Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

AMALAN KEBAJIKAN DI BULAN RAMADAN

AMALAN KEBAJIKAN DI BULAN RAMADLAN

AMALAN-AMALAN KEBAJIKAN DI BULAN RAMADLAN (IBADAT-IBADAT ISTIMEWA YANG ADA PERPAUTANNYA DENGAN PUASA)

Banyak amalan kebajikan (ibadat istimewa) yang seyogianya kita lakukan di bulan Ramadlan, bulan yang penuh kebaikan. Amalan-amalan itu, ialah:

  1. Al Jud.
  2. Membanyakkan tilawatil Qur-an dan mentadaruskannya. 
  3. Mengerjakan shalat qiyam (shalat tarawih atau qiyam Ramadlan).
  4. Mengerjakan umrah.
  5. Mengeluarkan shadakah fithrah. 
  6. Mengerjakan shalat 'Idul Fithri.
I. AL-JUD.

Ta'rif (Pengertian) Al Jud

Jud, bermakna: banyak pemberian, banyak bersedekah, dan banyak berihsan kepada fakir miskin baik di bulan Ramadlan, maupun di bulan lain.

Jud, adalah merupakan salah satu ibadat yang sangat disukai di bulan Ramadlan, untuk membantu para fakir miskin, anak-yatim dan orang-orang yang membutuhkan padanya.

Allah SWT. disifatkan dengan jud, dinamai "jawad" karena sangat banyak pemberian-Nya dan Maha luas anugerahnya.

Diriwayatkan oleh At Turmudzi dari Sa'id ibn Abi Waqash, bahwa Rasulullah bersabda:

إِنَّ اللهَ جَوَادٌ يُحِبُّ الجُوْدَ , كَرِيْمٌ يُحِبُّ الكَرَمَ 

. "Sesungguhnya Allah sangat banyak pemberian-Nya, menyukai banyak pemberian, lagi Maha Pemurah, menyukai kemurahan tangan."

Maka hendaklah kita lebih bermurah tangan di bulan Ramadan terhadap orang-orang papa dan orang-orang keputusan, sangatlah disukai kita membanyakkan shadakah kepada fakir miskin dalam bulan puasa, istimewa shadakah jariah (wakaf).

Kemurahan tangan Rasulullah di bulan Ramadan 

Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, dari Ibnu Abbas, ujarnya

كَانَ النَّبِيُّ صلعم أجودَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدَ مَا يَكُونَ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ فَلَرَسُولُ اللَّهِ حِينَ يَلْقَاءُ جِبْرِيلُ أَجودُ بِالْخَيْرِ مِنَ الرِّيْحِ المُرْسَلَةِ لَا يَسْأَلُ عَنْ شَيْءٍ إِلَّا أَعْطَاهُ

"Adalah Nabi SAW. orang yang paling murah tangannya dan beliau paling bermurah tangan di bulan Ramadlan, ketika Jibril mendatanginya untuk memudarasahkan Al Qur-an (mendengar bacaan Al Qur-an dari Nabi dan membaca Al Qur-an untuk didengar Nabi apa yang telah Nabi bacakan). Maka sungguhlah Rasulullah ketika didatangi Jibril, lebih cepat memberikan sesuatu, melebihi kecepatan angin berhembus, tidak dimintakan sesuatu kepadanya (dalam bulan Ramadlan) melainkan diberikannya."

Kemudian hendaklah diketahui, bahwa kemurahan tangan Rasulullah SAW. adalah melebihi dan mengatasi kemurahan segala anak Adam. Beliau adalah orang yang paling murah tangan dari segala anak Adam. Kemurahan hati beliau tidak terbatas pada harta saja, tetapi melengkapi segala bidang dan lapangan. Beliau murah dalam memberikan ilmunya, memberikan hartanya, memberikan jiwanya untuk Allah dalam mendhahirkan agama Allah. 

Beliau memberikan petunjuk-petunjuk Allah serta menyampaikan manfaat kepada manusia, baik dengan jalan memberi makan kepada orang yang lapar, baik dengan jalan memberi pelajaran kepada orang yang jahil, baik dengan jalan menyelesaikan segala rupa keperluan mereka, maupun dengan menanggung bebanan mereka.

