Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Apa Itu BRICS?

Apa yang dimaksud BRICS?

Apa yang dimaksud BRICS?

BRICS adalah singkatan dari kelompok negara-negara Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan. Istilah BRICS pertama kali digunakan pada tahun 2001 oleh ekonom Jim O'Neill dari Goldman Sachs dalam sebuah laporan yang menyoroti perkembangan ekonomi negara-negara ini dan potensinya sebagai kekuatan ekonomi global.

Latar Belakang BRICS

BRICS, singkatan dari Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan, memiliki sejarah yang dimulai pada awal abad ke-21. Berikut adalah gambaran umum mengenai sejarah BRICS:

  • Tahun 2001: Pada tahun 2001, ekonom Jim O'Neill dari Goldman Sachs mengemukakan istilah "BRIC" dalam sebuah laporan yang menggambarkan perkembangan ekonomi negara-negara Brasil, Rusia, India, dan Tiongkok serta potensi mereka sebagai kekuatan ekonomi global yang sedang naik daun.
  • Tahun 2006: Pada tahun 2006, menteri keuangan negara-negara BRIC mengadakan pertemuan di sela-sela Konferensi G20 di Melbourne, Australia. Pertemuan ini memulai dialog formal dan kerjasama antara negara-negara BRIC.
  • Tahun 2009: Pada tahun 2009, dalam menghadapi krisis keuangan global, negara-negara BRIC mengadakan pertemuan puncak pertama mereka di Yekaterinburg, Rusia. Pertemuan ini dihadiri oleh para pemimpin negara dan membahas isu-isu ekonomi global, reformasi lembaga keuangan internasional, dan kerjasama ekonomi antara negara-negara BRIC.
  • Tahun 2010: Pada tahun 2010, Afrika Selatan diundang untuk bergabung dengan kelompok, dan kelompok tersebut dikenal sebagai BRICS. Pertemuan puncak BRICS pertama dengan keanggotaan lengkap diadakan di Brasília, Brasil. Dalam pertemuan ini, deklarasi BRICS dikeluarkan, menekankan pentingnya kerjasama dalam berbagai bidang dan peningkatan peran negara-negara BRICS dalam tatanan dunia.
  • Tahun 2011-2020: Selama dekade berikutnya, BRICS mengadakan pertemuan puncak tahunan dan berbagai pertemuan tingkat tinggi dalam berbagai bidang, termasuk keuangan, perdagangan, energi, pertanian, sains dan teknologi, dan keamanan. BRICS juga meluncurkan inisiatif-inisiatif seperti Bank Pembangunan BRICS (NDB) dan Dana Cadangan BRICS (CRA) untuk memperkuat kerjasama keuangan dan investasi antara anggotanya.
  • Tahun 2021 dan seterusnya: BRICS terus berupaya untuk memperkuat kerjasama dan peran mereka dalam isu-isu global. Pertemuan puncak dan pertemuan tingkat tinggi dilakukan secara rutin untuk membahas berbagai isu, termasuk pandemi COVID-19, keamanan global, perdagangan, dan pembangunan berkelanjutan.
Seiring berjalannya waktu, BRICS telah berkembang menjadi sebuah forum penting bagi negara-negara ekonomi berkembang untuk memperkuat kerjasama dan mempengaruhi tatanan dunia. Negara-negara anggota BRICS berkomitmen untuk mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif, keadilan sosial, dan keamanan global yang berkelanjutan.

Kelompok BRICS merupakan sebuah forum untuk kerjasama antara negara-negara yang memiliki ekonomi berkembang pesat. Kelompok ini bertujuan untuk mempromosikan kerjasama ekonomi, politik, dan sosial antara anggotanya serta mewakili suara mereka dalam isu-isu global. Masing-masing negara anggota BRICS memiliki populasi yang besar dan ekonomi yang signifikan, dan mereka memainkan peran penting dalam ekonomi global.

Selama bertahun-tahun, BRICS telah mengadakan pertemuan puncak tahunan, di mana para pemimpin negara anggota berkumpul untuk membahas berbagai isu, termasuk pertumbuhan ekonomi, perdagangan, investasi, keamanan, dan kerjasama dalam bidang lainnya. Kelompok ini juga memiliki mekanisme kerja sama dalam berbagai sektor, seperti keuangan, energi, sains dan teknologi, pertanian, dan kebudayaan.

