Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Nama Lain Dari Shalat Maghrib

Nama Lain Dari Shalat Maghrib

Mengapa Lebih Utama Menamakan Maghrib dengan Maghrib, Bukan dengan Isya'

Dalam agama Islam, shalat merupakan ibadah yang sangat penting. Setiap waktu shalat memiliki nama yang khusus dan bermakna. Namun, ada beberapa orang yang salah menyebut waktu shalat Maghrib dengan Isya'. Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan mengapa lebih utama menamakan waktu shalat Maghrib dengan Maghrib, bukan dengan Isya'. Mari kita simak penjelasannya.

Nama yang ditetapkan oleh Allah dan Rasulullah:

Nama-nama waktu shalat telah ditetapkan oleh Allah SWT dan diberitahukan oleh Rasulullah SAW. Dalam ajaran agama Islam, waktu shalat setelah matahari terbenam disebut Maghrib, bukan Isya'. Menamakan waktu shalat dengan nama yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasulullah adalah bentuk ketaatan dan mengikuti tuntunan yang benar.

Konsistensi dalam penggunaan istilah:

Penggunaan istilah yang konsisten dalam agama Islam adalah penting untuk menghindari kebingungan dan mempertahankan keutuhan ajaran agama. Menamakan waktu shalat setelah matahari terbenam dengan Maghrib, sesuai dengan tradisi Islam yang telah ada sejak zaman Rasulullah, mempertahankan konsistensi dan keutuhan dalam penggunaan istilah-istilah agama.

Menghormati dan menghargai sunnah Rasulullah:

Rasulullah SAW telah mengajarkan dan mencontohkan penamaan waktu shalat sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Dengan menamakan waktu shalat setelah matahari terbenam dengan Maghrib, kita menghormati dan menghargai sunnah Rasulullah serta mengikuti jejak beliau dalam menjalankan agama Islam.

Memperkuat pemahaman agama:

Penggunaan istilah yang benar dalam agama Islam, termasuk dalam penamaan waktu shalat, membantu memperkuat pemahaman kita tentang ajaran agama. Dengan menamakan waktu shalat setelah matahari terbenam dengan Maghrib, kita memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang tata cara ibadah dan tuntunan agama secara keseluruhan.

Menghindari kesalahan dalam pelaksanaan ibadah:

Penggunaan istilah yang benar dalam penamaan waktu shalat juga membantu menghindari kesalahan dalam pelaksanaan ibadah. Mengacu pada nama yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasulullah, yaitu Maghrib untuk waktu shalat setelah matahari terbenam, membantu kita menjalankan ibadah dengan benar sesuai dengan tuntunan agama.

DALIL LEBIH UTAMA MENAMAKAN MAGHRIB DENGAN MAGHRIB BUKAN DENGAN ISYA' 

338) Abdullah ibn Mughaffal ra. menerangkan:

اِنَّ النَّبِيَّ ﷺ قَالَ: لاَ يَغْلِبَنَّكُمُ الْأَعْرَابُ عَلَى اسْمِ صَلَاتِكُمُ الْمَغْرِبَ، قَالَ: وَالْأَعْرَابُ يَقُوْلُ الْعِشَاءُ 

"Bahwasanya Nabi saw. bersabda: Janganlah kamu di kalahkan oleh orang Arab Badui terhadap nama shalatmu, Maghrib. Orang Arab Baduwi menamakannya Isya'." (HR. Al-Bukhary dan Muslim; Al-Muntaga 1: 221)

SYARAH HADITS

Hadits (338), diriwayatkan oleh Ahmad, Al-Bukhary dan Muslim. Menyatakan, bahwa shalat Maghrib, harus dinamakan dengan Maghrib, jangan dengan Isya'.

Orang-orang Arab Baduwi menamakan shalat Maghrib dengan Isya'

Al-Hafizh mengatakan, "Rahasia kita dicegah menamakan Maghrib dengan Isya', sebagaimana orang-orang Arab Baduwi adalah karena menurut kebiasaan Isya' itu dimulai dari sejak hilang mega merah. Jika kita Isya' untuk Maghrib, tentulah orang memahamkannya, bahwa awal waktunya, sejak dari hilang mega merah."

An-Nawawy mengatakan, "Dimakruhkan, karena mengingat hadits ini menamakan Maghrib dengan Isya'. Penetapan ini tidak diperdebatkan para ulama." 

Hadits ini tegas menerangkan, bahwa shalat Maghrib harus dinamakan shalat Maghrib. Tidak diperbolehkan kita menamakannya dengan shalat Isya', walaupun menurut dasar bahasa, kata Isya' meliputi Maghrib (Isya' dalam pengertian bahasa, awal malam). Awal malam sejak dari terbenam matahari. Akan tetapi karena syara' menamakan shalat yang dikerjakan sesudah terbenam matahari, walaupun belum gelap malam, dengan Maghrib dan menamakan shalat yang di- kerjakan sesudah hilang mega merah, sudah gelap malarn dengan Isya', hendaklah kita menamakannya seperti itu."

Dalam kesimpulannya, menamakan waktu shalat setelah matahari terbenam dengan Maghrib, bukan dengan Isya', adalah lebih utama dan sesuai dengan ajaran agama Islam yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasulullah. Dengan menggunakan istilah yang benar, kita menjaga konsistensi dalam penggunaan istilah dan mempertahankan keutuhan ajaran agama. Selain itu, menamakan waktu shalat dengan Maghrib juga merupakan bentuk penghormatan terhadap sunnah Rasulullah dan membantu memperkuat pemahaman kita tentang ajaran agama Islam.

Oleh karena itu, penting bagi umat Muslim untuk mengenal dan menggunakan istilah yang benar dalam menamakan waktu shalat. Saat waktu shalat setelah matahari terbenam tiba, sebutlah dengan nama yang telah ditetapkan, yaitu Maghrib. Dengan demikian, kita menjaga kesakralan ibadah dan menjalankan agama sesuai dengan tuntunan yang telah diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya.

Dalam kehidupan sehari-hari, marilah kita berkomitmen untuk menggunakan istilah yang benar dalam beragama dan mengajarkannya kepada generasi selanjutnya. Dengan demikian, kita dapat memperkuat pemahaman agama dan menjaga keutuhan serta konsistensi dalam melaksanakan ibadah. Semoga Allah SWT memberikan petunjuk dan keberkahan kepada kita semua dalam menjalankan ajaran agama Islam dengan baik dan benar.

Referensi dari Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy Dalam Buku Koleksi Hadits-hadits Hukum-1 Bab Waktu-waktu Shalat Fardhu (Shalat Maktubah)