Beliau terus menerus berperangai demikian sejak dari kecilnya. Setelah beliau diangkat menjadi Rasul, perangai-perangai inipun bertambah dan meningkat, tidak ada tandingannya. Diriwayatkan oleh Al Bukhari dan Muslim dari Anas, ujarnya:

كَانَ رَسُولُ اللهِ صلعم أَحْسَنَ النَّاسِ وَأَشْجَعَ النَّاسِ وَأَجُودَ النَّاسِ 

"Adalah Rasulullah SAW. sebaik-baik manusia, seberani-berani manusia dan semurah-murah tangan dari antara manusia."

Di dalam Shahih Muslim disebutkan, bahwa Rasulullah SAW. pernah memberikan kepada orang peminta-minta sekumpulan kambing yang bukan sedikit jumlahnya yang memenuhi lembah antara dua bukit. Di ketika ia (orang yang menerima pemberian) itu kembali kepada kaumnya, ia berseru: "Wahai kaumku, Islamlah kamu, Muhammad memberikan pemberian orang yang tidak takut papa."

Diberitakan oleh Jumhur Shahabat, bahwa pernah seorang menghadiahkan selimut kepada Rasulullah, lalu beliau memakainya. Kebetulan juga beliau sangat berhajat kepada selimut. Seorang lelaki meminta selimut tersebut. Maka Nabipun memberikan selimut itu kepada lelaki itu. Kita mengetahui bahwa tidak pernah Rasulullah SAW. menolak permintaan seseorang yang memajukan permintaan kepadanya.

Beliau bermurah tangan itu karena Allah semata-mata dan untuk mencari keridlaan Allah yang Rahman Rahim. Beliau mengeluarkan harta, adakala dengan memberikannya kepada orang yang berhajat, adakala dengan menafkahkannya di jalan Allah- dan adakala untuk menjinakkan hati (mencari minat) manusia kepada Islam. Beliau sangat mengutamakan kepentingan umum, atas kepentingan dirinya, ahli dan anaknya sendiri. Kemurahan beliau di bulan Ramadlan, sungguh berlipat ganda, melebihi di bulan-bulan yang lain, sebagaimana kemurahan dan anugerah Allah bertambah-tambah, berganda-ganda pada bulan nikmat ini.

Sebelum rasul diangkat menjadi Rasul, beliau berkhalwat di guha Hira' sebulan dalam setahun. Beliau memberikan makanan kepada fakir miskin yang datang kepadanya.

Sesudah beliau menjadi Rasul, maka kemurahan tangan beliau makin berganda-ganda dalam bulan ini, bulan beliau diangkat menjadi Rasul Khaliq, bulan Tuhan memberikan kepadanya, nikmat-nikmat yang tak ada bandingannya, yakni nikmat kerasulan. Dalam bulan inilah Jibril tetap datang kepadanya memudarasahkan Al Qur-an besertanya.

Sebab-sebab Rasulullah bermurah tangan di bulan Ramadan

Apakah sebabnya maka kemurahan tangan dan hati Rasulullah berlipat ganda dalam bulan ini?

Sebab-sebab beliau bermurah tangan di bulan Ramadlan, ialah: 

1. Karena bulan ini semulia-mulia bulan dan pahala amal di dalamnya dilipat gandakan. Diriwayatkan oleh At Turmudzi dari Anas, bahwa Rasulullah bersabda:

أَفْضَلُ الصَّدَقَةِ ، صَدَقَةٌ فِي رَمَضَانَ 

"Seutama-utama sedekah, ialah sedekah di bulan Ramadan." 

2. Untuk mewujudkan pertolongan kepada orang yang berpuasa, beribadat malam dan berdzikir, buat memudahkan mereka melaksanakan taat itu. Karena itu, orang yang memberikan sedekah, memperoleh pahala seperti yang diperoleh orang yang berbuat taat itu sendiri.

Diriwayatkan oleh Ahmad dari Zaid ibn Khalid, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ فَطَّرَصَائِمََا فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنقُصَ مِنْ أَجْرِ الصَّائِم شَيْءٌ

"Barangsiapa memberikan makanan berbuka kepada seseorang yang berpuasa, niscaya dia memperoleh pahala sebagai yang diperoleh oleh orang yang berpuasa itu dengan tidak kurang sedikitpun."

