Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Reciprocal Teaching Dalam Pembelajaran

Model Pembelajaran Reciprocal Teaching

Fenomena yang terjadi dalam proses pembelajaran pada saat ini guru masih menggunakan model konvensional sehingga siswa tidak memiliki minat belajar hal tersebut mengakibatkan hasil belajar siswa rendah. Dengan demikian, pembelajaran yang terjadi di lapangan terdapat beberapa masalah antara lain siswa cenderung pasif dan cepat merasa jenuh pada materi yang diajarkan oleh guru. Hal ini mengakibatkan hasil belajar siswa masih banyak yang dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru harus menguasai bahan atau materi ajar. Kegagalan seorang guru dalam menyampaikan materi ajar terjadi bukan karena tidak menguasai materi ajar tersebut, tetapi karena tidak mengerti cara menyampaikan materi dengan baik dan tepat sehingga peserta didik dapat belajar dengan menyenangkan.

Pembelajaran diperlukan suatu inovasi berupa model pembelajaran yang interaktif dan dapat membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran secara mudah. Sejalan dengan perkembangannya dunia pendidikan, model pembelajaran yang semakin berkembang dan bertambah ragamnya. Model-model konvensional mulai tergantikan dengan model pembelajaran yang lebih modern dan inovatif. Model pembelajaran yang digunakan yaitu model pembelajaran reciprocal teaching tujuan utama pembelajarannya tercapai melalui kegiatan belajar mandiri dan menjelaskan kembali hasil belajar tersebut kepada pihak lain. Oleh karena itu, dengan menggunakan model pembelajaran ini siswa lebih aktif dan kreatif dalam menyelesaikan masalah yang diyakini dapat meningkatkan hasil belajar mereka. Model reciprocal teaching lebih mengutamakan peran aktif siswa dalam membangun proses berfikir sehingga siswa dapat lebih berfikir kreatif.

Model reciprocal teaching merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menerapkan empat strategi pemahaman mandiri, kreatif dan lebih aktif. Model tersebut merupakan model yang menerapkan empat strategi pemahaman mandiri yaitu: Merangkum, membuat pertanyaan, menjelaskan kembali, dan memprediksi.

Baca juga: Model Pembelajaran Resiprocal Teaching

Peserta didik mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam menerima setiap mata pelajaran yang disampaikan oleh pendidik. Oleh karena itu pendidik perlu menguasai model pembelajaran supaya peserta didik dapat melatih dan mengembangkan kemampuannya. Dari perkembangan kognitif, siswa sekolah dasar masih terikat dengan objek konkret yang dapat ditangkap oleh panca indra. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah kemampuan dalam proses berfikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika, meskipun masih terikat dengan objek yang bersifat konkret.

Hal senada yang terjadi pada saat melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di MIS Kota Lhokseumawe, kegiatan belajar mengajar dikelas pada pembelajaran matematika siswa memberikan respon yang kurang baik seperti:
  1. Beberapa siswa berbicara di belakang kelas tanpa memperhatikan mata pelajaran yang disampaikan.
  2. Siswa jenuh karena guru hanya menggunakan metode ceramah dan memberi soal-soal yang harus dikerjakan.
Kondisi tersebut menyebabkan suasana kelas menjadi tidak nyaman dan kurang kondusif karena suasana gaduh oleh beberapa siswa dibelakang, dan tingkat pemahaman siswa dalam menyerap materi yang diajarkan masih kurang, untuk mengatasi masalah tersebut guru harus memberikan rangsangan yang berbeda dari metode sebelumnya agar siswa tidak mengalami kejenuhan dalam kegiatan belajar mengajar. Peserta didik dapat belajar dengan menyenangkan dan mendapatkan hasil belajar yang maksimal, maka pendidik perlu memiliki pengetahuan tentang model yang tepat dalam menyampaikan materi ajar tersebut.

Hasil belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Rendahnya hasil belajar siswa merupakan salah satu masalah dalam pembelajaran disekolah. Hasil belajar ini dipengaruhi berbagai faktor, yaitu faktor internal maupun eksternal.

Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti merasa yakin bahwa model pembelajaran reciprocal teaching ini sangat cocok untuk diterapkan dalam proses pembelajaran matematika di Sekolah Tingkat Dasar (SD/MI). Lingkungan yang mendukung dan proses pembelajaran Matematika di Sekolah Tingkat Dasar (SD/MI) yang menyenangkan dapat menciptakan motivasi belajar sehingga hasil yang didapat pun memuaskan, sehingga keluhan seperti bosan, jenuh, kurang bergairah dan tidak menarik yang selama ini sering dialami oleh peserta didik dalam Proses Pembelajaran Matematika dapat teratasi melalui model Pembelajaran reciprocal teaching ini.