Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hipertensi Antara Pencegahan dan Penyembuhan

Hipertensi Antara Pencegahan dan Penyembuhan

Tulisan ini akan dibahas mengenai pengaturan makanan pada penyakit-penyakit yang sering dijumpai dewasa ini yang ada kaitannya dengan makanan. Jadi bukan penyakit karena parasit ataupun penyakit infeksi. Salah satunya adalah penyakit Hipertensi / Tekanan Darah Tinggi

Hipertensi adalah penyakit pembuluh darah yang ditandai dengan meningkatnya tekanan darah bila dibandingkan dengan tekanan darah normal. Nilai tekanan darah normal adalah 120 / 80 mm Hg. Angka 120 adalah nilai sistole dan angka 80 adalah nilai diastole. Sistole adalah besarnya tekanan darah pada dinding pembuluh darah sewaktu jantung berkontraksi (berdenyut, memompa), yang me- nunjukkan angka tertinggi.

Diastole adalah besarnya tekanan darah pada dinding pembuluh darah sewaktu jantung dalam keadaan relaksasi (rileks) antara dua denyutan, yang menunjukkan angka terendah. Tekanan darah dapat diukur dengan alat pengukur yang disebut tensimeter. Angka kejadian atau prevalensi hipertensi di Indonesia menurut beberapa hasil survei adalah sekitar 5 sampai 10% pada orang dewasa dan akan menjadi lebih dari 20% pada kelompok umur 50 ke atas (Boedhi Darmojo 1985, 1990). Jadi apabila ada 10 orang berusia lebih dari 50 tahun, diperkirakan dua orang di antaranya menderita hipertensi.

Prevalensi hipertensi cenderung meningkat pada orang lanjut usia (lansia), yaitu yang berusia > 60 tahun, Fenomena ini disebabkan karena elastisitas atau kelenturan pembuluh darah pada lansia menurun, menjadi kaku dan keras.

Penggolongan Tekanan Darah

Penilaian tekanan darah dapat digolongkan berdasarkan atas tinggi rendahnya tekanan darah sistole dan diastole. Nilai <140 / <85 mm Hg termasuk normal Nilai 140-159 / 85-89 mm Hg merupakan batas hipertensi (borderline). Nilai > 160 / 90-104 mm Hg termasuk hipertensi. Untuk lebih jelas lihat Tabel

Hipertensi Antara Pencegahan dan Penyembuhan

Penyebab Hipertensi

Terdapat dua jenis hipertensi yakni hipertensi primer atau esensial dan hipertensi sekunder. Sebagian besar yaitu sekitar 90% dari pen- derita hipertensi termasuk dalam jenis hipertensi primer. Penyebab dari hipertensi primer ini belum diketahui dengan jelas. Para pakar Kedokter- an berpendapat bahwa berbagai faktor ikut berperan sebagai penyebabnya misalnya faktor keturunan, umur, jenis kelamin dan pola makanan.

Penyebab hipertensi sekunder sudah diketahui dengan pasti yaltu karena gangguan pada hormon pengatur tekanan darah, fungsi ginjal yang terganggu dan penggunaan pil kontrasepsi (pil KB). Beberapa faktor lain juga dapat menjadi pemicu terjadinya hiper- tensi yaitu kurang gerak badan, obesitas atau kelebihan berat badan. konsumsi garam yang berlebihan, merokok dan minuman keras (alkohol).

Gejala

Berbeda dengan penyakit lain yang mempunyai gejala-gejala yang jelas, hipertensi tidak memberikan gejala yang jelas dan penderitanya un tidak mempunyai keluhan apa-apa. Umumnya penderita tidak menyadari hahwa dirinya mengidap hipertensi.

Biasanya mereka baru mengetahui secara tidak sengaja, misainya pada pemeriksaan kesehatan umum (general check up) atau sewaktu berobat ke dokter karena keluhan penyakit lain. Karena tidak ada keluhan sama sekali dari penderitanya dan tidak ada gejala yang khas yang nampak dari luar, maka hipertensi disebut silent disease" atau penyakit yang datangnya diam-diam menyelinap dan tidak memberi gejala apapun.

Sifat-sifat inilah justru yang menyebabkan hipertensi menjadi penyakit yang sangat berbahaya sehing9ga harus selalu diwaspadai. Seringkali orang tidak menyadari bahwa dirinya mengidap hipertensi, sehingga gaya hidup dan pola makannya sem- barangan. Mereka baru mengetahui setelah hipertensinya itu mengakibatkan berbagai penyakit komplikasi yang mengerikan.

Komplikasi Hipertensi

Komplikasi yang sering terjadi sebagai akibat hipertensi adalah : gangguan pada pembuluh darah otak, gangguan pada pembuluh darah jantung, gagal ginjal dan gangguan pada organ tubuh lain.

