Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hadits Berisyarat Dengan Telunjuk Ketika Tasyahud

Hadits Berisyarat Dengan Telunjuk Ketika TasyahudBERISYARAT DENGAN TELUNJUK DAN CARA MELETAKKAN TANGAN DI ATAS PAHA KETIKA TASYAHHUD

759) Wa'il ibn Hujur ra. berkata:

ثُمَّ فَقَدْ فَافْتَرَشَ رِجْلَهُ الْيُسْرَى وَوَضَعَ كَفَّهُ الْيُسْرَى عَلَى فَخِذِهِ وَرُكْبَتِهِ الْيُسْرَى، وَجَعَلَ حَدَّ مِرْفَقِهِ الْأَيْمَنِ عَلى فَخِذِهِ الْيُمْنَى ، ثُمَّ قَبَضَ ثِنْتَيْنِ مِنْ أَصَابِعِهِ ، وَخَلْقَ حَلْقَةً ثُمَّ رَفَعَ أَصَابِعَهُ فَرَأَيْتُهُ يُحَرِّكُهَا يَدْعُوْبِهَا.

"..., kemudian Rasul duduk, lalu beliau menggelarkan kaki kirinya dengan meletakkan telapak tangan kirinya atas paha dan lutut kiri dan menjadikan ujung siku kanan di atas paha kanan. Beliau menggenggamkan dua dari anak jarinya (kelingking dan jari manis) dan membuat gelungan (menggelungkan ibu jari kepada jari tengah), lalu beliau menggerak-gerakkan anak jari (telunjuk). Aku that beliau menggerakkannya seraya berdoa." (HR. Ahmad, An-Nasa'y dan Abu Daud; Al-Muntaga 1: 448)

760) Ibnu Umar ra, berkata:

كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ اذا جَلَسَ فِي الصَّلَاةِ وَضَعَ يَدَيْهِ عَلَى رُكْبَتَيْهِ وَرَفَعَ اِصْبِعَهُ الْيُمْنَى الَّتِي تَلِي الْإِنْهَامَ فَدَعَابِهَا وَيَدَهُ الْيُسْرَى عَلَى رُكْبَتِهِ الْيُسْرَى بَاسِطَهَا عَلَيْهَا.

"Adalah Rasulullah saw. apabila duduk dalam shalat meletakkan kedua tangan di atas lutut dan menggerak-gerakkan anak jarinya yang mengiringi ibu jari (telunjuk) lalu beliau berdoa. sedang tangan kirinya diletakkan di atas lutut kiri dengan menghamparkan." (HR. Ahmad, An-Nasa'y dan Abu Daud; Al-Muntaqa 1: 448)

761) Ibnu Umar ra, berkata:

كَانَ إِذَا جَلَسَ في الصَّلاةِ وَضَعَ كَفَّهُ الْيُمْنَى عَلَى فَخِذِهِ الْيُمْنَى وَقَبَضَ أَصَابِعَهُ كُلِّهَا وَأَشَارَ بِاَصْبُعِهِ الَّتِي تَلِى الإِبْهَامَ وَوَضَعَ كَفَّهُ الْيُسْرَى عَلَى فَخِذِهِ الْيُسْرَى.

"Adalah Nabi apabila duduk dalam shalat, meletakkan telapak tangan kanannya di atas paha kanan dan mengengam segala anak jari, beliau berisyarat dengan telunjuknya. Beliau meletakkan telapak tangan kiri di atas paha kiri." (HR. Ahmad, Muslim dan An-Nasa'y; Al-Muntaqa 1: 448)

762) Abdullah ibn Zubair ra, berkata:

