Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

BAB II (B) Metode Tabyin dalam Perspektif Al-qur’an


Perspektif Al-qur'an

Metode Tabyin dalam Perspektif Al-qur’an.

Didalam al-qur’an banyak sekali kita temukan kata-kata yang memiliki akar kata yang sama dengan “tabyin” yaitu kata “bayyana, fatabayyanu, yubayyinu, li yubayyina, tabayyana ar-rusydu, bil bayyinaat”[1]. Didalam “faharits alfaadhul qur’an” kalau kita hitung hampir seratus kata yang memiliki akar kata yang sama dengan “Tabyin” itu disebutkan dan tersebar di berbagai ayat didalam al-qur’an terutama didalam surat-surat madaniyah yaitu surat yang diturunkan setelah nabi melakukan hijrah kemedinah. Bahkan kalau kita perhatikan ada satu surat khusus didalam al-qur’an yang berkenaan dengan pembahasan ini yaitu surat “Al-Bayyinah”.
Walaupun demikian, pada penulisan makalah ini hanya penulis hanya menguraikan tentang beberapa hal yang penulis anggap sangat urgen menyangkut dengan “metode tabyin” dalam pendidikan islam. Diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Untuk check and recheck informasi.

Metode tabyin dapat digunakan dalam pendidikan islam untuk melakukan check and recheck atau klarifikasi sebuah informasi yang tidak jelas kebenarannya. Ini merupakan suatu hal yang sangat penting karena menyangkut dengan tindakan atau kesimpulan yang diambil berdasarkan sebuah informasi. Ini digambarkan oleh allah didalam al-qur’an:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن جَاءكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَأٍ فَتَبَيَّنُوا أَن تُصِيبُوا قَوْماً بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ ﴿الحجرات : ٦ 

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.(QS.Al-hujurat: 6)

Dari ayat diatas jelaslah bahwa sebuah informasi yang didapat harus jelas dari mana datangnya agar tidak salah dalam menindak lanjuti sebuah berita. Ini merupakan sebuah metode yang dikembangkan didalam islam dalam pendidikan sehingga tidak terjadi kesimpang siuran dalam menerima sebuah informasi. Sekarang metode ini sangat jarang dipakai dalam dunia pendidikan apa lagi di media massa sehingga banyak terjadi fitnah yang dapat meresahkan masyarakat.

b. Untuk menjelaskan kebenaran yang hakiki.

قَالُواْ ادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُبَيِّن لّنَا مَا هِيَ قَالَ إِنَّهُ يَقُولُ إِنَّهَا بَقَرَةٌ لاَّ فَارِضٌ وَلاَ بِكْرٌ عَوَانٌ بَيْنَ ذَلِكَ فَافْعَلُواْ مَا تُؤْمَرونَ ﴿٦٨﴾ قَالُواْ ادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُبَيِّن لَّنَا مَا لَوْنُهَا قَالَ إِنَّهُ يَقُولُ إِنّهَا بَقَرَةٌ صَفْرَاء فَاقِـعٌ لَّوْنُهَا تَسُرُّ النَّاظِرِينَ ﴿٦٩﴾ قَالُواْ ادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُبَيِّن لَّنَا مَا هِيَ إِنَّ البَقَرَ تَشَابَهَ عَلَيْنَا وَإِنَّا إِن شَاء اللَّهُ لَمُهْتَدُونَ ﴿٧٠﴾
Artinya: Mereka menjawab: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami, agar Dia menerangkan kepada kami, sapi betina apakah itu." Musa menjawab: "Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang tidak tua dan tidak muda; pertengahan antara itu; maka kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu". Mereka berkata: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami apa warnanya". Musa menjawab: "Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang kuning, yang kuning tua warnanya, lagi menyenangkan orang-orang yang memandangnya." Mereka berkata: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami bagaimana hakikat sapi betina itu, karena sesungguhnya sapi itu (masih) samar bagi kami dan sesungguhnya kami insya Allah akan mendapat petunjuk (untuk memperoleh sapi itu)."(QS. Al-Baqarah 68 s/d 70)

