Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Adab-adab qiyamullail

macam macam qiyamul lail

Adab-adab qiyamullail

Disunatkan bagi orang-orang yang hendak qiyamullail, memenuhi adab-adab ini: 

1. Berniat di waktu tidur akan mengerjakan qiyamullail.

Diriwayatkan oleh An Nasa-i dan Ibnu Majah dengan sanad yang shahih dari Abud Darda', bahwa Nabi SAW. bersabda:

 مَنْ أَتَى فِرَاشَهُ وَهُوَ يَنْوِى اَنْ يَقُوْمَ فَيُصَلِّي مِنَ اللَّيْلِ فَغَلَبَتْهُ عَيْنَهُ حَتَّے يُصْبِحَ ، كُتِبَ لَهُ مَا نَوَى وَكَانَ نَوْمُهُ صَدَقَةً عَلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ 

"Barangsiapa pergi ke tempat tidur, sedang dia berniat akan qiyamul- lail, lalu dia dikalahkan matanya, sehingga pagi hari, ditulislah baginya apa yang telah diniatkan. Dan itu merupakan shadaqah dari Tuhannya,"

2. Menyapu muka di waktu bangun tidur, bersugi, memandang kelangit, lalu membaca do'a yang telah diterima dari Rasul, (yaitu yang disebutkan dalam beberapa sunat di sekitar tahajjud).

3. Membuka shalatnya dengan dua raka'at yang ringan. 

4. Membangunkan keluarganya. Diriwayatkan oleh Abu Daud dengan sanad yang shahih dari Abu Hurairah, bahwa Nabi SAW bersabda :

رَحِمَ اللهُ اِمْرَأً أَقَامَ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّى وَأَيْقَظَ إِمْرَأَتَهُ فَإِنْ أَبَتْ نَضَحَ فِي وَجْهِهَا الْمَاءَ. رَحِمَ اللهُ امْرَأَةً قَامَتْ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّتْ وَأَيَعْظَتْ زَوْجَهَا فَإِنْ أَبَى نَضَحَتْ فِي وَجْهِهِ الْمَاءَ

"Mudah-mudahan Allah merahmati manusia yang berdiri di malam hari, lalu shalat dan membangunkan isterinya. Dan jika isterinya enggan, hendaklah disiramkan air atas mukanya. Mudah-mudahan Allah me rahmati wanita yang bangun di malam hari dan bershalat serta mem- bangunkan suaminya. Jika ia enggan, disiram air kemukanya."

Diriwayatkan oleh Abu Daud dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW. bersabda:

إِذَا أَيْقَظَ الرَّجُلُ أَهْلَهُ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّيَا أَوَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ جَمِيْعًا كُتِبَ فِي الذَّاكِرِيْنَ وَالذَّاكِرَاتِ 

"Apabila seseorang lelaki membangunkan isterinya, lalu shalat keduanya dua raka'at bersama-sama, niscaya ditulislah mereka dalam golongan orang-orang yang menyebut Allah."

Diriwayatkan oleh Bukhari dari Ummu Salamah, bahwa Nabi SAW. bangun pada suatu malam lalu berkata:

 سُبْحَانَ اللَّهِ مَا أُنْزِلَ اللَّيْلَةَ مِنَ الْفِتْنَةِ مَاذَا أُنْزِلَ مِنَ الْخَزَائِنِ ، مَنْ يُوْقِظُ صَوَاحِبَ الْحُجُرَاتِ ؟ يَا رُبَّ كَاسِيَةٍ فِي الدُّنْيَا عَارِيَةٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ 

"Maha suci Allah, fitnah apakah yang diturunkan pada malam ini? Perbendaharaan apakah yang diturunkan pada malam ini? Siapakah yang membangunkan para isteri? Berapa banyak orang yang berpakaian di dunia, telanjang di akhirat."

Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Ali, bahwa Nabi SAW. datang pada suatu malam ke rumah Ali, serta membangunkan Ali dan Fathimah dari tidur dan berkatalah Rasulullah SAW:

أَلَا تُصَلِّبَانِ ؟ قَالَ ، فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنْفُسَنَا بِيَدِ اللَّهِ فَإِنْ شَاءَ أَن  يَبْعَثَنَا فَانْصَرَفَ حِينَ قُلْتُ ذَلِكَ . ثُمَّ سَمِعْتُهُ وَهُوَ مَوْلي يَضْرِبُ فَخِذَهُ وَهُوَ يَقُوْلُ، وَكَانَ الْإِنْسَانُ اكْثَرَ شَيْءٍ جَدَلًا

"Apakah kamu tidak shalat? Ali menjawab: "Ya Rasulullah, diri kami berada di tangan Allah, jika Allah menghendaki bangun kami, niscaya Allah membangunkan kami. Maka Nabipun pulang di ketika aku berkata demikian. Kemudian aku mendengar Nabi berkata sambil membelakangiku dengan memukul pahanya: "Manusia memang banyak benar debatannya."

