Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Ruang lingkup Ilmu Gizi

Ruang lingkup Ilmu Gizi
Secara umum, Ilmu Gizi Dasar itu adalah ilmu yang mempelajari makanan orang sehat dengan tujuan menghasilkan status gizi yang baik (berat badan ideal, tidak terlalu kurus dan tidak terlalu gemuk) dan kesehatan yang optimal. Makanan bagi orang sehat adalah "menu sehat dan seimbang" (well balanced diet) yaitu hidangan yang kualitasnya baik sesuai dengan pedoman "empat sehat lima sempurna dan kuantitasnya cukup sehingga dapat memenuhi kebutuhan tubuh. Seorang itu dikatakan sehat apabila dapat bekerja dengan baik. Kemudian tidak cepat lelah dan tidak mudah diserang berbagai macam penyakit. Untuk dapat menyusun menu sehat dan seimbang, harus mempunyai pengetahuan tentang bahan makanan dan pengetahuan mengenai kebutuhan manusia akan makanan. Pengetahuan yang berhbungan dengan bahan makanan dapat berupa zat-zat gizi yang terdapat dalam tiap-tiap bahan makanan. Pengelompokan bahan makanan itu harus sesuai dengan zat-zat gizi yang dikandungnya. Juga disertai dengan fungsi zat-zat gizi itu dalam kaitannya dengan kesehatan.

Pengetahuan mengenai kebutuhan manusia akan makanan meliputi: bagaimana makanan itu dicema oleh sistem pencemaan, diserap dan masuk ke sistem peredaran darah, kemudian mengalami metabolisme sehingga zat-zat gizi itu dapat menghasilkan tenaga, pertumbuhan badan, mengatur proses kimiawi dalam tubuh dan membentuk zat kekebalan tubuh. Manusia membutuhkan makanan sejak dalam kandungan sampai selama hidupnya. Kebutuhan makanan untuk setiap golongan umur berbeda-beda. Kekurangan makanan dan kelebihan makanan akan mengakibat- kan gangguan kesehatan. Oleh karena itu harus dipelajari bagaimana cara menyusun hidangan sehari-hari yang takarannya cukup, tidak kurang dan tidak berlebihan yaitu yang disebut menu sehat dan se- imbang agar tercapai kesehatan yang optimal. Setelah dapat menyusun menu sehat dan seimbang untuk perorangan, maka selanjutnya dapat pula menyusun menu seimbang untuk keluarga. Menu sehat dan se- Imbang merupakan modal dasar untuk memperoleh kesehatan tubuh prima, menghasilkan sumber daya manusia berkualitas dengan produk- tivitas kerja yang baik. Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat suatu bangsa. Apabila setiap anggota dalam keluarga itu sehat dan dapat bekerja dengan baik, akan menghasilkan keluarga yang sejahtera; keluarga- Keluarga sejahtera secara keseluruhan akan membentuk negara yang sejahtera dan kuat.

Adapun yang dimaksud dengan Ilmu Gizi Masyarakat merupakan bagian dari lilmu Kesehatan Masyarakat. Tujuan dari mempeajari ilmu gizi masyarakat adalah untuk mengkaji tentang kecukupan makanan suatu masyarakat atau bangsa. Sehingga dengan kajianitu diharapkan setiap anggota masyarakat itu mempunyai status gizi yang baik dan kesehatan yang optimal sesuai dengan kebutuhannya. Tujuan kedua adalah mempelajari pencegahan penyakit

Karena Ilmu Gizi Masyarakat meliputi penduduk suatu masyarakat bangsa, maka diperlukan berbagai disiplin ilmu antara lain: Demografi, Sosiologi, Antropologi, Ekonomi, Politik, Epidemiologi dan llmu Kesehatan Masyarakat. Untuk penerapan dan pengelolaan limu Gizi Masyarakat di lapangan, hal ini merupakan tugas bersama antara pemerintah dan masyarakat itu, yang melibatkan kerja-sama berbagai instansi pemerintah yang terkait dengan pengadaan pangan, antara lain Departemen-departemen: Pertanian, Perdagangan, Industri, Perhubungan, Sosial, Kementerian Negara Urusan Pangan, Badan Urusan Logistik (Bulog) dan Departemen Kesehatan serta partisipasi masyarakat itu sendiri. Bila terjadi bencana alam misalnya banjir, tanah longsor, tsunami atau gempa bumi, maka status gizi dan kesehatan masyarakat akan memburuk. Cara menanggulanginya harus dilakukan secara terpadu oleh instansi-instansi tersebut di atas dan masyarakat yang bersangkutan. Sampai saat ini penyakit kekurangan gizi yang menjadi masalah gizi masyarakat dan masih merupakan masalah nasional adalah:
  1. Kurang Energi dan Protein (KEP) dengan akibat gizi buruk, busung lapar (kwashiorkor, honger oedeem) dan kurus kering (marasmus).
  2. Gangguan Akibat Kekurangan lodium (GAKI) dengan manifestasi penyakit gondok dan kerdil atau kretin,
  3. Anemia Gizi Besi. Masalah gizi masyarakat ini merupakan pekerjaan rumah yang masih harus kita tanggulangi bersama-sama.

Adapun yang berkenaan dengan Ilmu Gizi Olah raga itu terdiri atas olahraga kesehatan dan prestasi. Yang dimasud dengan olahraga kesehatan adalah olahraga yang diakukan oleh orang sehat. Olah ragainidilakukan agar dapat memelihara kesehatannya dan meningkatkan kebugaran jasmaninya (physical fitness). Sedangkan olahraga prestasi adalah olahraga yang dilakukan oleh atlet / olah- ragawan profesional atau atlet amatir yang akan bertanding dalam suatu kejuaraan tertentu, misalnya menghadapi Pekan Olahraga Nasional (PON), Asean Games, Olimpiade atau kejuaraan olahraga lainnya.

Untuk olahraga kesehatan, pengaturan makanannya sama dengan makanan untuk orang sehat, sedangkan untuk olahraga prestasi peng- aturan makanannya mengikuti ketentuan-ketentuan llmu Gizi Olahraga. Ilmu Gizi Olahraga adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara makanan dan prestasi olahraga. Tujuannya ialah meningkatkan kemam- puan fisik olahragawan sehingga dapat mencapai prestasi olahraga yang maksimum, sehingga dapat menjadi juara. Tiap cabang olahraga memertukan pengaturan makanannya masing- masing secara khusus. Contoh: Atlet bulutangkis yang memerlukan stamina dan ketahanan fisik (physical endurance), pengaturan makanan- nya berbeda dengan atlet angkat berat yang memerlukan kekuatan otot. Pengaturan makanan ini harus disesuaikan dengan jenis latihan jasmani yang dilakukan oleh atlet itu, yang mempunyai kekhususan tersendiri untuk tiap-tiap cabang olahraga.

Baca juga: Fungsi Makanan Bagi Manusia

Oleh karena itu, selain pengetahuan tentang llmu Gizi Dasar, dalam llmu Gizi Olahraga diperlukan pula pengetahuan tentang berbagai jenis latihan fisik yang khusus untuk tiap- tiap cabang olahraga. Demikian juga pengaturan makanan pada masa latihan berbeda pula dengan masa pertandingan. Ilmu ini dapat pula diterapkan untuk para pekerja berat misalnya pekerja tambang batubara dan sejenisnya, serta para anggota tentara yang sedang melakukan latihan.

Adapun yang berkenaan dengan Ilmu Gizi Klinik adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara pengaturan makanan bagi orang sakit dan upaya penyembuhannya. Pengaturan makanan mencakup asupan makanan (food intake), pencernaan, penyerap- an dan metabolisme zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan itu. Untuk penyembuhan penyakit dibutuhkan pengetahuan dasar limu Kedokteran yang menyangkut diagnosis dan pengobatan penyakit. Terapi Nutrisi Penyembuhan penyakit atau terapi penyakit dapat diupayakan dengan berbagai cara antara lain dengan: Penggunaan obat-obatan, disebut terapi farmakologik Penggunaan sinar Rontgen dan sejenisnya, disebut terapi radiologik Cara pembedahan atau operasi, disebut terapi bedah Cara pengaturan makanan, disebut terapi nutrisi (nutritional therapy) atau terapi diet.