3. Karena bulan Ramadlan bulan Allah bermurah tangan (memberikan kurnia-Nya) kepada hamba-hambaNya, Tuhan memberikan kemerdekaan dari azab neraka, istimewa di malam al qadar. Allah mengasihi hamba-hambaNya yang mempunyai belas kasihan terhadap hamba-hambaNya.

Diriwayatkan oleh Al Bukhari dan Muslim dari Usamah Ibn Zaid dan Ath Thabrani dari Jarir, bahwa Rasulullah SAW. bersabda:

 إِِنَّمَا يَرْحَمُ اللهُ مِنْ عِبَادِهِ الرَّحَمَاءَ

"Hanyasanya Allah merahmati akan hambaNya yang rahim-rahim saja.

4. Karena mengumpulkan antara puasa dan sedekah, adalah pekerjaan yang mewajibkan syorga. Diriwayatkan dari Ahmad dari Ali, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّ فِي الْجَنَّةِ غُرَفًا يُرَى ظُهُوْرُهَا مِنْ بُطُونِهَا . وَبُطُونُهَا مِنْ ظُهُورِهَا قَالُوا لِمَنْ هِيَ يَا رَسُولَ اللهِ ؟ قَالَ لِمَنْ طَيَّبَ الْكَلَامَ . وَأَطْعَمَ الطَّعَامَ وَاَدَامَ الصِيَامَ وَصَلَّى بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نَيَّامٌ
"Bahwasanya di dalam sorga ada beberapa bilik yang dapat dilihat punggungnya dari perutnya, dapat dilihat perutnya dari punggungnya Bertanya para shahabat: "Untuk siapakah bilik itu, ya Rasulullah?" Jawab Rasulullah: "Untuk orang-orang yang mewangikan tutur katanya, memberi makan kepada fakir miskin, mengekalkan puasa dan bershalat malam di kala manusia dalam keadaan tidur."

Pekerjaan-pekerjaan yang tersebut ini terdapat di bulan Ramadlan. Berkumpul di dalamnya, buat orang-orang mukmin: puasa, shalat malam, shadaqah dan perkataan yang bagus dan terhindar dari perkataan yang sia-sia.

Puasa, shalat dan shadaqah menyampaikan orang yang mengerjakannya ke dalam sorga (kepada Allah). 

Kata sebahagian Ulama Salaf: 

الصَّلَاةُ تُوَصِلُ صَاحِبَهَا إِلَى نِصْفِ الطَّرِيقِ ، وَالصِّيَامُ يُوصِلُهُ إِلَى بَابِ المَلِكِ ، وَالصَّدَقَةُ تَأْخُذُ بِيَدِهِ فَتُدْخِلُهُ عَلَى الْمَلِكِ 

"Shalat itu menyampaikan seseorang kepada setengah (separoh) jalan, Puasa menyampaikannya ke pintu Raja; sedangkan sedekah menuntun orang itu dalam membawa masuk kepada Raja (Allah)."

5. Karena mengumpulkan antara puasa dan sedekah lebih dapat menutupi kesalahan, memelihara diri dari jahannam, istimewa jika ditambah lagi dengan shalat malam. Diriwayatkan oleh At Turmudzi dari Mu'az, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

الصِّيَامُ جُنَّةٌ وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيئَةَ كَمَا يُطْفِيُ المَاءُ النَّارَ 
"Puasa ini setamsil perisai, sedangkan sedekah itu memadamkan kesalahan seperti air memadamkan api." 

Rasulullah SAW. memerintahkan kita supaya memelihara diri dari api neraka, walaupun dengan bersedekah sebiji korma.

Diriwayatkan oleh Abu Ya'la dan Al Bazzar, dari Abu Bakar Ash Shiddieq, bahwa Rasulullah SAW. berkata:

اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ

"Peliharalah dirimu dari api neraka, walaupun dengan sebelah biji anak korma"

Kata Abu Darda":

صَلُّوا في ظُلَمَةِ الَّليْلِ رَكَعَتَيْنِ لِظُلُمَةِ الْقُبُورِ صُومُوا يَوْمًا شَدِيدَ الْحَرِِّ لِحَرِّ يَوْمِ النُّشُوْرِ . تَصَدَّقُوا بِصَدَقَةٍ لِشَرِّيَوْمٍ عَسِيرٍ 

. "Bershalatlah kamu dalam kegelapan malam dua raka'at, untuk menentang kegelapan kubur. Berpuasalah kamu di hari yang sangat panas, untuk menentang kepanasan di hari bangkit (mahsyar). Dan bersedekahlah kamu dengan sesuatu sedekah untuk melawan kesukaran hari kiamat yang menyukarkan."