Gangguan pada pembuluh darah otak, disebut juga stroke.

Terdapat dua jenis kerusakan pada pembuluh darah otak yaitu pecahnya pembuluh darah dan penyumbatan pembuluh darah.
  1. Pembuluh darah pecah atau bocor. Karena tingginya tekanan darah, dinding pembuluh darah akan pecah, sehingga darah mengalir keluar dan masuk jaringan otak. Kejadian ini disebut perdarahan otak. Perdarahan otak dapat mengakibatkan kesadaran penderita menurun sampai pingsan (koma), yang akhir- nya dapat disusul dengan kematian. Apabila perdarahannya sedikit dan penderita bisa sadar kembal, dia akan mengalami kelumpuhan.
  2. Pembuluh darah menyempit atau tersumbat. Pada hipertensi kronis yang disertai kadar kolesterol yang tinggi, akan terjadi penyempitan pembuluh darah otak karena endapan kolesterol LDL (atherosklerosis). Akibatnya aliran darah akan ter- ganggu. Kasus ini disebut stroke iskemi, stroke kekurangan darah. Penderita akan mengalami kelumpuhan. Kemungkinan lain adalah tersumbatnya pembuluh darah (trombosis) sehingga aliran darah terhenti sama sekali. Bagian otak yang tidak mendapat aliran darah itu akan rusak dan tidak dapat berfungsi lagi. Keadaan ini disebut stroke trombotik, Akibatnya penderita mengalami kelumpuhan anggota badan yang lebih parah dari pada stroke iskemik, apabila sumbatan tidak lepas.

Gangguan pada pembuluh darah jantung.

Hipertensi kronis mengakibatkan dua jenis penyakit jantung yakni : penyakit jantung koroner (PJK) dan gagal jantung.
  1. Penyakit jantung koroner terjadi karena pembuluh darah yang meng- alirkan darah ke otot jantung menyempit atau tersumbat. Karena penyumbatan itu maka aliran darah yang membawa oksigen dan zat- zat gizi untuk otot jantung itu berkurang atau terhenti sama sekali. Akibatnya sebagian otot jantung yang tidak mendapat suplai oksigen dan nutrien itu akan rusak (infark miokard). Penderita akan meng- alami nyeri dada dan disebut sebagai serangan jantung, yang dapat berakibat fatal.
  2. Gagal jantung terjadi sebagai akibat hipertensi kronis. Hipertensi kronis memaksa otot jantung bekerja keras untuk memompa darah. Lama kelamaan otot jantung menebal dan menjadi renggang dan membesar, sehingga daya pompanya menurun dan tidak efisien. Kegagalan fungsi jantung untuk memompa darah yang membawa oksigen dan nutrien itu mengakibatkan penderita mengalami sesak nafas, nafas pendek-pendek karena kekurangan oksigen. Juga disertai udema di kedua kaki.

Gagal ginjal

Hipertensi menyebabkan kerusakan pembuluh darah ginjal sehingga fungsi ginjal terganggu. Sebagaimana kita ketahui fungsi ginjal adalah mengeluarkan zat-zat sisa melalui urin. Karena fungsi ginjal terganggu. maka zat-zat sisa antara lain senyawa-senyawa amonium dan ureum tidak dapat dikeluarkan dan tertahan dalam tubuh. Hal ini mengakibatkan keracunan di seluruh tubuh. Gagal ginjal hanya dapat ditanggulangi dengan "cuci darah (hemodialisa) atau transplantasi / pencangkokan ginjal. Hipertensi yang tidak terkontrol dapat pula menyebabkan kerusakan pembuluh darah di organ-organ tubuh lainnya misalnya mata dan kaki.

Upaya Penanggulangan Hipertensi

Mencegah penyakit lebih baik dari pada mengobati. Upaya pen- cegahan jauh lebih baik, lebih mudah dan lebih murah dari pada peng- obatan. Pencegahan hipertensi dapat dilakukan dengan menghindari faktor-faktor pemicu; disamping itu, pemeriksaan tekanan darah secara teratur sangat dianjurkan.

Bahwa untuk golongan tekanan darah "normal tinggi" dianjurkan pemeriksaan tekanan darah setiap tahun sekali, Upaya penanggulangan hipertensi primer yang paling efektif adalah dengan terapi kombinasi meliputi terapi farmakologik yaitu dengan peng- gunaan obat-obatan, perbaikan gaya hidup dan terapi nutrisi yaitu dengan pengaturan makanan. Pengaturan makanan dalam upaya penyembuhan penyakit disebut juga terapi diet.