Terapi nutrisi menggunakan makanan sebagai sarana penyermbuhan penyakit dengan cara mengatur jenis bahan makanan mana yang harus dikurangi dan mana yang harus ditambah serta mengatur cara pemberian makanan misalnya makanan biasa, makanan lunak atau makanan saring. Contoh terapi nutrisi adalah misalnya: diet penyakit osteoporosis, diet penyakit jantung, diet penyakit tekanan darah tinggi dan diet-diet lainnya.

Upaya penyembuhan secara paripurna dan menyeluruh dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa cara terapi bersama-sama misalnya terapi pembedahan dan pengobatan serta terapi nutrisi sekali- gus. Cara pendekatan ini tergantung pada jenis penyakitnya. Dukungan Nutrisi Makanan untuk pasien yang dirawat di rumah sakit dapat diberikan sebagai makanan biasa, makanan lunak atau makanan saring, tergantung dari jenis penyakit dan tingkat keparahan penyakitnya. Sebagaimana kita ketahui, kebutuhan makanan orang sakit berbeda dari pada orang sehat, kadang-kadang memerlukan lebih sedikit, kadang-kadang memerlukan lebih banyak makanan, karena membutuhkan energi extra untuk penyembuhan lukanya, untuk mengganti panas yang dikeluarkan karena demamnya dan untuk penyembuhan penyakitnya sendiri. Untuk dapat memenuhi kebutuhan makanan itu maka perlu ada dukungan nutrisi. Apabila pasien tidak dapat atau tidak boleh makan melalui mulut, misalnya karena pasca operasi usus, dimana sistem pencernaan harus istirahat, atau pasien dalam keadaan koma, maka makanan harus di- berikan secara infus melalui pembuluh darah. Cara pemberian makanan melalui infus ini disebut nutrisi parenteral. Makanan yang diberikan secara nutrisi parenteral ini berupa larutan zat-zat gizi yang telah diolah sedemikian rupa sehingga terurai menjadi unsur-unsur dasarnya yaitu glukosa, asam lemak, asam amino dan garam-garam mineral.

Upaya penyembuhan dengan cara apa pun, baik dengan terapi pengobatan, operasi, penyinaran maupun terapi kombinasi, selalu memerlukan dukungan nutrisi karena kebutuhan pasien akan makanan harus terpenuhi. Pengalaman empiris di rumah-rumah sakit besar di Amerika Serikat dan Eropa serta di RSCM Jakarta mengungkapkan bahwa dengan dukungan nutrisi terbukti bahwa: Hasil pengobatan lebih efisien. Pasien lebih cepat sembuh sehingga lamanya perawatan di rumah- sakit berkurang yang berarti menghemat biaya perawatan. Waktu konvalesens lebih pendek sehingga pasien cepat menjadi sehat. Dapat lebih cepat masuk kerja sehingga produktivitas kerja lebih baik. (F eu (F Secara garis besar, demikianlah antara lain ilmu-ilmu dalam ruang lingkup limu Gizi.

Makanan dan Fungsinya Badan Pengelola Pangan dan Gizi Mengingat betapa pentingnya masalah pangan dan gizi bagi ke- sejahteraan manusia, maka para pakar pangan dan gizi sepakat bahwa harus ada badan atau organisasi khusus yang mengelola masalah pangan dan gizi, sejak dari tingkat perorangan hingga tingkat dunia. Badan ini mengatur segala sesuatu yang berkenaan dengan masalah pangan dan gizi, baik mengenai undang-undang dan peraturan-peraturan, maupun menyiapkan perangkat keras dan perangkat lunak serta sumber daya manusianya.

Adapun badan atau organisasi itu dibagi menjadi beberapa tingkat yaitu tingkat mikro, tingkat meso dan tingkat makro. Organisasi yang mengelola masalah gizi perorangan dan keluarga disebut tingkat mikro, misalnya Perkumpulan Kesejahteraan Keluarga (PKK) tingkat Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) serta tingkat Kelurahan. Badan yang mengelola masalah gizi tingkat kabupaten, provinsi, pedesaan dan perkotaan disebut tingkat meso, sedangkan organisasi yang mengelola masalah pangan dan gizi tingkat nasional, regional dan inter- nasional disebut tingkat makro. Contoh badan yang mengelola pangan dan gizi tingkat makro nasional adalah Badan Urusan Logistik (Bulog) dan Kementerian Negara Urusan Pangan. Badan yang mengelola pangan dan gizi tingkat makro intenasional adalah Food and Agriculture Organisation (FAO), suatu badan di bawah naungan Peserikatan Bangsa-bangsa. 