6. Karena mengingat bahwa di dalam kita berpuasa itu ada terjadi kecederaan dan kekurangan. Puasa yang menutupi dosa, ialah puasa yang terpelihara daripada segala yang diperintahkan Allah kita memelihara diri dari padanya.

Puasa umum manusia tidak dapat dipelihara dengan sempurna. Maka sedekah yang kita berikan di dalam bulan puasa, adalah untuk menempelkan kebocoran-kebocoran, kekurangan-kekurangan puasa kita itu. Lantaran inilah maka Allah mewajibkan kepada kita memberikan zakat fitrah, di akhir bulan Ramadlan yang mulia, untuk mensucikan orang-orang yang berpuasa dari perkataan yang sia-sia dan pekerjaan-pekerjaan yang keji yang telah mereka lakukan.

7. Karena orang-orang yang berpuasa meninggalkan makan dan minumnya karena Allah. Maka apabila ia menolong orang-orang yang berpuasa dengan memberi makanan dan minuman, serupalah keadaannya dengan orang yang mengutamakan orang lain atas dirinya. Lantaran inilah, disyari'atkan kita memberikan makanan di kala berbuka kepada orang-orang yang dlaif dan fakir serta mengajaknya makan bersama-sama.

Dimajukan suatu pertanyaan kepada Ulama Salaf: 

 لمَ شُرعَ الصِّيَامُ ؟ قَالَ : لِيَذُوْقَ الغَنِيُّ طَعْمَ الجُوعِ فَلَا يَنْسَى الْجَائِعَ 

"Mengapakah disyari'atkan puasa atas diri kita? Dia menjawab: "Supaya orang-orang kayapun menderita rasa kelaparan agar jangan melupakan nasib peruntungan orang-orang yang lapar." 

Selain dari faedah yang tersebut ada lagi beberapa faedah yang lain.

Kata Asy Syafi'iy: Aku amat menyukai umat Islam, supaya melipat gandakan kemurahan tangannya dalam puasa, karena beberapa sebab:

Pertama: Meneladani Rasulullah SAW. 

Kedua   : Memenuhi hajat manusia dan

Ketiga   : Untuk memenuhi keperluan manusia yang karena berbimbang memelihara puasa dan shalat, tak dapat berusaha dengan sempurna.

Sikap-sikap para salaf dalam memberi pertolongan dan jaminan kepada fakir miskin

Kebanyakan para Salaf dalam memberikan pertolongan yang berbagai-bagai rupa kepada fakir miskin, memberikan sebahagian apa yang ada padanya. Maka kalau mereka ada uang sepuluh (dirham), mereka memberi sedekah kepada fakir miskin empat atau lima rupiah. Dan sebahagian lagi dari mereka memberikan segala apa yang ada.

Ibnu Umar senantiasa berbuka puasa bersama dengan fakir miskin. Apabila sesuatu waktu keluarga beliau tidak menyediakan makanan untuk para fakir miskin, beliau tidak memakan pada malam itu.

Jika beliau sedang makan datang orang miskin, niscaya beliau bangun memberikan bahagiannya kepada orang miskin yang baru datang itu. Karena itu, beliau sendiri kelaparan semalam suntuk.

Pada suatu petang, datanglah seorang peminta-minta kepada Imam Ahmad, yang pada masa itu lagi memegang roti untuk makanan berbuka puasa. Maka dengan tulus ikhlas Imam Ahmad memberikan rotinya kepada peminta itu dan beliau ikhlas pula menahan lapar sepanjang malam.

Dari keterangan di atas ini nyatalah, bahwa di antara amalan bakti di bulan suci Ramadlan, ialah bermurah tangan, memberikan jamuan makan kepada fakir miskin, memberi pertolongan kepada yang menghendakinya dan yang berhajat.

Referensi berdasarkan Tulisan Tgk. Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy Dalam Buku Pedoman Puasa