Ayat diatas menjelaskan kepada kita bahwa, kebenaran yang hakiki itu harus diperoleh dalam pendidikan islam. Metode untuk mendapatkannya adalah dengan memberikan penjelasan yang tuntas atas setiap pertanyaan yang diajukan sehingga mendapatkan sebuah ketetapan hati dan keyakinan yang mendalam. Metode ini sangat penting terutama dalam menjelaskan persoalan yang prinsipil dalam islam.

c. Untuk memberikan penjelasan yang tepat.

لآَإِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَد تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ فَمَن يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِن بِاللهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لاَ انْفِصَامَ لَهَا وَاللهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ ) البقرة : (256
Artinya: Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.(Q.S.Al-Baqarah: 256)

Penjelasan yang tepat dan sesuai dengan kondisi merupakan sebuah metode yang harus dikembangkan dalam pendidikan. Ketepatan dalam penjelasan dengan memberikan bandingan yang sebaliknya merupakan suatu hal yang dapat menyebabkan seseorang berubah secara total dalam hidupnya dari kesesatan menuju kepada hidayah dan keta’atan terhadap perintah agama islam.

d. Untuk mendidik ketelitian

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ إِذَا ضَرَبْتُمْ فِي سَبِيلِ اللّهِ فَتَبَيَّنُواْ وَلاَ تَقُولُواْ لِمَنْ أَلْقَى إِلَيْكُمُ السَّلاَمَ لَسْتَ مُؤْمِناً تَبْتَغُونَ عَرَضَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا فَعِندَ اللّهِ مَغَانِمُ كَثِيرَةٌ كَذَلِكَ كُنتُم مِّن قَبْلُ فَمَنَّ اللّهُ عَلَيْكُمْ فَتَبَيَّنُواْ إِنَّ اللّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيراً ﴿٩٤﴾
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu pergi (berperang) di jalan Allah, maka telitilah dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan "salam" kepadamu: "Kamu bukan seorang mu'min" (lalu kamu membunuhnya), dengan maksud mencari harta benda kehidupan di dunia, karena di sisi Allah ada harta yang banyak. Begitu jugalah keadaan kamu dahulu, lalu Allah menganugerahkan ni`mat-Nya atas kamu, maka telitilah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.(Q.S. An-Nisa’: 94)

Diantara keunggulan pendidikan yang allah jelaskan didalam al-qur’an adalah anjuran untuk teliti dan cermat. Ketelitian merupakan sebuah metode penjelasan yang harus dikembangkan karena sangat penting. Dengan ketelitian maka seseorang akan melakukan suatu keputusan yang tepat pada sa’at yang sangat genting.

e. Untuk pembuktian sesuatu hal.

وَقَالُوا لَوْلَا يَأْتِينَا بِآيَةٍ مِّن رَّبِّهِ أَوَلَمْ تَأْتِهِم بَيِّنَةُ مَا فِي الصُّحُفِ الْأُولَى ﴿١٣٣﴾
Artinya: Dan mereka berkata: "Mengapa ia tidak membawa bukti kepada kami dari Tuhannya?" Dan apakah belum datang kepada mereka bukti yang nyata dari apa yang tersebut di dalam kitab-kitab yang dahulu?(QS. Thaaha: 133)
Ayat diatas menjelaskan bahwa orang yang menentang para rasul selalu meminta bukti tentang kebenaran risalahnya. Padahal allah telah memberitahukan kepada mereka bahkan melalui kitab yang sebelumnya tentang kebenaran ajaran rasulullah. Oleh karena itu menjadi suatu pelajaran bagi kita metode penjelasan dengan melakukan pembuktiaan tentang kebenaran sesuatu sehingga para subyek didik tidak meminta buktinya dikemudian hari karena ada sesuatu yang masih meragukannya.

f. Untuk mengingatkan kepada sejarah masa lalu

قَدْ خَلَتْ مِن قَبْلِكُمْ سُنَنٌ فَسِيرُواْ فِي الأَرْضِ فَانْظُرُواْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذَّبِينَ ﴿١٣٧﴾ هَـذَا بَيَانٌ لِّلنَّاسِ وَهُدًى وَمَوْعِظَةٌ لِّلْمُتَّقِينَ ﴿١٣٨﴾
Artinya: Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah; karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul). (Al Qur'an) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.(QS. Ali-Imran:137 s/d 138)

Diantara metode tabyin (penjelasan) yang paling baik adalah dengan menjelaskan serta memberikan penerangan tentang peristiwa dimasa lampau untuk dapat menjadi pelajaran bagi orang yang hidup dimasa kini dan yang akan datang. Metode seperti ini sangatlah bermanfa’at untuk penyadaran bagi orang yang telah lalai dan menyimpang dari kebenaran.

g. Untuk memberikan penjelasan terhadap keterangan yang belum difahami.

قَالُوا أَوَلَمْ تَكُ تَأْتِيكُمْ رُسُلُكُم بِالْبَيِّنَاتِ قَالُوا بَلَى قَالُوا فَادْعُوا وَمَا دُعَاء الْكَافِرِينَ إِلَّا فِي ضَلَالٍ 
Artinya: Penjaga Jahannam berkata: "Dan apakah belum datang kepada kamu rasul-rasulmu dengan membawa keterangan-keterangan?" Mereka menjawab: "Benar, sudah datang". Penjaga-penjaga Jahannam berkata: "Berdo`alah kamu". Dan do`a orang-orang kafir itu hanyalah sia-sia belaka.(QS. Ghaafir: 50).

Orang yang tidak memahami hakekat persoalan selalu melakukan sesuatu yang menyimpang dari kebenaran. Oleh karena itu menjelaskan sesuatu dengan detil merupakan sebuah keharusan. Dengan demikian maka metode penjelasan dengan penyampaian keterangan yang jelas yang belum dipahami haruslah selalu dilakukan dalam proses pendidikan islam.

h. Untuk menguatkan keyakinan

لَمْ يَكُنِ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ مُنفَكِّينَ حَتَّى تَأْتِيَهُمُ الْبَيِّنَةُ ﴿١﴾
Artinya: Orang-orang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata,(QS. Al-Bayyinah: 1)
Yang dimaksudkan dengan Kafir pada ayat diatas ialah orang-orang yang menolak, yang tidak mau percaya, tidak mau menerima kebenaran yang dibawa oleh Rasul s.a.w. Mereka itu terdiri daripada ahlul-kitab, yaitu Yahudi dan Nasrani, dan kaum musyrikin yang masih menyembah berhala. Artinya tidaklah; "Akan meninggalkan (pendirian mereka),sampai datang bukti kepada mereka." (ujung ayat 1). Arti ayat ini ialah bahwasanya ahlul-kitab (Yahudi dan Nasrani), demikian juga kaum musyrikin, baik yang berada di Makkah atau di luar Makkah, akan tetaplah memegang teguh pendirian mereka, kepercayaan yang mereka terima dari nenek-moyang turun-temurun, sampai satu waktu datang kepada mereka keterangan yang penuh dengan bukti-bukti kebenaran. Dari sini dapat kita lihat bahwa metode tabyin dengan menguatkan keyakinan kepada kebenaran merupakan suatu hal yang mutlak kita lakukan untuk dapat merubah keyakinan terhadap kesyirikan yang sudah mengakar dalam hidupnya. Karena hanya dengan metode ini yang dapat menguatkan hati mereka untuk menerima kebenaran agama islam.


[1] Mufradaat al-qur’an, tafsir wal bayan ma’a fahrits, damsyik Beirut, hal 40 s/d 41.