Selain dari pada itu, energi diperlukan juga untuk aktivitas internal tubuh yartu untuk kegiatan organ-organ misalnya detak jantung, pernafasan, pengaliran darah, pengaturan suhu badan dan pencernaan makanan. Makanan diperlukan pula untuk pertumbuhan badan, yaitu dengan membentuk semua sel-sel jaringan baru mulai dari kulit, rambut, otot- otot, tulang, saraf, darah, otak dan organ-organ tubuh seluruhnya. bayi dapat tumbuh kembang menjadi anak karena makanannya yaitu air susu ibu (ASI), dan anak tumbuh menjadi remaja kemudian men- Jadi dewasa, karena makanan yang dikonsumsinya cukup. Pemben- tukan sel-sel jaringan baru diperlukan pula untuk menyembuhkan nuka dan menggantikan sel-sel jaringan yang telah usang.

Makanan berfungsi pula dalam pembentukan enzim dan hormon yang mengatur berbagai proses kimiawi dalam tubuh misalnya mengatur keseimbangan asam-basa dan penghantaran rangsangan sistem saraf Makanan berperan juga sebagai pembentuk sistem kekebalan tubuh vang disebut antibodi atau imunitas yang bertugas mempertahankan tubuh terhadap berbagai kuman penyakit. Makanan mempunyai fungsi membentuk cadangan energi dalam bentuk glikogen dan lemak. Sebagian dari energi yang terbentuk diubah menjadi panas yang akan dipancarkan oleh tubuh ke lingkungan sekitarnya.

Di samping itu, makanan mempunyai pula fungsi sosial. Pernyataan rasa syukur, pengungkapan kasih sayang dan perayaan-perayaan, dinyatakan dengan makanan. Bagi kelompok masyarakat yang mampu, karena makanan memberi rasa nikmat, ada kecenderungan untuk makan berlebihan sehingga mengakibatkan gizi lebih (overnutrition) dengan gejala kelebihan berat badan dan kegemukan. Sebaliknya, bagi kelompok masyarakat yang kurang mampu dan daya belinya rendah, sehingga tidak dapat membeli bahan makanan yang cukup, akan menderita gizi kurang (undemutrition). Kedua fenomena tersebut yaitu gizi lebih dan gizi kurang merupakan gangguan kesehatan dengan berbagai dampak yang sangat merugikan. Timbul pertanyaan, bagaimana menyusun Menu Sehat dan Seimbang (well balanced diet) yaitu hidangan sehari-hari yang takarannya cukup, tidak kurang dan tidak berlebihan agar dapat tercapai kesehatan yang optimal? Buku ini mencoba menjawab pertanyaan tersebut di atas berdasar- kan pertimbangan-pertimbangan Al-Quran, limu Gizi dan Kebudayaan yaitu pola makanan Indonesia. Diharapkan apabila telah mampu me- nyusun menu sehat dan seimbang sesuai dengan slogan "empat sehat lima sempurma" dan jumlahnya memenuhi syarat sesuai dengan kebutuhan tubuh, akan menghasilkan pertumbuhan badan yang baik dan kesehatan yang optimal. Pertumbuhan badan yang baik, aktivitas fisik yang kuat dan sistem kekebalan tubuh yang prima akan menghasilkan kesehatan badan yang optimal, Secara singkat, makanan dapat meningkatkan derajat kesehal- an, memperbaiki kebugaran jasmani (physical fitness), sehingga kita dapat melakukaan pekerjaan sehari-hari dengan baik tanpa menjadi lelah. Secara keseluruhan hal ini akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik secara fisik, mental, intelektual maupun produktivitas kerja masyarakat kita. Demikian fungsi makanan untuk manusia.





Sumber:
Buku Makanan Dalam Perspektif Al-Qur’an dan Ilmu Gizi oleh Dr. Hj. Tien Ch. Tirtawinata Sp.GK.