Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

INSTRUMEN ANALISIS KEBUTUHAN SISWA (NEED ASESMENT)

INSTRUMEN ANALISIS KEBUTUHAN SISWA

INSTRUMEN UNTUK MENGANALISIS KEBUTUHAN SISWA (NEED ASESMENT)

Pengembangan intrumen layanan bimbingan dan konseling harus tersusun berdasarkan hasil analisis data dan kebutuhan siswa. Data yang diperlukan tentu data yang akurat dan memadai yang berkenaan langsung tentang diri, potensi, kebutuhan dan permasalahan serta lingkungan siswa/ konseli. 

Analisis data dan kebutuhan di dahului dengan pengumpulan data dan need assessment dengan menggunakan berbagai instrumen. Pada instrumen ini Guru Bimbingan dan Konseling melampirkan hasil sosiometri yang dipilih oleh siswa teman favorit di kelasnya, instrumen Asesmen Kebutuhan Siswa serta Angket AKPD yang sudah diisi oleh siswa untuk mengetahui tingkat permasalahannya.

a. Sosiometri

Pelayanan bimbingan konseling di sekolah antara lain meliputi empat bidang layanan yaitu, bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir. 

Apabila seorang guru bimbingan konseling ingin mengetahui saling hubungan antara seluruh peserta didik di dalam kelas, maka bisa menggunakan teknik sosiometri karena teknik ini bisa diprgunakan untuk mngumpulkan data tentang dinamika kelompok. 

Sosiometri juga bisa digunakan untuk mengetahui popularitas sesorang dalam kelasnya, menyelidiki kesukaran seseorang dalam berkomonikasi terhadap teman sekelompoknya bisa juga digunakan untuk mengetahui ketidaksukaan teman-temannya dalam kelas, selain itu bisa untuk mengetahui peserta didik yang tidak mendapatkan teman atau terisolir.

Setelah mengetahui hasil akhir dari sosiometri ini maka langkah seorang guru bimbingan konseling adalah memberikan pelayanan kepada seluruh peserta didik sesuai dengan permasalah yang sedang mereka hadapi. 

Misalnya ada peserta didik setelah dilaksanakan layanan ini ternyata hasilnya ia termasuk anak yang terisolir, maka dengan segera dipanggil ke runag bimbingan konseling untuk diberikan layanan konseling individual dengan tujuan untuk menggali seluruh permasalahan yang sebenarnya terjadi pada peserta didik tersebut.

Jika akar persoalan terungkap maka dengan mudah guru bimbingan konseling menberikan bantuuan sehingga peserta didik ini bisa mengikuti pembelajaran tanpa ada ganjalan dan permasalahan.

b. Asesmen Kebutuhan Siswa

Suatu metode sistematis yang dilakukan oleh guru BK  adalah asesmen bila dikaitkan dengan bimbingan dan konseling. Metode ini bertujuan  untuk memahami karakteristik, lingkungan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan konseli. Metode ini dilakukan melalui berbagai teknik seperti tes dan non tes (observasi, skala penilaian, wawancara, catatan dan teknik non tes lain. Dengan metode ini guru BK memperoleh informasi secara mendalam konseli yang dilayani. 

Tujuan utama asesmen baik tes maupun non tes adalah untuk menilai perilaku, kecakapan mental, dan karakteristik kepribadian seseorang. Asesmen ini dilakukan rangka membantu mereka dalam membuat keputusan, peramalan, dan keputusan tentang seseorang. 

Asesmen memberikan manfaat dalam konseling. Itu disebabkan karena asesmen dapat memberikan informasi bagi guru BK maupun konseli. dengan demikian guru BK dapat memahami, memberikan tanggapan, membuat perencanaan serta melakukan evaluasi yang tepat.

c. Angket AKPD

Kebutuhan peserta didik/konseli dapat diidentifikasi berdasarkan asumsi teoretik dan hasil asesmen kebutuhan yang dilakukan. Dalam melaksanakan tugasnya, guru Bimbingan dan Konseling terlebih dahulu menyusun daftar kebutuhan (Need Assesment). 

Tujuan penyusunan instrumen tersebut untuk mengetahui kebutuhan dan permasalahan Konseli. Angket kebutuhan Peserta Didik (AKPD) merupakan sebuah angket yang berisi sejumlah soal berupa pernyataan terkait dengan masalah-masalah yang diasumsikan biasa terjadi pada peserta didik. 

Instrumen Bimbingan Konseling (BK) merupakan langkah awal untuk asesmen kebutuhan peserta didik. Salah satu instrumen tersebut adalah Angket Kebutuhan Peserta Didik (AKPD).