Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hakikat Pembelajaran Dalam Pendidikan

Hakikat Pembelajaran Dalam Pendidikan

Belajar tidak hanya semata-mata kita dapatkan dalam ranah pendidikan yang formal, karena belajar adalah proses yang terus menerus, yang tidak pernah berhenti dan tidak terbatas pada dinding kelas. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali kegiatan yang kita lakukan merupakan kegiatan belajar. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan untuk melakukan sesuatu yang belum mampu hingga terjadi proses perubahan kearah sudah mampu dalam jangka waktu tertentu. Belajar mempunyai peran penting dalam mempertahankan sekelompok umat manusia ditengah-tengah persaingan yang semakin ketat diantara Negara-negara yang sudah maju karena belajar.

Adapun tujuan utama dari belajar antara lain untuk membentuk pribadi yang luhur serta memperoleh ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi kesinambungan hidup manusia. Belajar pada hakikatnya cenderung untuk ingin mengetahui kegiatan atau proses psikologis yang terjadi didalam diri seseorang berupa stimulus dan respon respon. Stimulus yaitu apa saja yang dapat merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera.

Dari pandangan di atas dapat kita pahami bahwa belajar merupakan suatu proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, kemudian menyebabkan adanya perubahan tingkah laku, perubahan tingkah laku itu terjadi karena individu tersebut berinteraksi dengan lingkungan.

Sedangkan pembelajaran merupakan proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Mudjiono pembelajaran adalah “Kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menenkankan pada penyediaan sumber belajar.”[5] Pada saat ini sangat banyak para tokoh ilmuwan dalam perkembangan mutakhir telah berhasil mencoba memaparkan beberapa teori-teori belajar dalam berbagai jenis. Seperti yang dikemukakan oleh Bruner, bahwa teori pembelajaran adalah preskriptif dan teori belajar adalah deskriptif. Preskriptif karena tujuan utama teori pembelajaran adalah menetapkan metode pembelajaran yang optimal, dan deskriptif karena tujuan utama teori belajar adalah memeriksa proses belajar.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran perlu memberdayakan semua potensi siswa untuk menguasai kompetensi yang diharapkan, karena tujuan pembelajaran adalah kemampuan (kompetensi) atau keterampilan yang diharapkan dapat dimiliki oleh siswa setelah mereka melakukan proses pembelajaran tertentu. Namun demikian, tidak berarti memperbesar peranan siswa di satu pihak dan memperkecil peranan guru di pihak lain. guru tetap harus berperan secara optimal, demikian juga halnya dengan siswa. Perbedaan dominasi dan aktivitas hanya menunjukkan pada perbedaan tugas-tugas atau perlakuan guru dan siswa terhadap materi dan proses pembelajaran.