BRICS telah menjadi kekuatan penting dalam agenda ekonomi global dan juga dalam hal geopolitik. Negara-negara anggota BRICS saling mendukung di forum internasional seperti PBB dan G20, dan mereka berupaya untuk memperkuat peran mereka dalam sistem keuangan global, termasuk melalui pembentukan Bank Pembangunan BRICS dan Dana Cadangan BRICS.

Meskipun BRICS menghadapi berbagai tantangan dan perbedaan dalam hal ekonomi, politik, dan sistem pemerintahan, kelompok ini terus berupaya untuk memperkuat kerjasama dan mempengaruhi tatanan dunia dengan berbagai inisiatif dan proyek bersama.

Apa tujuan utama BRICS?

Tujuan utama BRICS adalah mempromosikan kerjasama yang erat antara negara-negara anggotanya dalam berbagai bidang, serta memperkuat peran dan pengaruh mereka dalam isu-isu global. Berikut adalah beberapa tujuan utama BRICS:

  • Kerjasama Ekonomi: BRICS bertujuan untuk memperkuat kerjasama ekonomi antara anggotanya. Ini melibatkan peningkatan perdagangan, investasi, dan kerjasama dalam sektor-sektor seperti keuangan, energi, pertanian, infrastruktur, dan sains dan teknologi. Negara-negara BRICS juga berupaya untuk memperluas akses pasar mereka, mengurangi hambatan perdagangan, dan mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
  • Peningkatan Keamanan dan Stabilitas: BRICS berusaha untuk meningkatkan keamanan dan stabilitas di tingkat regional dan global. Negara-negara anggotanya bekerja sama dalam isu-isu keamanan, seperti penanggulangan terorisme, kejahatan transnasional, dan proliferasi senjata. Mereka juga mendukung penyelesaian damai konflik-konflik internasional dan memperjuangkan prinsip-prinsip hukum internasional.
  • Reformasi Sistem Keuangan Global: BRICS berupaya untuk memperkuat peran dan representasi negara-negara berkembang dalam sistem keuangan global. Mereka mendukung reformasi lembaga-lembaga keuangan internasional seperti Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia agar lebih mencerminkan realitas ekonomi global saat ini dan memberikan suara yang lebih adil bagi negara-negara berkembang.
  • Kerjasama dalam Pembangunan Berkelanjutan: BRICS menekankan pentingnya kerjasama dalam pembangunan berkelanjutan. Negara-negara anggotanya bekerja sama dalam mengatasi tantangan lingkungan seperti perubahan iklim, pengurangan emisi gas rumah kaca, dan perlindungan lingkungan. Mereka juga berupaya meningkatkan akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan pengentasan kemiskinan.
  • Diplomasi Multilateral: BRICS berusaha untuk memainkan peran yang lebih aktif dalam diplomasi multilateral. Negara-negara anggotanya seringkali berkoordinasi dalam forum-forum internasional seperti PBB, G20, dan WTO, untuk menyuarakan posisi bersama dan mendorong solusi kolaboratif terhadap isu-isu global seperti perdagangan, keuangan, keamanan, dan pembangunan.
Melalui upaya ini, BRICS berharap dapat memperkuat posisi dan pengaruh negara-negara anggotanya dalam tatanan dunia serta meningkatkan kesejahteraan dan keberlanjutan ekonomi mereka.

Apakah BRICS membuat mata uang baru?

Tidak, BRICS tidak menciptakan mata uang baru bersama. Meskipun ada beberapa diskusi pada masa lalu tentang kemungkinan membentuk sebuah mata uang bersama untuk BRICS, tidak ada langkah konkret yang diambil untuk menggantikan mata uang nasional anggota dengan mata uang tunggal BRICS.

