680 dan 522, dan Imam Muslim: 2395)


Umar tumbuh dari Umair (Umar kecil) menjadi Umar, Dari Al-Faruq ke Amirul Mukminin. Masuk Islamnya adalah penaklukan yang mengguncang Makkah. Dia berdiri di depan”kota Islam dengan berseru. ”(Dikatakan kepada mereka), Masuklah ke dalamnya dengan sejahtera lagi aman.”(Al-Hijr: 46).

Hijrahnya adalah kemenangan. Sebab dia berhijrah tanpa gentar, bahkan menantang musuh secara terbuka dan suara lantang, Khilafahnya adalah rahmat, sebab dia adalah orang lapar pertama, orang miskin pertama, dan orang zahid pertama dalam kekhilafahannya.

”Terima kasih untukmu wahai sosok agung
Andaikata saja umur panjang
Dan andai saja tahun-tahunmu terus melaju.”

Dia meletakkan tangan kanannya di tangan kanan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam di rumah Al Arqam bin Abil Arqam. Maka mulialah Islam. Berkibarlah panji-panji Islam, remuklah berhala-berhala, dan berkeping-kepinglah kebatilan. Dia bungkam kepalsuan, dia bekuk kesesatan, sehingga tenggelamlah matahari kedustaan.

Dia letakkan tangan kanannya di tangan kanan Abu Bakar di Saqifah Bani Saidah. Maka menebarlah rasa aman, kuatlah kekhilafahan, dan padamlah fitrah. Dia hancurkan punggung Kisra dengan pedang syariah. Dia pendekkan cita-cita Kaisar dengan kebenaran Islam. Dan dia kejutkan Heraclius dengan pasukan-pasukan Allah.

Jika dia mendengar kebatilan, maka dia terguncang dan gemetar. Dia bangun dan duduk. Dia menyingkat apa yang dia ancamkan. Namun jika dia mendengar Al-Qur'an, hatinya luluh. Dia akan menangis, ruhnya merintih, bergerak dan berguncang. Umar adalah mutiara di zamannya, yang telah mendobrak kezhaliman. Alangkah langkanya makhluq Allah yang sepertinya !!

”Zaman bersumpah semoga datang yang semisalnya
Wahai zaman kau bersumpah namun tak mungkin adanya.”

Setan takut padanya, Hurmuzan gemetaran menatapnya, dan negeri Sasanid tumbang di tangannya.

”Wahai Umar Al-Faruq adakah engkau akan kembali
Karena pasukan Romawi kini melarang dan memerintah kembali
Tempat-tempat adzan di Makkah memanggilmu karena rindu
Badar dan Khaibar membuatmu menangis, wahai kekasih."

Sungguh indah mutiaranya. Apakah itu ? Mutiara Umar digunakan untuk membungkan kepala kepala kezaliman, menumpas pundak mereka yang bodoh dan untuk melatih orang-orang yang bekerja. Baju Umar bertambal-tambal, hingga dia berubah wama kala Umar ditikam Maka berteriaklah lisan Umar,”Pergilah kalian dengan bajuku, dan datangkan padaku kain kafan sebab aku tak lagi suka pada kehidupan.

Shabigh bin Asal telah hilang akal dan keberaniannya karena kebohongan-kebohongan yang tak berguna, lalu Umar memberikan susu padanya. Dia pun menggelapar tak sadarkan diri. Lalu Umar membangunkannya dan berkata,”Bagaimana kau dapatkan dirimu ? Dia berkata,”Kami berada di pagi ini dan semua kerajaan adalah milik Allah.”

“Kau sembuhkan dengan pedangmu penyakit para pembangkang
Kau jadikan tombak sebagai mahkota pahlawan para penunggang"

Dia dihunjam pada saat shalat, meninggal di mihrab, dan di kuburkan di Rawdhah Dengannya istana-istana Persia dihancurkan. Sebab”istana”Umar terbuat dari tanah liat. Dengannya pedang pedang Rustum luluh lantak, sebab di tangannya ada susu. Dengannya mahkota keluarga Kisra dicopot karena baju dia penuh dengan tambalan.

Dia memiliki tiga pengalaman penting, tiga mimpi penting, tiga kata penting dan ditusuk dengan tiga tusukan. Pengalamannya, saat pertama masuk Islam, saat hijrah dan saat membaiat Abu Bakar Rahdiyallahu Anhu sebagai khalifah. Mimpinya, saat melihat bajunya di seret, dan istananya di surga. Tusukan kematiannya sebagai syahid, tikaman kepahlawanan dan kemenangan.

Dia terancam kematian di banyak tempat, namun ternyata dia mendapatkannya di dalam mihrab. Dia taklukkan raja-raja dunia, namun dia dibunuh oleh seorang budak. Dia dibunuh dalam keadaan sujud, sebab pembunuhnya tidak pernah sujud. Susu yang diminumnya keluar saat dia ditusuk dengan senjata, karena dia mencukupkan diri minum dari susu yang diminum Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.

Dalam saturat cinta mengalir berdepak
Darah luka atan air mata kekasih.”

Dia pernah mengatakan dengan sebuah harap,”Andaikata aku menjadi pohon yang dipotong-potong.”Dan akhimya dia mendapatkan kematian syahidnya di dalam masjid

”Sebuah kematian, duna semua berbelasungkawa
Zaman meraung-raung dan masa bergetar kencang"

Perbuatannya selaras dengan wahyu, bertabrakan dengan nafsu menapaki jalan Sang Makshum mengikuti Abu Bakar Ash-Shiddiq, melampaui raja-raja, berteman keadilan, serius dalam mengurusi perkara dan bertekad di atas hidayah.

