Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hadits Larangan Berkhalwat Dengan Wanita Bukan Mahram

Hadits Larangan Berkhalwat Dengan Wanita Bukan Mahram
LARANGAN BERKHALWAT DENGAN WANITA YANG BUKAN MUHRIM

Allah SWT berfirman:

وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ [سورة الأحزاب الآية : 53].

“Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada orang-orang perempuan, maka mintalah dari belakang tabir.” (Qs. Al Ahzaab (23): 53)

1636- وَعَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ، قَالَ : ((إِياَّكُمْ وَالدُّخُولَ عَلَى النِّسَاءِ !)) فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ: أفَرَأيْتَ الْحَمْوَ؟ قَالَ: ((الْحَمْوُ الْمَوْتُ ! )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

1636. Dari Uqbah bin Amir RA, “Bahwasanya Rasulullah SAW. bersabda, “Takutlah kalian untuk bertamu kepada wanita! Seorang laki-laki Anshar bertanya, “Bagaimana kalau wanita itu ipar?” Rasulullah SAW. bersabda, “Ipar sama dengan kematian.” (HR. Bukhari dan Muslim)

1637- وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ  قَالَ: ((لاَ يَخْلُوَنَّ أَحَدُكُمْ بِامْرَأَةٍ إلاَّ مَعَ ذِي مَحْرمٍ)) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

1637. Dari Ibnu Abbas RA, “Bahwasanya Rasulullah SAW. bersabda, “Janganlah sekali-kali salah seorang di antara kalian bersunyi-sunyi dengan perempuan lain, kecuali disertai muhrimnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

1638- وَعَنْ يُرَيْدَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ  : (( حُرْمَةُ نِسَاءِ الْمُجَاهِدِينَ عَلَى القَاعِدِينَ كَحُرْمَةِ أُمَّهَاتِهِمْ، مَا مِنْ رَجُلٍ مِنَ الْقَاعِدِيْنَ يَخْلُفُ رَجُلاً مِنَ الْمُجَاهِدِينَ فِي أَهْلِهِ، فَيَخُونُهُ فِيْهِمْ إِلاَّ وَقَفَ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، فَيَأْخُذُ مِنْ حَسَنَاتِهِ مَا شَاءَ حَتَّى يَرْضَى)) ثُمَّ الْتَفَتَ إِلَيْنَا رَسُوْلُ اللهِ r فَقَالَ: ((مَا ظَنُّكُمْ؟)) رَوَاهُ مُسْلِمٌ .

1638. Dari Buraidah RA, ia berkata, “Rasulullah SAW. bersabda, “Kehormatan isteri orang-orang yang berperang di jalan Allah bagi orang yang tidak ikut berperang, seperti haramnya ibu mereka. Dan tidak ada seorang pun yang tidak ikut berperang dan diserahi oleh temannya yang berperang untuk menjaga isterinya, kemudian ia mengkhianatinya, maka nanti pada hari kiamat, ia akan berhenti untuk diambil kebaikan-kebaikannya oleh orang yang berperang sekehendak hatinya, sampai ia merasa puas.” Kemudian Rasulullah SAW. menoleh kami dan bersabda, “Bagaimana perasaanmu?.” (HR. Muslim)