Penggunaan obat-obatan

Pengobatan bertujuan menurunkan tekanan darah sampai nilai normal yaitu <140 / <90 mm Hg. Disamping itu juga bertujuan mencegah terjadinya komplikasi. Obat yang diberikan umumnya adalah obat yang mengendalikan sistem pengatur tekanan darah : penggunaan obat harus selalu di bawah pengawasan dokter. Terdapat beberapa golongan obat penurun tekanan darah antara lain: alfa blocker, beta blocker, metildopa, reserpin, klonidin, amilodipin, hidralazin, ACE inhibitor dengan berbagai macam nama dagangnya. Dapat pula ditambah dengan diuretika bila perlu. Dokter yang mengobati akan memilih obat yang paling cocok untuk setiap pasien dan disesuai- kan dengan keadaan penyakit masing-masing. Seseorang dengan penyakit hipertensi yang terkendali dapat hidup sebagaimana layaknya orang sehat, dia dapat bekerja dan melakukan aktivitas hariannya seperti biasa.

Perbaikan gaya hidup

Perbaikan gaya hidup meliputi cara hidup yang sehat yaitu adanya keseimbangan antara bekerja, istirahat, kegiatan fisik dan makanan. Para pakar kesehatan memberikan beberapa tips mengenai gaya hidup yang sehat sebagai berikut:
  • Bekerja sungguh-sungguh, tapi jangan ngoyo.
  • Istirahat yang cukup.
  • Kegiatan fisik termasuk pekerjaan di rumah misalnya menyapu, memasak, mencuci, menyeterika, berkebun dan sebagainya.
  • Olahraga secara teratur, jenis aerobik seperti jalan kaki cepat, naik sepeda atau sepeda stasioner, berenang, golf. Intensitas ringan sampai sedang sesuai petunjuk dokter. Frekuensi 3 - 4 kali seminggu atau selang sehari. Lama / durasi 30 sampai 45 menit sekali latihan. Menghentikan kebiasaan merokok, bagi mereka.yang merokok. Menghentikan kebiasaan mengonsumsi minuman keras (alkohol), bagi mereka yang meminumnya. Pertahankan berat badan antara berat badan ideal (BBi) sampai berat badan normal (BBn) sesuai rumus Broca. BBI = ( TB - 100) - 10% (TB - 100) kg BBn = (TB - 100) kg. TB = tinggi badan Bila kelebihan berat badan atau obesitas, usahakan menurunkannya dengan diet rendah kalori dan olahraga atau kegiatan fisik lainnya. Penurunan berat badan dilakukan secara bertahap yaitu sekitar 1/4 – 1/2 kg dalam seminggu. Hindari penurunan berat badan secara drastis. Penggunaan obat-obatan pelangsing tidak dianjurkan karena umumnya mengakibatkan tekanan darah naik.
  • Hindari stres dan kegelisahan dengan pendekatan agama. Shalat wajib yang dilakukan secara khusuk, teratur dan ikhlas disertai gerakan yang tepat akan berdampak menghasilkan ketenangan batin. Yang dimaksud dengan khusuk dan ikhlas adalah menghayati dan memahami esensi shalat itu sendiri, jadi bukan hanya melakukan gerakan ritual secara fisiknya saja, melainkan disertai juga dengan aspek spiritualnya. Menurut beberapa literatur dibuktikan bahwa mendo'a, meditasi dan relaksasi memberi efek menurunkan tekanan darah, mengurangi jumlah denyut nadi dan pernafasan yang berarti menghasilkan ketenangan. Sebuah penelitian di IAIN Surabaya melibatkan dua kelompok mahasiswa. Kelompok pertama melakukan shalat tahajjud, sedang- kan yang kedua tidak melakukan shalat tahajjud dan dianggap sebagai kelompok kontrol. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kelompok yang melakukan shalat tahajjud :
  • mempunyai daya tahan tubuh yang meningkat: sekresi hormon kortisol meningkat dan juga imunoglobulin, sehingga tubuh lebih tahan terhadap serangan infeksi dan kanker.
  • kemampuan untuk mengatasi masalah yang dihadapi lebih baik dan
  • daya penyesuaian diri lebih baik dan
  • kemampuan mengatasi stres lebih baik, bila dibandingkan dengan
  • kelompok kontrol. (M. Soleh, 2002). Dari penelitian ini dapat disimpul- kan bahwa shalat sunnah tahajud tidak hanya membuat orang yang melakukannya memperoleh tempat yang terpuji di akhirat nanti (QS AI 'Isra (17):79), namun memberi manfaat juga bagi kesehatan kita selama di dunia ini.



Sumber:

Buku Makanan Dalam Perspektif Al-Qur’an dan Ilmu Gizi oleh Dr. Hj. Tien Ch. Tirtawinata Sp.GK