Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cara Melepas Ramadhan dan Menyambut Hari Raya dengan Penuh Kebahagiaan

Cara Melepas Ramadhan dan Menyambut Hari Raya dengan Penuh Kebahagiaan

cara melepas ramadlan dan menyambut hari raya

Apabila kita telah selesai dari mengerjakan puasa maka ha- dapilah hal-hal yang di bawah ini : 

  1. Allah memerintahkan kita mengakui kebesaran-Nya dengan mengucapkan "takbir" dengan gema yang memecahkan kesunyian dan mengemparkan syaithan-syaithan yang rajim. Ucapan takbir dimalam harinya, adalah suatu ucapan ibadah yang kita lakukan untuk melepaskan Ramadlan dan untuk menyambut kedatangan hari raya. 
  2. Allah memerintahkan kita menyukuri-Nya dengan bertahmid dan berdzikir.
  3. Allah memerintahkan kita memohonkan ampun dan beristighfar.
  4. Allah memerintahkan kita memberi (mengeluarkan). sadaqatul fithri (fithrah).
Ingatlah, bahwa istighfar menampakkan puasa, sadaqah fithrah menyucikan kita dari perkataan keji dan perbuatan yang tidak senonoh.

Tegasnya hendaklah kita melepaskan bulan Ramadlan dengan membawa besertanya berbagai-bagai rupa amalan yang shalih yang akan menjadi saksi di hadapan Allah, betapa kita melepaskan bulan Ramadlan?

Kita melepaskan bulan Ramadlan dengan seindah-indah Tahiyyah dan Salam.

Seorang ahli Syi'ir Arab bermaidah di kala melepaskan Ramadlan dengan sebuah syi'irnya yang diciptakan untuk menyambut upacara melepaskan Ramadlan, ujarnya:

سَلَامُ مِنَ الرَّحْمنِ كُلَّ أَوَانِ 
عَلَى خَيْرِ شَهْرٍ وَزَمَانِ
ِسَلَامٌ عَلىَ شَهْرِ الصَّوْم 
 فَإِنَّهُ أَمَانٌ مِنَ الرَّحْمَنِ 
لَِإفَنِيَتْ أَيَّامُكَ الْغُرُّبَعْتَةَ 
 فَمَا الْحُزْنُ مِنْ قَلْبِي عَلَيْكَ بِفَانِ 

"Mudah-mudahan Allah mencurahkan kesejahteraan di setiap waktu atas sebaik-baik bulan dan masa yang telah berlalu Kesejahteraan atas bulan puasa, karena puasa itu suatu keamanan dari Ar Rahman Yang Maha Tinggi. Walaupun hari-hari engkau, wahai bulan puasa, dibawa cepat oleh arus masa, namun rindu cintaku tetap bergelora di hatiku kepadamu."

Diriwayatkan dari Sayidina Ali bahwa beliau berseru di malam penghabisan di bulan Ramadlan dengan seruannya:

 يَا لَيْتَ شِعْرِى مَنْ هَذَا المُقْبُوْلُ فَنُهَنِّئُهُ، وَمَنْ هَذَا الْمَحْرُوْمُ فَنُعَزِّيْهِ 

"Dapatkah kiranya aku mengetahui, siapakah gerangan yang telah pasti diterima puasanya, supaya aku mengucapkan tahni'ah berbahagia ? Siapakah gerangan yang bernasib malang, supaya aku bersenangkan hatinya?"

Diriwayatkan dari Ibn Mas'ud bahwa beliau berseru di akhir Ramadlan:

َأَيُّهَا الْمَقْبُوْلُ هَنِيْئًا لَكَ أَيُّهَا الْمَرْدُوْدُ جَبَرَ اللهُ مُصِيْبَتَك 

"Wahai saudara-saudara yang telah diterima Allah puasanya, bersenang gembiralah engkau dan selamat berbahagialah engkau. Tetapi wahai orang yang ditolak amal puasanya, mudah-mudahan Allah akan menu- tup bencana yang telah menimpa engkau,"

Dan hendaklah kita melepaskan puasa itu dengan rasa cemas dan harap. Cemas karena takut tidak diterima puasa yang sudah kita kerjakan. Harap, mudah-mudahan Allah dengan limpah kurnia-Nya dapat menerimanya, walaupun puasa kita itu tidak sepertinya.

Menyambut Hari Raya dengan penuh kebahagiaan.

1.  Menjaga Keberlanjutan Amal di Bulan Syawal

Bulan Syawal, bulan setelah Ramadhan, adalah waktu yang penting untuk menjaga keberlanjutan amal yang sudah dilakukan selama Ramadhan. Setelah sebulan penuh melakukan ibadah seperti sholat, membaca Al-Quran, bersedekah, dan berbuat kebaikan, penting untuk tetap menjaga amal tersebut di bulan Syawal. 

