Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PERANAN SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI


  
PERANAN ANTROPOLOGI

Dalam kajian Agama dan Ilmu-Ilmu Kemanusiaan sebagi rumpun dari ilmu-ilmu sosial penelitian tidak dapat menggunakan single approach, akan tetapi terdapat peran sosiologi dan antropologi didalamnya agar hasil kajian suatu masalah penelitian dapat dipertanggung jawabkan sesuai body of knowledge-nya (ontologi, epistimologi dan axiologi). yang menjadi peran sosiologi dan antropologi adalah:

A. Peranan sosiologi.

Sosiologi adalah suatu ilmu yang menggambarkan tentang keadaan masyarakat lengkap dengan struktur lapisan serta gejala sosial lainnya yang saling berkaitan. Dengan ilmu ini sesuatu fenomena sosial dapat dianalisis dengan faktor-faktor yang mendorong terjadinya hubungan, mobilitas sosial serta keyakinan-keyakinan yang mendasari terjadinya proses tersebut.

Sosiologi dapat digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam memahami agama. Dalam agama islam dapat dijumpai peristiwa nabi Yusuf yang dahulunya budak, lalunya akhirnya bisa menjadi penguasa di Mesir. Mangapa dalam melaksanakan tugasnya nabi Musa harus dibantu oleh nabi Harun, dan masih banyak lagi contoh yang lain. Beberapa peristiwa tersebut baru dapat dijawab dan sekaligus dapat ditemukan hikmahnya dengan ilmu sosial.

Pentingnya pendekatan sosiologi dalam memahami agama seperti yang disebutkan diatas dapat dipahami, karena banyak sekali ajaran agama yang berkaitan dengan masalah sosial. Biasanya perhatian agama terhadap masalah sosial ini selanjutnya mendorong kaum agama memahami ilmu sosial sebagai alat untuk memahami agamanya. 

B. Peranan antropologi.

Antropologi, sebagai sebuah ilmu yang mempelajari manusia, menjadi sangat penting untuk memahami agama. Antropologi mempelajari tentang manusia dan segala perilaku mereka untuk dapat memahami perbedaan kebudayaan manusia.

Dibekali dengan pendekatan yang holistik dan komitmen antropologi akan pemahaman tentang manusia, maka sesungguhnya antropologi merupakan ilmu yang penting untuk mempelajari agama dan interaksi sosialnya dengan berbagai budaya. Nurcholish Madjid mengungkapkan bahwa pendekatan antropologis sangat penting untuk memahami agama Islam, karena konsep manusia sebagai 'khalifah' (wakil Tuhan) di bumi, misalnya, merupakan simbol akan pentingnya posisi manusia dalam Islam. Disamping dari pada itu Antropologi sangat diperlukan untuk memahami Islam, sebagai alat untuk memahami realitas kemanusiaan dan memahami Islam yang telah dipraktikkan yang menjadi gambaran sesungguhnya dari keberagamaan manusia.

Jika kembali pada persoalan kajian antropologi bagi kajian Islam, maka dapat dilihat relevansinya dengan melihat dari dua hal. Pertama, penjelasan antropologi sangat berguna untuk membantu mempelajari agama secara empirik, artinya kajian agama harus diarahkan pada pemahaman aspek-aspek sosial konteks yang melingkupi agama. Kajian agama secara empiris dapat diarahkan ke dalam dua aspek yaitu manusia dan budaya. 

Pada dasarnya agama diciptakan untuk membantu manusia untuk dapat memenuhi keinginan-keinginan kemanusiaannya, dan sekaligus mengarahkan kepada kehidupan yang lebih baik. Hal ini jelas menunjukkan bahwa persoalan agama yang harus diamati secara empiris adalah tentang manusia. Tanpa memahami manusia maka pemahaman tentang agama tidak akan menjadi sempurna.