Namun, BRICS telah melakukan beberapa langkah dalam upaya untuk memperkuat kerjasama keuangan antara anggotanya. Pada tahun 2014, BRICS mendirikan Bank Pembangunan BRICS (New Development Bank/NDB) dengan tujuan memberikan pembiayaan untuk proyek-proyek infrastruktur dan pembangunan di negara-negara anggotanya. Bank ini berfungsi sebagai sumber alternatif pembiayaan yang dapat membantu mengurangi ketergantungan pada lembaga keuangan internasional yang sudah ada.

Selain itu, pada tahun 2015, BRICS juga meluncurkan Dana Cadangan BRICS (BRICS Contingent Reserve Arrangement/CRA), yang bertujuan untuk memberikan dukungan likuiditas dan mengurangi kerentanan ekonomi anggota dalam menghadapi krisis keuangan. Dana ini merupakan mekanisme keuangan saling membantu antara negara-negara BRICS.

Meskipun BRICS belum menciptakan mata uang bersama, langkah-langkah ini menunjukkan upaya untuk memperkuat kerjasama keuangan dan mengurangi ketergantungan pada sistem keuangan global yang sudah ada.

Siapa anggota BRICS?

Anggota BRICS adalah lima negara, yaitu:

  1. Brasil: Negara terbesar di Amerika Latin dan memiliki ekonomi terbesar kesembilan di dunia. Brasil memiliki sumber daya alam yang kaya, industri yang berkembang, dan populasi yang besar.
  2. Rusia: Merupakan negara terbesar di dunia secara luas geografis. Rusia memiliki ekonomi yang bergantung pada sumber daya alam seperti minyak, gas alam, dan logam. Negara ini juga memiliki pengaruh geopolitik yang signifikan.
  3. India: Negara dengan populasi terbesar kedua di dunia dan pertumbuhan ekonomi yang pesat. India merupakan pusat industri, teknologi, dan layanan. Negara ini memiliki sektor teknologi informasi yang maju dan sektor manufaktur yang berkembang.
  4. Tiongkok: Negara terpadat di dunia dan memiliki ekonomi terbesar kedua setelah Amerika Serikat. Tiongkok adalah produsen dan eksportir terkemuka dunia, serta memiliki industri manufaktur yang kuat dan investasi luar negeri yang signifikan.
  5. Afrika Selatan: Negara di ujung selatan Afrika dengan ekonomi terbesar kedua di benua itu. Afrika Selatan merupakan produsen dan eksportir komoditas seperti emas, platinum, dan berlian. Negara ini juga memiliki sektor keuangan, teknologi, dan pariwisata yang berkembang.
Kelima negara anggota BRICS ini mewakili kelompok ekonomi berkembang yang signifikan di dunia. Masing-masing negara memiliki potensi ekonomi, politik, dan sosial yang berbeda, dan mereka bekerja sama dalam BRICS untuk memperkuat pengaruh mereka dalam tatanan dunia.

Syarat menjadi anggota BRICS

Tidak ada syarat formal yang ditentukan secara eksplisit untuk menjadi anggota BRICS. Namun, ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam mempertimbangkan negara untuk menjadi anggota BRICS. Beberapa faktor tersebut meliputi:

  • Potensi Ekonomi: Negara yang ingin menjadi anggota BRICS harus memiliki potensi ekonomi yang signifikan. Ini mencakup ukuran ekonomi, pertumbuhan ekonomi yang kuat, diversifikasi sektor ekonomi, dan potensi investasi yang menarik.
  • Pengaruh Regional dan Global: Negara tersebut harus memiliki pengaruh regional dan global yang substansial dalam konteks geopolitik dan ekonomi. Hal ini mencakup kemampuan negara untuk mempengaruhi kebijakan regional dan internasional serta berkontribusi dalam isu-isu global.
  • Kestabilan Politik dan Keamanan: Kestabilan politik dan keamanan negara calon anggota juga menjadi faktor penting. BRICS ingin menjaga kelompoknya tetap stabil dan bekerja sama dalam isu-isu politik dan keamanan, sehingga negara yang ingin bergabung harus memiliki stabilitas politik yang kuat.
  • Komitmen terhadap Kerjasama: Negara tersebut harus menunjukkan komitmen yang kuat terhadap kerjasama dalam kerangka BRICS. Ini termasuk kemauan untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan kepentingan bersama dengan anggota lainnya, serta berkontribusi dalam berbagai inisiatif dan program yang dicanangkan oleh kelompok.
  • Potensi untuk Membantu Mencapai Tujuan BRICS: Negara calon anggota harus memiliki potensi untuk membantu mencapai tujuan BRICS, seperti memperkuat kerjasama ekonomi, meningkatkan stabilitas keuangan, mengatasi tantangan lingkungan, dan memperluas pengaruh kelompok dalam tatanan dunia.
Meskipun tidak ada kriteria yang ketat, proses untuk menjadi anggota BRICS melibatkan diskusi dan negosiasi antara negara anggota saat ini. Keputusan akhir untuk menerima negara baru sebagai anggota BRICS diambil melalui konsensus antara anggota-anggota yang ada.