Dalam shalat dia menangis dalam peperangan garang, dari dunia dia memberungut, ke akhirat dia tertawa, pada rakyatnya dia sangat dekat Umar laksana burung yang senantiasa waspada. Dia tidak mungkin terjebak oleh jarring. Dia tidak akan masuk dalam jerat. Dia tidak akan jatuh ke dalam duri-duri.

Siaga, waspada dan cerdas luar biasa. Harta datang dari Persia dan Romawi, dia distribusikan semua pada rakyat. Dia menolak sutra (dibaj) karena dia selalu berada dalam minhaj. Dia tidak mau memakai pakaian sutra, tidak pula duduk di atas kasur. Dia tidak makan makanan lezat, sebab dia mengikuti sang pemberi ingat dan ancaman. Jika dia dapatkan seorang yang tersesat, maka dia akan menasehatinya. Jika dia dapatkan seorang pembangkang yang sombong, maka dia akan meniarapkannya. Jika dia dapatkan kesesatan menyebar luas, maka dia akan memberangusnya.

Saat dia mendengar wahyu, dia berkata Allahu Akbar. Perutnya berbunyi karena kelaparan, maka dia berkata,”Berbunyilah atau kau tidak mau berbunyi !”Keduanya baginya sama. Dia ditusuk di jalan Allah dengan parang. Semangatnya panjang, angannya pendek. Niatnya besar, nafsunya kecil. Pemahamannya luas, kesedihannya sempit. Dia selalu mewaspadai kezhaliman ! Betapa banyak orang zhalim yang dia tangkap sebagai buruan Sangkaannya adalah keyakinan, sebab dia senantiasa bersahabat dengan Sang Amiin (yang dipercaya, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam), dan senantiasa mengulang-ulang doa,”ariin”di belakangnya.

Dikatakan padanya, orang-orang Romawi melemparkan pasukan kepadamu, maka dia berkata,”Kita sepakat ketemu di Yarmuk.”Kisra melepaskan peluru, maka diberlakukan atasnya qishash, kemudian dia mengutus Saad bin Abi Waqqash:

”Allah akan menyerang denganmu dua tiangnya
maka dia menghancurkannya
Andai selain-Nya yang menyerang denganmu
pasti kau tak mampu melakukannya.”

Dia rela kelaparan di masa paceklik hingga rakyatnya kenyang. Dia memakai pakaian bertambal hingga orang lain bisa memakai pakaian luar Dia dibunuh sehingga Islam hidup, dan tidak pernah akan mati.

”Semoga Allah memberikan pahala besar buat Imam
Semoga tangan Allah memberkahi kulit yang tersobek.”

Dia adalah pintu yang jika dibuka (meninggal), maka fitnah akan merajalela. Akan masuklah dari pintu-pintu itu kelompok-kelompok sebagaimana masuknya umat-umat yang membawa kejahatan yang tak lagi mampu dibendung. Orang-orang jahat ingin melakukan kejahatan dalam penulisan, maka diletakkannya di antara mereka pagar yang memiliki pintu. Kala dia pergi meninggalkan dunia, kepala kepala orang orang Khawarij mulai melongok.

Dia menolak hidup senang, maka kaum Rafidhah yang datang. Dia menemui takdirnya, maka orang-orang Qadariyyah merasa terbangkitkan. Dia memangsa orang-orang Persia dengan Saad sang panglima berkuda brilian. Dia menyerang Romawi dengan Khalid. Dia kocar kacirkan orang-orang Sajistan dengan Nu'man. Dia hancurkan Heraclius dan Anu Syirwan, lalu diambilnya harta simpanan dan dia keluarkan darinya lu'lu dan marjan.

Umar dibunuh namun dia tetap senantiasa hidup. Dia pergi namun dia senantiasa mukim di sini. Dia berada bersama kita, dalam nurani kita, dalam denyut nadi kita, dalam aliran darah kita, dalam degup jantung hati kita. Dia ada dalam kerdipan mata kita. Dia akan bersama dengan para pahlawan, bersama orang-orang dewasa dan anak-anak kecil.

Bagaimana kau pergi wahai yang cintanya abadi
Dalam setiap hati, apakah cinta akan menemui ajal ?”

Umar adalah semangat membara kala kesedihan datang meng hadang. Tekad kuat kala ada kelompok-kelompok yang meragukan. Dia menangkap kesempatan sebelum dia berpaling pulang. Dia kuat hingga denyut kebatilan berhenti berdetak. Dia keras hingga semua jalur kedustaan terkulai lemas. Dia ketat hingga jalan keberhasilan menjadi mudah.

Semangatnya merealisasikan keadilan, memantapkan kesamaan (egalitarian), menjaga hak-hak, dan menghancurkan kekerasan. Dia hentikan langkah-langkah pendurhaka hingga mereka bungkam. Dia memiliki hikmah buat hati, mutiara bagi pundak-pundak. Wahai Umar kau hidup dengan indah, kau mati dengan indah, kau memakai pakaian baru dan kau hidup mulia, mati dalam keadaan syahid.



Sumber:
Buku "Hadaa'iq Dzatu Bahjah" yang di tulis oleh 'Aidh Abdullah Al-Qarni