Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hadits Larangan Hasut Dan Mencari-Cari Kesalahan Orang Lain

Hadits Larangan Hasut Dan Mencari-Cari Kesalahan Orang Lain
LARANGAN HASUT

Allah SWT. berfirman,

أَمْ يَحْسُدُوْنَ النَّاسَ عَليَ مَا ءَاتَاهُمُ الله مِنْ فَضْلِهِ (النساء 54)

“Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang Allah telah berikan kepdanya?” (Qs. An Nisaa(4) : 54)

HARAMNYA MENCARI-CARI KESALAHAN ORANG LAIN DAN MENGUPING PEMBICARAAN ORANG

وَ لاَ تَجَسَّسُوْا

“Dan janganlah kalian saling mencari-cari kesalahan orang lain.” (Qs. Al Hujuraat(49) : 12)

وَ الَّذِيْنَ يُؤْذُوْنَ اْلمُؤْمِنِيْنَ وَ اْلُمؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوْا, فَقَدِ احْتَمَلُوْا بُهْتَانًا وَ إِثْمًا مُبِيْنًا

“Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka itu telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” (Qs. Al Ahzaab(33) : 58)

1578- وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ , أَنَّ رَسُوْلَ اللهٍِْ  قاَلَ : (( إِيَّاكُمْ وَالظَنَّ , فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيْثِ , وَلاَ تَحَسَّسُوا , وَلاَ تَجَسَّسُوا, وَلاَ تَنَافَسُوا , وَلاَ تَحَاسَدُوا , وَلاَ تَبَاغَدُوا ,وَلاَ تَدَابَرُوا وَكُوْنُوا عِباَدَ اللهِ اِخْوَانَا كَمَا اَمَرَكُمْ. اَلْمُسْلِمُ أَخُوْ الْمُسْلِمِ لاَ يَظْلِمُهُ وَلاَ يَخْذُلُهُ وَلاَ يَحْقِرُهُ التَّقْوَى هَاهُنَا التَّقْوَى هَاهُنَا)) وَيُشِيْرُ اِلَى صَدْرِهِ ((بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ إِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ اِلَى اَجْسَامِكُمْ وَلاَ اِلَى صُوَارِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ اِلَى قُلُوْبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ.

1578. Dari Abu Hurairah RA, “Nabi SAW. bersabda, ‘Jauhilah oleh kalian berprasangka, karena berprasangka merupakan sejelek-jelek pembicaraan, serta janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain. Janganlah kalian saling berdebat, saling menghasut, saling benci-membenci dan saling belakang-membelakangi, tetapi jadilah kalian hamba Allah yang bersaudara sebagaimana yang diperintahkan kepada kalian. Orang Islam adalah saudara bagi orang Islam yang lain, tidak boleh saling menganiaya, membiarkan, mendustakan dan saling menghina. Takwa itu di sini (beliau mengisyaratkan ke dadanya tiga kali). Seseorang sudah bisa dikatakan jahat apabila dia menghina saudaranya yang muslim. Setiap orang Islam terhadap orang Islam yang lain adalah haram darahnya, kehormatannya dan hartanya. Sesungguhnya Allah tidak memandang tubuh, rupa, dan amal perbuatan kalian, tetapi memandang kepada hati dan perbuatanmu.”

وَ فِي رِوَايٍَة : وَ لاَ تَحَاسَدُوْا , وَ لاَ تَبَاغَضُوْا , وَ لاَ تَجَسَّسُوْا , وَ لاَ تَحَسَّسُوْا , وَ لاَ تَنَاجَشُوْا , وَ كُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا.

Dalam riwayat yang lain dikatakan, “Dan janganlah kalian saling menghasut, saling membenci serta janganlah kalian saling mencari-cari kesalahan orang lain dan saling jelek-menjelekkkan, tetapi jadilah hamba Allah yang bersaudara.”

وَ فِي رِوَايٍَة : وَ لاَ تَقَاطَعُوْا , وَ لاَ تَداَبَرُوْا , وَ لاَ تَبَاغَضُوْا , وَ لاَ تَحَاسَدُوْا وَ كُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا ,

Dalam riwayat lain dikatakan, “Dan janganlah kalian saling memutuskan tali persaudaraan, saling membelakangi, saling membenci dan saling menghasut dan jadilah kalian hamba Allah yang bersaudara.”

و فِي رِوَايٍَة : وَ لاَ تَهاجَرُوْا وَ لاَ تَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَي َبيْعِ بَعْضٍ, رواه مسلم بكل هذه الروايات , وروي البخاري أكثرها.

Dalam riwayat lain dikatakan, “Janganlah kalian saling diam-mendiamkan, dan janganlah sebagian dari kalian berjual beli atas jual beli orang lain.” (Diriwayatkan oleh Muslim, tetapi sebagian besar diriwayatkan oleh Bukhari)

1579- وَعَنْ مُعَاوِيَةَ رَضِيَ الله ُعَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ  يَقُوْلُ : ( إِنَّكَ إِنِ أتَّبَعْتَ عَوْرَاتِ الْمُسْلِمِيْنَ أَفْسَدَتْهُْ , أَوْ كِدْتَ تُفْسِدَهُمْ ), رَوَاهُ اَبُوْ دَاوُدَ.

1579. Dari Muawiyah RA., “Ia mendengar Rasulullah SAW. bersabda, ‘Sesungguhnya apabila kamu selalu mencari-cari aib kaum muslimin, berarti kamu akan merusak mereka, atau hampir merusak mereka.” (HR. Abu Dawud dengan sanad yang shahih)

1580-وَعَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ , أَنَّهُ اُتِيَ بِرَجُلٍ فَقِيْلَ لَهُ : هَذَا فُلاَن تَقْطُرُ لِحْيَتَهُ خَمْرًا , فَقَالَ: إِنَّا قَدْ نُفِيْنَا عَنِ التَّجَسُّسِ , وَلَكِنْ إِنْ يَظْهَرْ لَنَا شَيْئٌ , نَأْخُذُ بِهِ, رَوَاهُ أَبُوْ دَاوُدَ.

1580. Dari Abdullah bin Mas’ud RA., “Ada seseorang yang dihadapkan kepadanya, kemudian dikatakan bahwa si Fulan itu jenggotnya masih meneteskan minuman keras, kemudian Abdullah berkata, ‘Sesungguhnya kami telah dilarang untuk mencari-cari kesalahan, tetapi kalau kami benar-benar mengetahui adanya suatu penyelewengan, maka kami pasti akan menghukumnya.” (HR. Abu Dawud)