كَانَ رَسُولُ الله اذا جَلَسَ فِي التَّشَهُّدِ وَضَعَ يَدَهُ الْيُمْنَى عَلَى فَخِذِهِ الْيُمْنَى وَيَدَهُ اليُسْرَى وَأَشَارَ بِالسَّبَابَةِ لَمْ يُجَاوِزْ بَصَرَهُ، إِشَارَتَهُ
"Rasulullah saw. apabila duduk dalam tasyahhud, meletakkan tangan kanannya di atas paha kanannya dan tangan kirinya di atas paha kirinya serta berisyarat dengan telunjuk. Pandangannya tidak melampaui isyaratnya." (HR. Ahmad, An- Nasa'y dan Abu Daud; Al-Muntaga 1: 448)

SYARAH HADITS

Hadits (759) diriwayatkan juga oleh Al-Baihaqy hadits yang semakna dengan ini. Hadits ini menyatakan bahwa meletakkan tangan di atas lutut ialah dengan cara menggenggam kelingking dan jari manis kanan, menggelungkan ibu jari kepada jari tengah, mengangkat telunjuk dan menggerak-gerakkannya sambil berdoa. Demikianlah yang dituntut kita lakukan.

Hadits (760) menyatakan bahwa meletakkan tangan di atas lutut, ialah dengan menggenggam kelingking dan jari manis kanan, menggelungkan ibu jari kepada jari tengah, mengangkat telunjuk dan menggerak-gerakkannya sambil berdoa. Demikianlah yang dituntut kita melakukannya.

Hadits (761) menyatakan bahwa berisyarat dengan telunjuk ketika tasyahhud dan menggenggam jar-jari yang selainnya adalah disyariatkan.

Hadits (762) diriwayatkan juga oleh Al-Baihaqy dalam As-Sunan dan Ibnu Hibban dalam shahih-nya. Asal hadits ini terdapat dalam Shahih Muslim. Hadits ini menyatakan bahwa ketika membaca tasyahhud, hendaklah pandangan mata ditujukan kepada telunjuk, jangan melampaui ke depan.

Ibnu Ruslan berkata: "Maksud dengan "menjadikan ujung siku di atas paha kanan", ialah mengangkat ujung siku dan jurusan lengan dari paha supaya ia menjadi lebih tinggi hingga berupa tonggak yang didirikan, dan meletakkan ujung siku yang menuju ke pihak telapak tangan di atas ujung pahanya yang sebelah kanan.

Al-Baihaqy berkata: "Muhtamil (kandungan, maksud-Ed.) dikehendaki dengan menggerakkan telunjuk, ialah berisyarat dengan telunjuk, bukan dengan mengulang-ulangi gerak. Kita pahamkan begini, adalah supaya tidak berlawanan dengan hadits Ibnu Zubair yang diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Daud, An-Nasa'y dan Ibnu Hibban dalam Shahih-nya, bahwa Nabi hanya berisyarat saja dengan telunjuk. Dalam hadits ini tidak diterangkan bahwa Nabi menggerak-gerakkannya.

Al-Hafizh berkata: "Asal hadits Ibnu Zubair terdapat dalam Shahih Muslim. Tetapi tidak tersebut di dalamnya perkataan "dan tidak menggerak-gerakkannya."

Ulama Syafi'iyah berkata: "Isyarat dengan anak jari (telunjuk) hendaklah dilakukan ketika membaca "illallah."

An-Nawawy berkata: "Menurut sunnah, janganlah pandangan mata melampaui telunjuk." Ketentuan ini terdapat dalam hadits yang shahih, yang diriwayatkan oleh Abu Daud dalam sunannya dan hendaklah disyaratkan dengan telunjuk serta dihadapkannya ke kiblat, serta diniatkan dengan isyarat itu tauhid dan ikhlash.

Ibnu Ruslan berkata pula: "Hikmah berisyarat dengan telunjuk ialah mengisyaratkan keesaan Tuhan, agar berkumpullah pada kala itu, tauhid qaly (tauhid ucapan), tauhid 'amaly (tauhid gerakan) dan tauhid qalby i'tiqady (tauhid hati). Diriwayatkan oleh Ibnu Mas'ud, bahwa maksud isyarat itu ialah ikhlash.

Mengenai kesunnatan meletakkan kedua tangan di atas kedua lutut, telah disepakati para ulama. Tentang hal berisyarat dengan telunjuk juga demikian. Tentang menggerak-gerakkan terus selama bertasyahhad, dan sebagian yang lain me nyuruh kita menggerakkan telunjuk sekali saja ketika membaca "illallah". 

Menurut pentahqiqan kami, telunjuk itu bukan terus-menerus digerakkan, hanya di tiap- tiap menyeru Allah saja, seperti ketika menyebut "illallah" dan di tiap menyebut "allahumma." Hal ini mengingat bunyi hadits: "Maka aku melihat Nabi menggerak- gerakkan telunjuknya dalam keadaan beliau berdoa."

Beberapa hadits yang diriwayatkan dari Nabi yang menerangkan, hai'ah (cara atau kelakuan) meletakkan tangan kanan di atas paha kanan.

Pertama, menurut hadits Wa'il ibn Hujur yang di atas ini.

Kedua, menggenggam seluruh anak jari ke telapak tangan dan berisyarat dengan telunjuk. Hal ini diketemukan dalam salah satu riwayat Muslim.

Ketiga, menjadikan ibu jari terbuka di bawah telunjuk yang berisyarat dan menggenggam ketiga anak jari ke telapak tangan. Tetapi, tentang menggenggam tiga anak jari, tidak tersebut dalam hadits.

Keempat, meletakkan tangan kanan di atas paha kanan dan tangan kiri di atas paha kiri, berisyarat dengan telunjuk serta meletakkan ibu jari atas jari tengah, telapak tangan kiri mendempetkan ke lutut. Cara ini diperoleh dari riwayat Muslim juga yang diriwayatkan dari Ibnu Zubair.

Kelima, meletakkan tangan di atas paha dengan tidak menggenggam anak jari dan berisyarat dengan telunjuk. Akan tetapi riwayat yang lima ini dapat dijadikan satu, seperti yang telah ditegaskan oleh Ibnul Qayyim dalam Al-Hady.

Ibnul Qayyim berkata: "Maksud orang yang mengatakan bahwa Nabi menggenggam tiga anak jarinya, ialah bahwa jari tengahnya digenggam, bukan dilepas sebagai telunjuk. Orang berkata: Nabi menggenggam dua anak jari, bahwa jari tengah tidak digenggam beserta jari manis. Hanya kelingking dan jari manis sama- sama digenggam, sedang jari tengah dilepaskan saja."

Mengingat keterangan-keterangan ini, nyatalah bahwa posisi jari-jari tangan kanan yang sebaik-baiknya diperbuat adalah secara yang diterangkan oleh Wa'il ibn Hujur.

Menurut sunnah, mendahulukan tasyahhud atas shalawat.

Membolehkan shalawat dahulu atas tasyahhud, ditolak. Karena menyalahi tartib (urutan) yang sudah diatur syara'. Kalau dibolehkan mendahulukan shalawat atas tasyahhud, berartilah boleh mendahulukan Al-Fatihah atas doa iftitah, atau mendahulukan surat atas Al-Fatihah. Ulama telah berijma' bahwa yang demikian itu tidak boleh, karena merusakkan tata tertib shalat yang diterima dari Rasul saw.

Dan menurut sunnah pula, tasyahhud ini dibaca secara sirr. Ibnu Mas'ud berkata: Di antara sunnah Nabi, ialah menyembunyikan tasyahhud. Perkataan Ibnu Mas'ud ini, diriwayatkan oleh Abu Daud.

Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy  Dalam Buku Koleksi Hadits-hadits Hukum-1 Sifat-sifat Shalat Masalah Berisyarat Dengan Telunjuk Dan Cara Meletakkan Tangan Di Atas Paha Ketika Tasyahhud