Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hikmah disembunyikan malam al qadar

Hikmah disembunyikan malam al qadar

Hikmah disembunyikan malam al qadar

Para Ulama menerangkan bahwa hikmah disembunyikannya. malam al qadar, tidak ditegaskan malamnya, ialah supaya kita berusaha mencaharinya, meningkatkan ibadat di segala malam, membanyakkan do'a semoga memperolehnya, sebagaimana yang dilakukan oleh Salaf kita yang Shalih.

Para Salaf berkata: Allah menyembunyikan beberapa urusan agama, karena ada beberapa hikmah: 

  1. Allah menyembunyikan lailatul qadar dalam beberapa malam, supaya kita menghidupkan semua malam itu. 
  2. Allah menyembunyikan sa'at ijabah di hari Jum'at supaya kita berdo'a sepanjang hari.
  3. Allah menyembunyikan shalat wustha dalam shalat lima, supaya kita memelihara kesemuanya. 
  4. Allah menyembunyikan "isim" A'dham di antara nama-namaNya, supaya kita menyeru-Nya dengan nama-nama itu.
  5. Allah menyembunyikan mana tha'at yang mendapat penuh keridlaan-Nya supaya kita mengerjakan semua tha'at dengan sepenuh hati. 
  6. Allah menyembunyikan mana ma'siat yang sangat dimarahi supaya kita menghentikan semua ma'siat itu. 
  7. Allah menyembunyikan siapa yang menjadi wali di antara para mu'min, supaya kita berbaik sangka terhadap sesama mu'min.
  8. Allah menyembunyikan masa kedatangan kiamat, supaya kita selalu siap siaga. 
  9. Allah menyembunyikan ajal manusia, supaya kita selalu dalam persiapan.
As Sawi berkata: Mengingat ini, maka pahala lailatul qadar diperoleh oleh orang yang mengerjakan Shalatul qiyam walaupun dia tidak mengetahui bahwa malam itu malam al qadar. Orang yang mengetahuinya tentu lebih sempurna.

Keutamaan ibadah di malam al qadar

Diriwayatkan oleh Al Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah bahwa Nabi SAW. bersabda:

مَنْ قَامَ لَيْلَةُ الْقَدْرِ إيْمَانَا وَاحْتِسَابًا غُفِرَلَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ 

"Barangsiapa mengerjakan ibadat di malam lailatul qadar karena imannya kepada Allah dan karena mengharapkan keridlaan-Nya, niscaya diampunilah dosa yang telah lalu."

Anas Ibn Malik berkata: "Masuklah bulan Ramadlan, maka bersabdalah Rasulullah SAW.: 

َإِنَّ هَذَا الشَّهْرَ قَدْ حَضَرَكُمْ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِم خَيْرُهَا فَقَدْ حُرِمَ الْخَيْرُ كُلَّهُ وَلَمْ يُحْرَمْ خَيْرُهَا إِِلَّا مَحْرُوْمٌ 

"Sesungguhnya bulan ini telah hadir di hadapanmu di dalamnya ada- suatu malam yang lebih baik dari 1000 bulan. Barangsiapa tiada diberikan kebajikan malam itu kepadanya, maka ia sungguh diharamkan atas seluruh kebaikan. Dan tidak diharamkan kebaikan, melainkan kepada orang yang tidak diberikan apa-apa." (H.R. Ibn Majah). 

Diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah, Nabi bersabda:

مَنْ يَقُمْ لَيْلَةَ الْقَدْرِ يُوَافِقُهَا إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ 

"Barangsiapa berdiri pada malam al qadar lalu bertepatan dengan lailatul qadar, karena imannya pada Allah dan karena mengharap pahala dan keridhaan-Nya, diampuni dosanya yang telah lalu."

Diriwayatkan oleh Ahmad dari Ubadah Ibn Shamit:

 أَخْبَرَنَا رَسُولُ اللهِ عَنْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ قَالَ هِيَ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ فِي الْعشْرِ الْأَوَاخِرِ لَيْلَةَ إِحْدَى وَعِشْرِينَ أَوْ ثَلَاثٍ وَعِشْرِينَ أَوْ خَمْسٍ وَعِشْرِينَ أَوْ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ أَوْتِسْعٍ وَعِشْرِينَ أَوَاخِرِ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ . مَنْ قَامَهَا أَيْمَانََا وَاحْتِسَابًا غُفِرَلَهُ مِنْ ذَنْبِهِ مَا تَقَدَّمَ وَمَا تَأَخَّرَ 

"Rasulullah mengkhabarkan kepada kami tentang lailatul qadar. Beliau berkata: "Dia di dalam bulan Ramadlan, di puluhan yang akhir, malam 21, atau malam 23, atau malam 25, atau malam 27, atau malam 29, atau di akhir malam bulan Ramadlan. Barangsiapa mengerjakan qiyam pada malam itu karena imannya kepada Allah dan karena mengharap keridhaan-Nya, niscaya diampunilah dosanya yang telah lalu dan dosa yang akan datang.

Berdasarkan buku Pedoman Puasa Tulisan Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy