Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

BAB II Metode Tabyin Dalam Perspektif Al-Qur'an

perspektif Al-Qr'an

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Tabyin

Metode merupakan suatu istilah yang berasal dari bahasa Latin “Meta” yang berarti melalui dan “Hodos” yang berarti jalan atau ke atau cara ke. Dalam bahasa Arab, metode disebut “Thariqah” artinya jalan, cara, sistem atau ketertiban dalam mengerjakan sesuatu. Sedangkan menurut Istilah ialah suatu sistem atau cara yang mengatur suatu cita-cita. Menurut kamus Ilmiah Populer, metode ini diartikan sebagai; cara yang teratur dan sistematis untuk melaksanakan sesuatu[1].
At-Tabyin merupakan masdar dalam bahasa Arab yang berasal dari kata; bayyana – yubayyinu – tabyiinan atau tibyaanan. Menurut Mahmud Yunus, kata-kata bayyana atau abaana tersebut artinya; menyatakan atau menerangkan[2]. Dalam kamus mu’jam al-‘arabi disebutkan bahwa kata bayyana itu memiliki dua masdar yaitu tabyin dan tibyan[3] yang artinya juga menerangkan atau menyatakan. 

Padanan Kata yang lainnya adalah bayan dalam bahasa arab juga memiliki banyak arti sesuai dengan kedudukannya didalam kalimat. Diantara arti dari kata “Bayan” adalah asy-syarhu wal idhah yang artinya adalah penjelasan dan keterangan, juga dapat diartikan at-tashriih yang berarti pernyataan. Juga sering diartikan at-taqriir (ketetapan).[4]

Dalam kamus Al-Bisri disebutkan bahwa kata al-bayyinah juga dapat berarti al-hujjah wal burhan yang berarti keterangan dan bukti.[5] Kata Tabyin dapat juga diartikan pertunjukan, penjelasan dan klarifikasi.[6]

Dengan demikian dapatlah kita simpulkan bahwa kata At-Tabyin atau tibyan yang merupakan akar kata dari bayyana memiliki arti yang banyak seperti penjelasan, keterangan, ketetapan, bukti serta hujjah.

Adapun yang penulis maksudkan tentang “Metode Tabyin” adalah suatu cara atau system penjelasan yang dilakukan dalam proses pendidikan yang menyangkut tentang beberapa hal tertentu seperti yang akan penulis uraikan pada isi makalah ini.

[1] M.Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Arkola: Surabaya, 1994), hal. 461.
[2] Mahmud Yunus, Kamus Bahasa Arab-Indonesia, (PT.Hidakarya Agung: Jakarta, 1989), hal. 277.
[3] Mu’tamar al-‘arabi litta’lim, Al-mu’jam al-‘arabi Al-asasii, hal 190.
[4] Ahmad Warsono Munawwir, Kamus Al-Munawwir, (diterbitkan di krapyak-yokjakarta) hal. 136
[5] KH. Adib Bisri dan KH. Munawwir A.Fatah, Kamus Al-Bisri (pustaka progresif, Surabaya cet. I tahun 1999)hal. 47
[6] At-tabik Lutfi dan ahmad Zuhri Muhdar, Kamus kontemporer arab-indonesia, (penerbit Multi Karya Grafika-yokyakarta, tahun 2003, cet. VIII) hal. 403.