Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

HADITS KEUTAMAAN SHALAT SUNAT MAGHRIB

HADITS KEUTAMAAN SHALAT SUNAT MAGHRIB
201- SHALAT SUNNAT MAGHRIB

Pada bab-bab terdahulu telah disebutkan sebagian hadis yang menyangkut tentang shalat sunnat sesudah shalat maghrib, yaitu hadis Ibnu Umar[1] dan hadis ‘Aisyah[2] yang mana kedua-duanya merupakan hadis sahih, disebutkan: “Bahwasanya Nabi SAW. senantiasa mengerjakan shalat sunnat dua rakaat sesudah shalat Maghrib.”

1129- وَ عَنْ عَبْدِ الله بْنِ مُغَفَّل رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ ، قَالَ: ((صَلُّوا قَبْلَ الْمَغْرِبِ)) قَالَ فِي الثَّالِثَةِ: ((لِمَنْ شَاءَ) رَوَاهُ الْبُخَارِي.

1129. Dari Abdullah bin Mughaffal RA, dari Nabi SAW. Beliau bersabda, “Shalatlah kalian sebelum maghrib.”[3] Kemudian pada perintah yang ketiga kalinya, beliau bersabda, “Bagi siapa saja yang menghendakinya.”[4] (HR. Bukhari)

1130- وَ عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: لَقَدْ رَأَيْتُ كِبَارَ أصْحَابِ رَسُوْلِ الله ، يَبْتَدِرُونَ السَّوَارِيَ عِنْدَ الْمَغْرِبَ. رَوَاهُ الْبُخَارِي.

1130. Dari Anas RA, ia berkata: “Saya melihat para sahabat tua Rasulullah SAW. selalu bersegera dalam mengerjakan shalat sunat Maghrib. (HR. Bukhari)

1131- وَ عَنْهُ قَالَ: كُنَّا نُصَلِّي عَلَى عَهْدِ رَسُوْلِ الله ، رَكْعَتَيْنِ بَعْدَ غُرُوْبِ الشَّمْسِ قَبْلَ الْمَغْرِبِ، فَقِيْلَ: أكَانَ رَسُوْلُ الله  صَلاَّهُمَا؟ قَالَ: كَانَ يَرَانَا نُصَلِّيهِمَا فَلَمْ يَأْمُرْناَ وَلَمْ يَنْهَنَا. رَوَاهُ مُسْلِمُ.

1131. Dari Anas RA. ia berkata :”Pada masa Rasulullah SAW. kami terbiasa untuk melaksanakan shalat sunnat dua rakaat sesudah maatahari terbenam, sebelum mengerjakan shalat maghrib.” Seseorang bertanya: “Apakah Rasulullah SAW. mengerjakan shalat sunnat itu?“ Anas menjawab: “beliau melihat kami mengerjakan shalat sunnat itu, dan beliau tidak menyuruh ataupun melarang kami.” (HR. Muslim)

1132- وَ عَنْهُ قَالَ: كُنَّا بِاْلمَدِينَةِ فَإِذَا أذَّنَ المُؤَذِّنُ لِصَلاِةِ الْمَغْرِبِ، ابْتَدَرُوا السَّوَارِيَ، فَرَكَعُوْا رَكْعَتَيْنِ، حَتَّى إنَّ الرَّجُلَ الْغَرِيبَ لَيَدْخُلُ الْمَسْجِدَ فَيَحْسَبُ أنَّ الصَّلاَةَ قَدْ صُلِّيَتْ مِنْ كَثْرَةِ مَنْ يُصَلِّيهِمَا. رَوَاهُ مُسْلِمُ.

1132. Dari Anas RA, ia berkata: “Ketika kami berada di Madinah, apabila muadzin telah mengumandangkan adzan maghrib, maka orang-orang bersegera dalam mengerjakan shalat sunnat dua rakaat, sehingga kalau ada orang asing yang masuk ke masjid, ia akan mengira bahwa shalat Maghrib telah selasai dikerjakan, karena banyaknya orang yang mengerjakan shalat sunnat itu.” (HR. Muslim)

[1] Lihat hadis sebelumnya, nomor 1105
[2] Lihat hadis sebelumnya, nomor 1122
[3] Maksudnya, sholat sunat dua raka’at sebelum shalat fardhu maghrib
[4] Dalam riwayat Imam Bukhari, terdapat tambahan: “karena beliau tidak menginginkan, para shahabatnya menjadikan ke dua rakaat sebagai sunatnya.” Dan dalam Shahih Sunan Abu Dawud –dengan ringkasan sanad 1/238 nomor 1140 dikatakan: ““Shalatlah kalian sebelum maghrib dua rakaat.”