Meskipun ibadah sunnah seperti tarawih telah berakhir setelah Ramadhan, kita masih bisa melanjutkan amal-amal sunnah lainnya seperti puasa enam hari di bulan Syawal, berzikir, dan berdoa. Dengan menjaga keberlanjutan amal di bulan Syawal, kita akan merasa terus dekat dengan Allah SWT dan menjaga keberkahan Ramadhan tetap ada dalam kehidupan kita.

2.  Bersilaturahmi dan Meminta Maaf

Hari Raya Idul Fitri juga merupakan waktu yang sangat tepat untuk bersilaturahmi dengan keluarga, sahabat, dan tetangga. Bersilaturahmi adalah salah satu tradisi yang telah diwariskan sejak zaman Nabi Muhammad SAW, di mana kita saling bermaafan dan memperkuat tali silaturahmi. Selama Ramadhan, kita mungkin telah sibuk dengan ibadah pribadi dan keluarga, sehingga Hari Raya Idul Fitri menjadi waktu yang tepat untuk mengunjungi sanak saudara yang jauh, bertemu dengan teman lama, atau mengunjungi tetangga. Selain bersilaturahmi, kita juga perlu meminta maaf kepada orang-orang yang mungkin telah kita sakiti selama setahun terakhir. Hal ini merupakan bagian penting dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri dengan hati yang bersih dan penuh kebahagiaan.

3.  Menyemarakkan Rumah dan Pakaian

Menyemarakkan rumah dan pakaian adalah salah satu cara untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri dengan penuh kebahagiaan. Setelah sebulan penuh menjalani ibadah puasa, kita bisa memeriahkan rumah dengan membersihkan dan menghiasnya. Kita bisa membersihkan rumah secara menyeluruh, menghiasnya dengan hiasan khas Idul Fitri seperti lampu hias, karangan bunga, dan ornamen khas Lebaran. Selain itu, kita juga bisa menyemarakkan pakaian dengan memilih busana yang indah dan berseri untuk dikenakan saat Hari Raya. Pakaian baru atau pakaian yang telah disimpan khusus untuk Hari Raya juga bisa menjadi simbol kebahagiaan dan kesegaran dalam menyambut moment spesial ini.

4.  Berbagi Kebaikan dengan Orang Lain

Salah satu cara yang paling bermakna untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri adalah dengan berbagi kebaikan kepada orang lain. Setelah sebulan penuh berpuasa dan beribadah, kita bisa menggunakan momentum Hari Raya untuk melakukan amal dan bersedekah kepada yang membutuhkan. Kita bisa memberikan sedekah kepada fakir miskin, yatim piatu, atau kaum duafa sebagai bentuk kepedulian dan solidaritas sosial. Selain itu, kita juga bisa berbagi makanan lezat kepada tetangga, teman, dan keluarga sebagai tanda kasih sayang dan persaudaraan. Dengan berbagi kebaikan, kita akan merasa bahagia dan berkah dalam menyambut Hari Raya.

4.  Menghadiri Shalat Idul Fitri dan Merayakan dengan Khidmat

Shalat Idul Fitri merupakan salah satu ritual penting dalam menyambut Hari Raya. Umat Muslim di seluruh dunia biasanya menghadiri shalat Idul Fitri bersama-sama di masjid atau tempat ibadah lainnya. Shalat Idul Fitri adalah waktu untuk bersyukur atas nikmat Ramadhan yang telah diberikan oleh Allah SWT dan memohon ampunan serta ridha-Nya. Setelah shalat, kita bisa saling mengucapkan "Selamat Hari Raya" atau "Eid Mubarak" kepada sesama umat Muslim sebagai tanda kebahagiaan dan persaudaraan. Setelah itu, kita bisa merayakan Hari Raya dengan khidmat bersama keluarga dan teman dekat, menjalani tradisi-tradisi khas Idul Fitri, dan merasakan sukacita dalam momen ini.

5.  Menghindari Kemaksiatan dan Menjaga Kebaikan Setelah Hari Raya

Setelah Hari Raya Idul Fitri, penting bagi kita untuk tetap menjaga kebaikan dan menghindari kemaksiatan. Ramadhan adalah bulan di mana kita berusaha meningkatkan kualitas ibadah dan menghindari dosa. Oleh karena itu, setelah Hari Raya, kita harus tetap menjaga amalan yang sudah kita lakukan selama Ramadhan, seperti menerapkan akhlak yang baik, menghindari ghibah (menggosip), memperhatikan hak-hak sesama, dan menjaga ketaatan kepada Allah SWT. Dengan menjaga kebaikan dan menghindari kemaksiatan setelah Hari Raya, kita akan mempertahankan keberkahan Ramadhan dalam kehidupan sehari-hari kita.

Kesimpulan

Melepas Ramadhan dan menyambut Hari Raya Idul Fitri adalah momen yang penuh kebahagiaan bagi umat Muslim di seluruh dunia. Dalam merayakan Hari Raya, kita bisa menjaga keberlanjutan amal ibadah, bersilaturahmi dan meminta maaf kepada orang lain.