Apakah rencana mata uang yang akan digunakan bersama oleh BRICS?

Hingga saat ini, BRICS tidak memiliki rencana untuk menggunakan mata uang bersama. Meskipun ada beberapa diskusi pada masa lalu tentang kemungkinan membentuk mata uang bersama untuk BRICS, tidak ada langkah konkret yang diambil untuk menggantikan mata uang nasional anggota dengan mata uang tunggal BRICS.

Masing-masing negara anggota BRICS tetap menggunakan mata uang nasionalnya sendiri, yaitu Real Brasil (BRL) untuk Brasil, Rubel Rusia (RUB) untuk Rusia, Rupee India (INR) untuk India, Yuan Tiongkok (CNY) untuk Tiongkok, dan Rand Afrika Selatan (ZAR) untuk Afrika Selatan.

Namun, penting untuk dicatat bahwa BRICS telah melakukan beberapa upaya untuk memperkuat kerjasama keuangan antara anggotanya. Pada tahun 2014, BRICS mendirikan Bank Pembangunan BRICS (New Development Bank/NDB) dan pada tahun 2015, mereka meluncurkan Dana Cadangan BRICS (BRICS Contingent Reserve Arrangement/CRA). Inisiatif-inisiatif ini bertujuan untuk memberikan pembiayaan proyek dan dukungan likuiditas dalam konteks kerjasama keuangan antara negara-negara BRICS.

Meskipun BRICS tidak memiliki rencana untuk menggunakan mata uang bersama saat ini, langkah-langkah tersebut menunjukkan upaya untuk memperkuat kerjasama keuangan dan mengurangi ketergantungan pada sistem keuangan global yang sudah ada.

Pada tahun 2018, BRICS melakukan pembicaraan tentang kemungkinan penggunaan mata uang digital yang berbasis pada teknologi blockchain untuk memfasilitasi perdagangan antara negara-negara anggotanya. Namun, belum ada kesepakatan resmi atau rencana konkret yang diumumkan terkait mata uang bersama BRICS.

Sementara itu, beberapa negara BRICS, seperti Tiongkok dan Rusia, telah menyatakan minat dalam mempelajari potensi penggunaan mata uang digital dan teknologi blockchain. Tiongkok telah membuat langkah signifikan dalam pengembangan mata uang digital negara mereka sendiri, yaitu Yuan Digital (e-RMB) yang sedang diuji coba dalam beberapa proyek dan wilayah tertentu. Rusia juga telah mencermati penggunaan teknologi blockchain dan mata uang digital.

Namun, penting untuk dicatat bahwa implementasi mata uang bersama atau mata uang digital BRICS masih merupakan isu yang kompleks dan memerlukan koordinasi yang intensif antara negara-negara anggota. Pertimbangan politik, teknis, dan ekonomi yang mendalam harus diperhatikan dalam memutuskan langkah semacam itu.

Saat ini, BRICS masih lebih fokus pada kerjasama ekonomi, keuangan, keamanan, dan isu-isu global lainnya yang telah disebutkan sebelumnya. Namun, perkembangan di bidang teknologi keuangan, termasuk mata uang digital, tetap menjadi topik yang menarik bagi negara-negara BRICS dan bisa saja menjadi area eksplorasi lebih lanjut di masa depan.