5. Hendaklah dihentikan shalat dan pergi tidur kembali bila ngantuk kembali sampai hilang ngantuk itu. Berkata Anas..

دَخَلَ رَسُولُ اللهِ المَسْجِدَ وَحَبْلٌ مَمْدُوْدٌ بَيْنَ سَارِيَتَيْنِ فَقَالَ، مَا هَذَا ؟ قَالُوا لِزَيْنَبَ تُصَلِّي فَإِذَا كَسَلَتْ أَوْ فَتَرَتْ أَمْسَكَتْ بِهِ فَقَالَ حُلُّوْهُ لِيُصَلِّ أَحَدُكُمْ نَشَاطَهُ فَإِذَا كَسَلَ أَوْ فَتَرَ فَلْيَرْقُدْ 

"Rasulullah masuk ke dalam mesjid dan melihat tali yang terbentang antara dua tiang, lalu Nabi bertanya: "Tali apakah ini?" Para Shahabat menjawab: "Tali ini kepunyaan Zainab." Bila ia shalat dan merasa capek, ia berpegang kepada tali itu." Maka bersabdalah Nabi: "Lepaskanlah tali itu. Hendaklah seseorang kamu shalat sebanyak yang dikerjakan dengan tangkas. Bila ia merasa malas dan letih, hendaklah tidur dahulu." (H.R. Bukhari dan Muslim). 

Diriwayatkan oleh Bukhari dari 'Aisyah, bahwa Nabi bersabda:

 إِذَا قَامَ أَحَدُكُمْ مِنَ اللَّيْلِ فَاسْتَعْجِمَ الْقُرْآنُ عَلَى لِسَانِهِ فَلَمْ يَدْرِ مَا يَقُولُ فَلْيَضْطَجِعْ 

"Apabila seseorang kamu bangun di malam hari lalu sukar membaca Al Qur-an, tak tahu dia apa yang dibacakan, maka hendaklah ia tidur kembali."

6. Jangan menyusahkan diri, tapi mengerjakan sekedar sanggup dan jangan ditinggalkan tanpa darurat. Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari 'Aisyah, ujarnya:

  قَالَ رَسُولُ اللهِ خُذُوْا مِنَ الْأَعْمَالِ مَا تُطِيقُونَ ، فَوَاللَّهِ لَايَمَلُّ اللهُ حَتَّى تَمَلُّوْا

"Bersabda Rasulullah SAW: "Ambillah dari amal ibadat itu, apa yang sanggup kamu kerjakan dengan mudah. Demi Allah, Allah tiada jemu, sehingga kamu sendiri yang jemu (Allah tiada memutuskan pahalanya, sehingga kamu menghentikan ibadatmu)."

Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari 'Aisyah, bahwa pernah ditanyakan kepada Rasulullah SAW. tentang amal yang paling disukai Allah, maka Rasulullah menjawab:

َّأَدْوَمُهُ وَإِِنْ قَل

"Yang paling kekal dikerjakan walaupun sedikit."

Diriwayatkan oleh Al Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Umar RA. ujarnya: 

قَالَ رَسُولُ اللهِ ، يَا عَبْدَ اللهِ لَا تَكُن مِثْلَ فَلَانٍ كَانَ يَقومُ اللَّيْلَ فتَرَكَ قِيَامَ الَّليْلِ 

"Bersabda Rasulullah SAW: "Hai Abdullah, janganlah engkau berlaku seperti si Polan. Dia mula-mula berqiam di malam hari, kemudian dia tinggalkan qiyamullail itu."

Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Ibn Mas'ud ujar- nya: "Pernah ditanyakan kepada Nabi tentang orang lelaki yang tidur sepanjang malam, maka Nabi bersabda.:

ِذَاكَ رَجُلٌ بَالَ الشَّيْطَانُ فِي أُذُنَيْه 

"Itulah orang yang syaithan telah berkemis di dua telinganya."

Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Salim, bahwasanya Nabi SAW. berkata terhadap Abdullah ibn Umar (ayah Salim) ujarnya:

نِعْمَ الرَّجُلُ عَبْدَ اللهِ لَوْ كَانَ يُصَلِّى مِنَ اللَّيْلِ

 "Sebaik-baik orang, ialah Abdullah andaikata ia shalat di malam hari." Salim berkata: "Adalah Abdullah sesudah itu tiada tidur di malam hari, kecuali sedikit saja."

Referensi dari buku Pedoman Puasa Tulisan Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy