Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kenapa Manusia Harus Beribadah.? (bagian 2)

Kenapa Manusia Harus Beribadah.? (Bagian 2)

Pada bagian pertama sudah penulis jelaskan alasan manusia harus beribadah adalah Memenuhi Tujuan Allah Menciptakan Manusia. Dengan itu maka Allah menyayangi dan meridhainya di dunia dan di akhirat nantinya. Adapun Alasan yang Kedua manusia harus beribadah adalah memenuhi janji manusia kepada Allah. Pejelasannya adalah sebagai berikut:

2. Memenuhi Janji Manusia Kepada Allah

Allah Menyatakan dalam Al-Qur'an bahwa manusia diciptakan dari dua unsur yaitu unsur jasmani dan unsur rohani. Unsur jasmani itu berasal dari tanah dan unsur rohani itu berasal dari Allah. Adapun tentang unsur jasmani manusia itu berasal dari tanah sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Hijr ayat yang ke 28 dan 29. Keterangan yang sama juga Allah jelaskan dalam surat Assajadah ayat ke 7 sampai dengan 9, surat Shaad ayat ke 71 dan 72.

Baca juga: Pentingnya Beramal Shaleh

Ayat Al-qur'an tersebut di atas secara gamblang menjelaskan bahwa manusia itu dijadikan dari sari pati tanah liat yang kering dan dari lumpur hitam. Dan itu diakui oleh ilmuwan yang telah melakukan penelitian tentang asal usul kehidupan manusia berasal dari lumpur hitam (tanah) sebagaimana yang dikemukakan oleh Prof. Dr. Carrel, Dr. A. Saboe dan lainnya. 

Adapun tentang unsur manusia yang kedua yaitu unsur rohani yaitu sebagai mana firman Allah dalam surat Al-Isra' ayat yang ke 85. Dalam surat Al-'Araf ayat ke 172 sampai 174 Allah menjelaskan tentang roh sebelumditiupkan kedalam jasmani manusia, roh itu sudah ada ikatan perjanjian dengan Allah bahwa semua roh itu mentauhidkan Allah. Ada 4 bukti yang terdapat dalam jiwa manusia yang menjelaskan bahwa manusia ketika di alam rohani sudah menyaksikan dan juga menyatakan kesaksian bahwa Allah adalah tuhan, Yaitu:

  1. Adanya rasa takut dalam jiwa manusia yang disebabkan oleh karena menyaksikan sifat Allah yang maha kuasa
  2. Adanya rasa harap dalam jiwa manusia yang disebabkan karena menyaksikan sifat Allah yang maha pengasih agi maha penyayang.
  3. Adanya rasa indah dalam jiwa manusia yang disebabkan oleh karena manusia telah menyaksiakan sifat kemahaindahan Allah
  4. Adanya rasa beragama (bertuhan) dalam jiwa manusia yang disebabkan oleh karena menyaksikan sifat Allah yang maha agung dan roh itu telah menyatakan kesaksiaan dan pengakuannya terhadap keagungan Allah sebagai tuhan.
Baca juga: Akhlak Mahmudah dan Mazmumah dalam Perspektif Islam      

Jadi pada hakikatnya, dalam diri manusia itu ada rasa beragama dan mentauhidkan Allah. Rasa beragama itu telah terukir pada saat manusia berada di alam roh ketika terjadi perjanian antara roh dengan Allah (Al-'Araf ayat 172). Perjanjian itu dilaksanakan oleh manusia ketika lahir ke dunia dan nanti di akhirat akan dimintai pertanggung jawaban terhadap apa yang telah mereka kerjakan. sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Ahzab ayat ke 15). 

Agar setelah manusia sewaktu dimintai pertanggung jawaban itu manusia tidak menjawab kami belumkenal dengan-MU (Allah) dan yang salah itu nenek moyang kami. Maka Allah memperkenalkan dirinya terlebih dahulu  dan mengadakan perjanjian dengan mereka di alam roh. Sehingga dengan demikian masing-masing manusia harus mempertanggung jawabkan perjanjian sendiri-sendiri.

Baca juga: Pengantar Mata Kuliah Ulumul Hadits    

Akan tetapi setelah manusia lahir kedunia ini, dia telah lupa dengan perjanjian yang telah mereka lakukan. Karena manusia memang pelupa,jangankan perjanjian yang dibuat di alam roh, sedangkan waktu yang dilahirkan oleh ibunya saja mereka telah lupakan. manusia mengakui ibunya yang telah melahirkannya karena telah diingatkan. Sebagai contoh seorang bayi setelah lahir dia dipisahkan dari ibunya dan dipelihara oleh orang lain maka dia akan mengakui ibu asuhnya sebagai ibunya padahal ibu asuh itu tidak melahirkannya.

Oleh karena manusia itu pelupa, maka Allah mengirimkan kepada manusia seorang Rasul untuk mengingatkan manusia akan janjinya. sebagaimana firman Allah: 

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُواْ اللّهَ وَاجْتَنِبُواْ الطَّاغُوتَ فَمِنْهُم مَّنْ هَدَى اللّهُ وَمِنْهُم مَّنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلالَةُ فَسِيرُواْ فِي الأَرْضِ فَانظُرُواْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ 
(QS. An-Nahl: 36)

Ayat yang senada dengan itu juga terdapat dalam surat An-Nahl ayat 63, Al-Fathir ayat 24, Yunus ayat 47, Ar-Ra'du ayat ke 7 dan lainnya.

Bahkan Allah menyampaikan bahwa tidak akan meminta pertanggung jawaban tersebut kepada suatu kaum yang belum datang rasul yang menyampaikan risalahnya sebagaimana yang Allah jelaskan dalam surat Al-Isra' ayat ke  15.


Adapun tugas Rasul adalah untuk memperingatkan manusia akan janjinya dengan Allah sebagaimana Allah sebutkan dalam surat Al-Ghasyiyah ayat ke 21). Setelah Rasul menyampaikan risalah ilahi,maka terserah kepada manusia mau mematuhi ajakan rasul atau pun tidak (surat Al-Kahfi ayat 29).

Tetapi manusia ituarus ingat bahwa mereka akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat terhadap apa yang mereka kerjakan di dunia ini, dengan ketentuan:
  1. Siapa yang beriman dan melaksanakan janjinya dengan baikakan dibalas dengan surga sebagai tempat yang terpuji.
  2. Barangsiapa yang ingkar akan dibalas dengan neraka yaitu tempat yang penuh dengan kehinaan dan kesengsaraan.
Oleh karena itu orang yang memenuhi perjanjiannya dengan Allah pasti akan menyembah Allah sebagai konsekwensinya. Dengan demikian kita beribadah Allah itu karena hendak memenuhi janji kita dengan Allah. Kalau kita ingkar kepada Allah berarti kita telah mengkhianati janji kita kepada Allah.