Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Akad Tertulis

Pengertian akad

Akad Tertulis

Mengucapkan dengan lidah, bukanlah satu-satunya jalan yang harus ditempuh dalam mengadakan akad. Ada beberapa cara untuk memperlihatkan kesungguhan. Lantaran itu para fuqaha mene- rangkan cara-cara yang harus kita tempuh.

  1. Kitabah (tertulis)
  2. Isyarah
  3. Ta'athi (beri memberi yang berlaku dalam bai'ul mu'athah = jual beli secara beri memberi).
Kitabah antara dua aqid yang berjauhan tempatnya, sarma dengan ucapan lidah yang dilakukan oleh mereka yang sarna hadir. Sebagaimana ijab dan qabul dengan perkataan, boleh juga ijab dan qabul dengan surat menyurat. Atas dasar inilah para fuqaha membentuk kaidah:

اَلْكِتَابَةُ كَالْخِطَابِ.

"Tulisan itu sama dengan ucapan"

Hal ini telah diuraikan dalam Al Asybah wan Nadhair, karangan Ibn Nujaim dan dalam kitab Fathul Qadir, asal saja surat itu terang dan jelas. Dalam istilah fiqh dikatakan Mustabinah marsumah."

Atas dasar ini dibuatlah kaidah:

الإِشَارَةُ الْمَعْهُوْدَةُ لِأَخْرَسَ كَالْبَيَانِ بِاللِّسَان.

"Isyarat orang bisu itu sama dengan penjelasan dengan lisan"

Ta'athi

Sebagai yang biasa berlaku sekarang ini, kita berikan harga, kita ambil barang, tak pernah dikatakan:"Saya jual ini kepada anda dan saya beli ini dari anda". Ini namanya ta'athi, walaupun ta'athi oleh sebagian fuqaha syar'iyah tidak dibenarkan.

Lisanulhal

Apabila seseorang meninggalkan barang-barangnya dihadapan kita, kemudian dia pergi, kita mengambil barang-barang itu berdiam diri saja, maka para fuqaha memandang telah ada agad ida (titipan) antara si peletak barang dan kita yang menghadapi barang titipan dengan jalan dalatul hal.

Uqud 'Ainiyah (Akad-akad yang bersifat benda)

Kemudian sampailah kita pada suatu pembahasan mengenai akad, yaitu uqud 'ainiyah. Telah jelas bahwa akad dipandang telah sempurna dengan adanya ijab dan qabul. Dalam pada itu ada bebe- rapa akad yang diperlukan qabald, yaitu yang dinamakan uqud 'ainiyah, yaitu hibah, i'arah, ida', qardl dan rahn.

Dalam akad-akad ini perlu adanya qabald, karena akad-akad ini merupakan akad-akad tabarru'.

Berdasarkan karangan Tgk. M. Hasbi Ash-Shiddieqy Dalam Buku Pengantar Fikih Muamalat